Happy reading...
Typo bertebaran...
...
Ketahuilah, saat ini Renjun sedang menatap penuh tanda tanya pada pelantaran cafe Doyoung, sejak beberapa menit yang lalu, laki laki yang belum pernah lihat terus menggedor pintu kaca itu.
Tak lama sosok Doyoung keluar, yang membuat mata Renjun ingin melompat keluar kala laki laki asing itu menerjang Doyoung.
"Hmph!"
Sungguh Renjun tidak suka melihatnya.
Bibir mungil milik pemuda Qian itu mengerucut, menandakan ketidak sukaannya kala Doyoung mebawa laki laki asing itu masuk.
Renjun jadi khawatir.
"Renjun,"
Renjun menoleh, matanya menangkap sosok Kun yang tengah berdiri di pintu kamarnya, hendak masuk.
"Ya, ayah?"
Kun tersenyum lembut, "Boleh ayah masuk?"
Renjun mengangguk, kemudian mempersilahkan Ayahnya untuk duduk di ranjang berbalut sprei moomin itu.
Kun menatap Renjun, lalu menepuk sebelah tempat kosong di sisinya.
"Ayah, ingin berbicara dengan mu Renjun."
Renjun menurut, dia duduk di samping Kun. Siap menyimak apa yang akan Ayahnya sampaikan.
"Renjun....."
Kun menatap anaknya, bukannya Kun tak tahu tentang perasaan Renjun kepada Doyoung. Dan hal ini lah yang akan Kun bahas dengan Renjun.
"Kau tau Renjun, cinta itu tidak harus memiliki,"
Renjun sedikit tidak mengerti apa yang akan Kun bahas.
"Tapi, bukan berarti kau boleh menyerah, jika kau menginginkan nya maka kejarlah."
Renjun menatap Ayahnya.
Tangan hangat yang selalu melindungi anak satu satunya itu pun terangkat, mencoba mengelus surai abu abu kelam putranya.
"Tapi, apa kau siap menerima konsekuensinya?"
Sungguh Kun ingin menangis dan bahagia,
Lihat anak manisnya ini, dulu begitu polos dan manja. Namun sekarang sudah mengenal apa itu cinta, rasanya waktu berlalu begitu cepat.
Membuat air mata di wajah tampan itu meleleh tanpa sengaja.
"A, Ayah?" Ucap Renjun khawatir ketika melihat air mata milik ayahnya.
Kun tersenyum, lalu memeluk Renjun,
Dalam kesunyian itu, alam seolah bertepuk tangan melalui hujan. Seakan mereka gembira melihat putra manisnya ini akan mengambil jalan sulit menuju kisah cintanya sendiri.
Dan Kun tidak akan pernah tega melihat itu, sebuah kemustahilan jika Renjun dapat menggapai cintanya.
Karena Kun tau,
Doyoung masih sangat mencintai Jaehyun
.
.
.Mata bulat itu memandang sayu hujan di luar sana, merasa jika alam sedang ikut bersedih.
Taeyong mengusap bingkai foto tua yang selalu dibawanya kemana pun dia pergi. Tanpa sadar air matanya ikut menetes.
"Kenapa? Kau tega melakukan ini padaku?"
Guman Taeyong pada sosok di bingkai itu, berharap dia yang di sana mendengarnya.
"Lihat, aku melukainya lagi."
Taeyong menggigit bibirnya, menahan isak tangis yang siap keluar.
"Malaikatku, menangis lagi. Dan itu karena aku."
Taeyong menegakkan pandangannya, melihat kamar miliknya begitu gelap dan suram, seperti hidupnya.
Dulu sekali, masih segar di ingatan Taeyong. Anak manis itu berlari membelah hujan hanya untuk mengantarkan panyung dan se tas piyama yang di dalamnya ada beberapa makanan yang bisa dia makan bersama adiknya nanti.
"BERHENTI!"
Taeyong terkejut saat sebuah suara cempreng khas orang sakit flu berteriak dari belakangnya. Menoleh, Taeyong mendapati seorang anak kecil yang memakai piyama bergambar abjad ABC itu.
Dahi anak itu tertempel plester pereda panas. Terlihat lucu sekali.
Anak itu berjalan mendekat, menghampiri Taeyong yang saat itu basah kuyup karena tak memakai payung.
"Ini." Ucap anak itu sambil menyodorkan se tas penuh yang entahlah Taeyong tak tau isinya.
"Apa?" Tanya Taeyong ragu.
Anak itu terlihat tersenyum, lalu memberikan bingkisan itu langsung pada tangan dingin Taeyong.
"Semoga kau berguna untukmu dan adikmu."
Dahi Taeyong berkerut, tidak memahami ucapan anak itu. Namun saat ingin bertanya, tiba tiba anak itu berlari menjauh, meninggal kan Taeyong yang ternganga mengintip isi tas itu.
"Jungwoo, hari ini kita bisa makan!"
Taeyong tersenyum pedih mengingat kejadian itu, kenapa orang baik seperti dia harus selalu terluka?
Dan Taeyong lah penyebabnya.
...
Yok, semoga bisa triple up :)
Jangan bosen, btw mau cerita angst family or happy family?
Semangat puasanya!
Salam manis
IAKUMA_CHAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻