Happy reading...Typo bertebaran...
...
Malam makin larut, dentingan jam terdengar memecah kesunyian.
Dengan tubuh lemasnya, Doyoung berjalan menggendong Jaemin yang sudah terlelap mengarungi alam mimpi yang indah, mungkin?
Ha, Doyoung tak tau itu, sebab baik mimpi mau pun kenyataan kisanya selalu tragis.
Jika Jaemin di gendong pada punggung rapuh dengan bantuan selendang, lain lagi dengan Mark dan Jeno yang harus memegang erat tangan Doyoung agar tetap berjalan terarah dalam mata yang sudah hampir tertutup.
Doyoung lelah, menopang beban di bahunya. Beban batin yang amat besar dan beban kedua tas besar yang menggantung sempurna di pundaknya.
"Papa, kita mau kemana?" Tanya Mark yang sudah mulai kelelahan.
"Ke rumah paman Ten." Jawab Doyoung sambil membenahi posisi tas besarnya.
"Dimana itu?" Kali ini Jeno yang bertanya.
"Jauh dari keramaian."
Mereka terus berjalan, mencoba mengejar keberangkatan terakhir kereta malam ini.
Apapun yang terjadi Doyoung akan membawa pergi anak anaknya menjauh dari jangkauan Jaehyun. Kepuasan nya sudah bulat, dia sudah tidak bisa bertahan lagi.
Doyoung lelah, dimana harus memendam rasa sesak di dadanya selama dua tahun terakhir.
Apalagi ketika dia melihat wajah yang familiar Suaminya tengah mengelus sayang perut buncit sahabat--mantan sahabatnya maksud Doyoung.
Bahkan saat diam diam dia menguntit suaminya itu, Doyoung menjadi tau semua kebusukan mereka.
Rasanya sakit sekali.
"Kita naik kereta papa?" Tanya Jeno nampak antusias.
Doyoung mengangguk. "Benar, kau suka?"
"Suka!"
Dan malam kelam ini akan mengakhiri kisah hidup Doyoung dan Jaehyun.
Serta membuka lembaran baru kisah hidupnya bersama tiga malaikat kecilnya.
...
Eh, ia mau tanya pas puasa kalian baca ff apa?
Kalau ia lagi suka baca markren hehehe, lucu banget sih. Mana bikin mood happy terus.
Jan lupa vote and komen.
Salam manis
IAKUMA_CHAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻