Side 19.

5.9K 674 59
                                    

Happy reading...

Typo bertebaran...










....

Andai jika Jaehyun tau, jika dia sangat ingin kembali lagi seperti dahulu tapi nyatanya Doyoung tak bisa, kisah mereka mungkin sudah habis sampai disini.

Ya, Kim Doyoung menolak tawaran Jaehyun.

Bukan tanpa alasan, sebenarnya Doyoung tau jika semua kisah hidupnya ini terjadi karena ketidak mampuannya dalam menahan semua luka,

Mulai dari hampir membunuh Mark yang baru saja Taeyong buang di panti asuhan. Sungguh bisikan iblis kala itu sangat menggoda tuk mendosa.

Kemudian Doyoung juga hampir bunuh diri karena tiba tiba saja, ayah mertuanya berlutut meminta Doyoung untuk Jaehyun bertanggung jawab akan kehamilan Taeyong yang itu dilakukan oleh ayah mertuanya. Sangat biadab.

Dan harusnya Doyoung tau jika di sisi itu bukan hanya dia saja yang tersakiti. Andai saja dia dapat menahan cemburu, mungkin kini mereka bisa menjadi keluarga cemara.

Dia, Jaehyun dan Taeyong.

Tapi tentu saja itu bukan kehendak manusia, Tuhan sudah menggariskan takdir rumit ini pada kisah mereka.

Iblis pun memberi jutaan pilihan dengan iming iming menggoda, tapi Doyoung dengan sisa akal manusianya mencoba berdamai dengan luka.

Dia tidak membunuh Mark, tapi Doyoung merawat dan membesarkan Mark saat luka di dalam hatinya sudah membaik.

Doyoung juga menyetujui permintaan ayah mertuanya, tapi hati nya terlalu lelah dengan timpaan luka yang bertubi tubi membuatnya memilih ke egoisan.

Memisahkan masa lalu kelamnya agar dapat hidup dengan baik.

Membawa ketiga putranya.

"Doyoung," itu Ten yang memanggil Doyoung.

Ruang rawat bernomor 127 itu terasa ramai dengan banjiran air mata, isakan terdengar cukup keras tapi tidak juga membuat sosok manis bak malaikat itu terbangun dari tidur nya.

Jaemin menjerit sambil menarik kuat rambut berwarna baby blue nya, membuat semua orang di ruangan itu berteriak panik.

"PAPA BANGUN! HIKS."

Jeno dengan sisa tenaga yang ada berusaha meraih Jaemin dalam pelukan hangat guna menenangkanmya. Mark menutup wajah nya yang sudah di penuhi air mata, dia tak tega melihat Jaemin yang selalu ceria kini menjadi suram tak terkendali.

Renjun hanya diam menggigit bibir seraya meremas hoodie putih yang di kenakannya. Berdiam diri di sudut ruangan.

"Hiks, papa...."

Ten menahan tangis kala melihat wajah merah sembab milik Jaemin, hatinya menjadi sakit.

Dia ingat tiga hari yang lalu Jaemin berlari bak orang gila saat melihat Doyoung terbaring lemah di sofa. Dengan wajah yang sudah di penuhi air mata, Jaemin menggedor gedor rumah Ten. Mencoba mencari bantuaan.

Dan menurut keterang Jeno, Doyoung melemah karena baru saja di temui Taeyong.

Saat itu Taeyong berkata tengah hamil anak Jaehyun, dan seketika hanabyou disease milik  Doyoung kambuh, Doyoung memuntahkan higanbana atau biasa dikenal Renjun sebagai amarllys, sang pelambang kematian dimana bercampur darah segar.

Sontak membuat semua orang yang berkumpul syok dan segera membawa Doyoung ke rumah sakit terdekat.

"Papa tidak pernah memberitahu kami kalau dia mengidam penyakit langka ini." Ucap Jeno lemah kala dokter memberitahu keadaan Doyoung

Jaemin hampir limbung jika saja Mark tak menyangga nya.

"Kami juga mengatakan jika pasien bernama Kim Doyoung mengalami koma dengan jangka waktu yang belum bisa kami prediksikan."

Dalam sekejap dunia mereka hancur seketika.

Mark yang sedikit bingung dengan keadaan yang harus dia hadapi.

Jaemin yang sudah pingsan di dekapan Mark.

Jeno yang mulai meneteskan air mata berharganya,

Dan Renjun yang sudah kehilangan semangat hidupnya.

Mereka semua terluka di saat bersamaan dan mencoba bangkit lagi, walau rasanya mungkin akan sulit. Tapi selama Doyoung masih di bumi dengan kebusukan dunia yang luar biasa ini, harapan pasti akan ada.

"Papa bangun, hiks..."




...

Maaf baru up, sibuk banget sih.

Sowwy jika chap ini tak memuaskan.




Salam manis

IAKUMA_CHAN

Dark Side [JaeDo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang