Happy reading...Typo bertebaran...
....
Ten menatap keluarga Jung yang duduk di meja dekat jendela yang merupakan spot favorit para pengunjung a piece of cake, jam dinding menunjuk angka 16.09 yang dimana waktu orang orang berbondong bondong pergi untuk menikmati kudapan spesial cafe itu, kini terlihat sepi sebab tulisan close terpampang angkuh di depan pintu.
Kun datang membawa beberapa gelas teh herbal, katanya untuk meredam emosi masal itu. Entahlah Ten kurang mengerti.
Dibelakangnya, Renjunnl membawa senampan kudapan enak menggoda iman. Salah satunya Mochi strowberry, menu spesial a piece of cake hari ini.
"Silahkan." Ucap Renjun dengan canggung.
Doyoung mengangguk dan tersenyum manis ke arah Renjun, membuat jantung Renjun memompa dengan cepat.
'sial, tampan sekali.' Batin Renjun menggila.
"Jadi?" Kun memulai. "Ada yang bisa menjelaskan?"
Doyoung mengangguk, dia yang duduk di dekat jendela pun berdiri. "Seperti itulah."
Ten menepuk jidatnya, sungguh apa Doyoung ini benar benar berniat menceritakan asal muasal kekacauan ini.
"Doy, aku serius." Kun berucap.
Doyoung mengangkat acuh bahunya, lalu kembali duduk sambil menatap keluar jendela. Terlalu malas menatap Jaehyun yang ada di depannya.
"CIH, ANAKMU ITU YANG MEMULAI SEMUA INI!" Chenle kembali memulai pertengkaran.
"Heh! Coba tanya pada ibumu itu dari mana akar kita ada disini." Jaemin sudah kepalang marah, bahkan dia dengan berani menunjuk Taeyong tepat di depan wajahnya.
Sungchan menampik tangan Jaemin. "Apa kau tak punya sopan santun."
Alis sebelah Jaemin terangkat.
"HAHAHAHA PERSIS SEPERTI IBUNYA." Chenle tertawa terbahak bahak.
Jeamin geram ingin rasanya melempar Chenle dengan seloyang cake kadaluarsa buatan Mark yang rasanya buruk sekali.
BRAK!
Semua mata menoleh menatap Jeno yang menggebrak meja dengan keras, membuat semua orang terdiam seketika.
Bahkan Doyoung yang nampak tak perduli menoleh menatap Jeno, anaknya yang paling lemah lembut dan anti kekerasan.
"Tau apa kau tentang ibuku?" Jeno berucap sinis.
Ini kali pertama Jeno berucap dengan sinis, membuat keluarganya shock.
"Ibuku selalu mengajarkan sopan santun dengan benar, coba tanya pada si Taeyong itu apa dia punya sopan santun?"
Tiba tiba sebuah cangkir berisi teh herbal yang hangat itu mengenai kepa Jeno, membuat semua orang terbelalak tak percaya.
Bahkan Jeno sendiri yang sekarang menatap Jaehyun dengan tatapan terluka.
Benar, Jaehyun lah yang menyiram kepala Jeno.
"Bisa jaga bicaramu JUNG JENO." Jaehyun nampak marah.
Jeno terdiam, terlalu shock dengan sikap ayahnya. Ternyata benar kata Jaemin, Daddy sudah tak menyayangi mereka lagi.
"Hah? Anda tak suka selingkuhan eh ups! Istri anda jadi bahan gunjingan?" Demi apapun itu Jaemin tercengang dengan sikap saudara kembarnya ini.
"JUNG JEN--"
PLAK!
Ucapan Jaehyun terpotong kala tangan indah milik Doyoung menampar keras pipi kirinya.
"Memang kau siapa berani membentak putra ku?" Doyoung berujar dingin.
Membuat Ten yang notabene nya sahabat sedari kecil Doyoung menganga tak percaya. Kim Doyoung, yang terkenal ramah dan sabar dapat bersikap berkebalikan?
What the hell, Ten sungguh tak percaya walau buktinya sudah ada di depan mata.
"Kau tak berhak menghakimi putraku." Doyoung meraih cangkir teh nya, lalu menyiram kan nya ke kepala sang mantan suami. "Apalagi berani menyiram anak ku dengan teh, padahal aku saja tak pernah melakukannya. KAU PIKIR KAU SIAPA, HAH!?"
Nafas Doyoung memburu, terlalu marah melihat putranya di perlakukan demikian.
"Lebih baik kalian pergi sebelum ku tendang."
...
Double up,
Yeah, i love me too....
Salam manis
IAKUMA_CHAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻