Happy reading...
Typo bertebaran...
....
Hari ini Jaehyun datang kembali ke a piece of cake, tentu saja untuk bertemu Kim Doyoung. Bermaksud melurus kan kesalah pahaman beberapa hari lalu, juga untuk meminta maaf pada Jeno.
Di depan pintu kaca yang bertuliskan 'open' Jaehyun berdiri dengan ragu.
Mata hazelnya, menatap seluruh penjuru cafe, melihat suasana di dalam.
Bibirnya melengkung ke atas kala melihat Mark yang sedang membersihkan meja, Jeno yang mengantar pesanan, dan Jaemin yang menguasai meja kasir.
Melihat para putranya yang bekerja dengan giat, Jaehyun merasa bangga.
"Jaehyun,"
Jaehyun terlonjak kaget kala suara lembut yang amat dirindukannya itu terdengar dari belakang. Dan Jaehyun menoleh untuk memastikan.
Disana, berdiri Doyoung yang memakai apron beruang berwarna pink dengan tatapan bertanya.
"Kenapa tidak masuk?" Tanya Doyoung ramah.
Jaehyun tertegun, bukan kah beberapa hari lalu Doyoung membencinya tapi kenapa sekarang...
"Jaehyun?"
"I-Iya?" Jaehyun gugup.
Doyoung tersenyum tipis, "Kenapa kau tidak masuk?"
Jaehyun menggeleng, "Tidak, aku disini ingin berbicara dengan mu ."
Doyoung terkejut, tentu saja. Tidak pernah terpikir di otaknya Jaehyun akan datang kembali ke sini.
"Kalau begitu, ayo kerumah."
Doyoung mengajak Jaehyun ke dalam rumahnya di lantai dua melalui tangga belakang cafe. Dia tau jika ketiga putranya pasti akan marah jika sampai melihat Jaehyun.
Rumah Doyoung memang memiliki dua akses masuk, yang pertama dari dalam cafe dan kedua dari tangga darurat di luar.
Ketika Doyoung membuka pintu kayu yang nampak usang itu, Jaehyun merasa dia sudah banyak melewatkan semua kisah hidup Doyoung, benar benar suami yang buruk.
"Masuklah, Jaehyun."
Jaehyun melepas alas kakinya, lalu berganti dengan sandal rumah berkepala kelinci yang telah di siapkan Doyoung.
Mengamati sekeliling, rumah Doyoung terasa begitu nyaman dan hangat. Sofa dengan motif bunga di tengah ruangan lah tempat dimana Jaehyun mendaratkan pantatnya.
"Mau minum apa?" Tanya Doyoung.
"Seadanya aja."
Doyoung mengangguk, lalu berjalan kedapur kecil yang ada di sebelah kamar mandi tak jauh dari tempat Jaehyun duduk.
Jaehyun terus mengamati Doyoung yang berkutat di dapur kecil tanpa sekat itu. Terlihat masih sama saat pertama kali mereka menikah. Wajahnya, badannya, senyum manis dan tatapannya. Semua adalah favorit Jaehyun sampai sekarang.
"Doyoung," panggil Jaehyun.
Doyoung mendongak, mata indahnya bertubrukan dengan hazel Jaehyun.
"Ayo pulang bersamaku lagi."
Seketika dunia Doyoung bergetar, ribuan kupu kupu seakan hendak keluar dari dalam perutnya. Rasa membuncah amat terasa di dada Doyoung.
"Kau mau?"
.
.
.Taeyong berdiri di depan nisan yang sudah berdebu. Mata bulatnya menatap sendu nisan itu.
Angin berhembus membuat suasana di pemakaman ini terasa begitu kelam.
"Aku akan melepas janji yang mengikat Jaehyun." Ucap Taeyong lirih.
"Aku tak tahan melihat kekacauan ini, seharusnya kau lah yang bertanggung jawab untuk kekacauan ini." Taeyong terdiam sesaat. "Kau lah penyebabnya. Andai aku tak membutuhkan mu dulu, tapi semua sudah terjadi, waktu juga tidak bisa di putar."
Untuk terakhir kalinya Taeyong menatap nisan itu sebelum melangkah pergi.
"Mari selesaikan kesalah pahaman yang rumit ini, walau tak akan berjalan mulus."
...
Keknya hampir habis deh...
Salam manis
IAKUMA_CHAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻