Side 6.

7.2K 780 26
                                    


Happy reading...

Typo bertebaran...








....

Renjun, menatap kagum pada tamu yang ada di rumahnya sore ini. Dia amat sangat terkejut kala sepulang sekolah, bukan Ten yang biasanya menjaga kasir toko bunga keluarganya, melainkan seorang pria manis bermata kelinci lah yang menyambutnya tadi.

Well, toko dan rumah Renjun itu menjadi satu, lantai bawah untuk toko bunga dan lantai atas untuk tempat tinggal.

"Selamat datang," Ucap paman Kelinci itu.

Dimana tiba tiba dada pria kecil itu bergetar entah karena apa.

Maklum Renjun kan masih Tk.

"Renjun, mulai sekarang Mark, Jeno, dan Jaemin itu saudaramu." Ucap ayahnya, Kun.

Renjun mengangguk paham.

Melihat betapa manis anak sahabatnya, Doyoung lantas tersenyum senang, dimana membuat Renjun menatapnya tak berkedip.

Bahkan saat acara makan malam dimulai, Renjun terus menatap Doyoung penuh puja, dimana membuat Jeno mendengus tidak suka.

"Doy, gimana rencana selanjutnya?" Tanya Kun.

Kini mereka tengah duduk santai di depan ruang tengah sambil menonton televisi.

Doyoung menatap suami sang sahabat, "Saya, pengen buat rumah sama caffe kecil kecilan."

"Wah, bagus itu. Disini belum ada caffe, sih." Sahut Ten yang baru datang dari dapur.

"Makasih, By."

Ucap Kun kala Ten memberinya secangkir teh herbal dari bunga mawar.

"Hm."

Kemudian Ten menyerahkan lagi secangkir untuk Doyoung, lalu mulai ikut duduk di sofa sebelah Kun.

"Tapi gak tau juga, uang saya cukup atau tidak untuk membangun dan membeli perlengkapannya." Doyoung memulai sesi sarannya.

Kun mengangguk, "Emang berapa modal Kamu."

"Enggak banyak, soalnya ini murni uang tabungan aku dari zaman masih ada ortu."

Kedua pasangan di depannya mengangguk,

"Belum lagi buat kebutuhannya anak anak, kan mereka juga harus sekolah." Lanjut Doyoung.

Rasanya kepala Doyoung mau pecah saja.

"Gimana kalau jualan kue keliling dulu? Kamu kan Jago bikin kue." Seru Ten kala teringat masa lalu Doyoung.

Doyoung pun mengangguk, boleh juga ide Ten. "Boleh juga."

"Sambil kumpul kumpul modal, gak malu kan?"

Doyoung tersenyum. "Ngapain saya malu Ten."

"Ya, habisnya kan, ibarat kata kamu tuh putri kerajaan yang didepak dari istana."

Mendengar ucapan Ten, sontak Doyoung tertawa keras.

Putri katanya.

Nggak cocok, kan Doyoung pria, harusnya pangeran.

"Yaudah, udah malam. Besok di lanjut lagi, kasian Doyoung kek nya udah capek juga." Ucap Kun mengakhiri percakapan mereka malam ini.




....

Lama tak berjumpaaa,

Padahal ia bilangnya tiap hari up tp keknya tetep gak bisa walau udah singkat banget.


Salam manis

IAKUMA_CHAN

Dark Side [JaeDo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang