Happy reading...
Typo bertebaran...
....
Jaemin menatap nyalang Chenle yang dibantu berdiri oleh Sungchan. Nafasnya memburu, menandakan dia siap meledak kali ini.
Tak perduli dengan tatapan para pengunjung cafe yang tertuju padanya, Jaemin berjalan angkuh kearah dua bocah itu, tanpa menyadari keberadaan Jaehyun.
Jaemin berkacak pinggang, dilihatnya Chenle dari atas hingga bawah, menilai pemuda pendek di depannya itu.
"Di lihat lihat, pakaian mu bagus. Tapi kenapa tak mencerminkan dirimu?"
Mata Chenle melebar, "Apa!?"
"Kurasa kau tak tuli," Jaemin memutar malas bola matanya.
Tak terima sang kembaran di hina, Sungchan maju dan mendorong bahu Jaemin.
"Maksud mu apa?"
Jaemin menatap bahu kirinya yang tadi di dorong Sungchan, di usapnya menggunakan sapu tangan yang di ambil dari kantong celana belakang.
Selesai membersihkan bekas tangan Sungchan, Jaemin kembali menatap Sungchan dengan tersenyum miring.
"Menjijikan." Datar Jaemin.
Sungchan tak menjawab hanya menatap Jaemin sama datar nya.
Mata indah Jaemin mengarah kebelakang tubuh besar Sungchan, dimana lansung bersitatap dengan Jaehyun.
Jaemin tersenyum miring sekali lagi, membuat Jaehyun bingung.
"Kenapa kalian membuat keributan disini?"
Chenle maju kedepan. "ITU KARENA KAKAKMU MENYIRAMKAN EMBER BERISI IKAN PADA IBUKU!"
Jaemin terkikik geli. "Lalu ada masalah?"
Keempat orang di depannya menatap Jaemin bingung.
"Bukan kah ibumu pantas mendapatkan itu?" Jaemin berjalan melewati Chenle. "Enak bukan mendapat hasil kerja keras kakakku tanpa harus bersusah payah memancing di teriknya matahari."
Jaemin tersenyum tipis, kini dirinya berdiri didepan Taeyong yang menatap aneh padanya.
"Tanpa harus mencuri, benarkan?"
Sungchan dan Chenle menatap Jaemin bingung, sebenarnya ini sedang membahas apa?
Jaemin berjalan memutari Taeyong, melihat dari atas ke bawah. Kedua tangannya setia di dalam kantong celana jins.
"Kau tau, kenapa barang secantik dan berharga milikku ditukar dengan rongsokan busuk seperti ini?" Jaemin berhenti di samping Taeyong, mengabaikan Jaehyun yang ada di sebelah kirinya.
"Barang bekas harusnya tau diri." Ucapnya sambil menatap tajam Taeyong.
Jaemin berbalik ke arah Jaehyun. "Dan anda harusnya tau mana yang lebih baik."
Sungchan yang mengerti perkataan Jaemin, lantas menarik kerah baju Jaemin.
"APA MAKSUDMU SIALAN!" Persetan dengan tata krama, Sungchan sudah terlanjur marah.
Bukannya takut, Jaemin malah tertawa lepas tanpa beban.
"Kau tau maksudku, tuan."
Tanpa berkata apapun lagi Sungchan memberikan tinjuan pada pipi mulus Jaemin, membuat semua orang yang ada disitu berteriak histeris, termasuk Doyoung yang baru turun karena mendengar keributan di cafenya.
"BAJINGAN!" Teiak Jeno sambil meninju wajah Sungchan.
Melihat adegan adu jotos itu Mark berinisiatif melerainya, takut ibunya marah.
"Jen jen tenang dong."
Nafas Jeno memburu. "Lepasin bang."
Mark menggeleng, "Nggak, jangan bikin keributan dong."
Jaemin yang baru saja berdiri pun berjalan kearah Doyoung yang mematung melihat mantan suaminya yang kini tengah mengkhawatirkan keadaan Sungchan. Miris sekali, padahal di sana tadi ada Jaemin yang berusaha mengelap darah dari hidungnya.
"Papa.."
Doyoung menatap Jaemin lembut, diusapnya darah yang keluar dari hidung putra manis nya itu menggunakan apron coklat.
"Jaemin nggak papa?"
Jaemin meraih pinggang ramping Doyoung, memeluk papanya erat erat. Sebenarnya dia iri ketika melihat Jaehyun lebih mengkhawatirkan Sungchan yang hanya mendapat pukulan pelan dari Jeno.
Doyoung mengusak rambut putra dengan lembut, dia tau Jaemin sedang menangis. Matanya menatap Jaehyun yang kini juga menatap nya.
Hah, mungkin kali ini a piace of cake harus tutup lebih awal.
...
Sorry kalau tak sesuai harapan.Salam manis
IAKUMA_CHAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻