Happy reading...
Typo bertebaran...
...
Ten, mengelus pundak Doyoung yang kini terduduk lesu didalam toilet cafe miliknya. Baru baru ini Doyoung mulai sering lagi memuntahkan bunga, sama seperti baru pertama kali datang ke tempat ini dulu.
Saat pertama tau penyakit mengerikan ini menyerang sang sahabat, Ten dengan tegas mendorong Doyoung ke meja operasi yang mana langsung pula di tolak Doyoung. Tak kehabisan akal, Ten pun mencoba membuat obat herbal dari jenis tanaman, berhasil namun hanya untuk meringankan saja.
Terlebih hanya Ten dan Kun saja yang tau penyakit ini.
"Doy, minum dulu." Ten menyodorkan segelas air putih ke pada Doyoung yang kini duduk lesu di conter dapur.
Doyoung menerima gelas Ten, dimana dia sendiri juga haus, menjadikan gelas itu kosong seketika.
"Udah mendingan?"
Doyoung mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu itu kenapa?" Ten memulai introgasinya.
Doyoung tertegun, matanya menatap keluar jendela dapur. Mengingat beberapa menit lalu saat dia hendak menyusul Jaemin yang sudah berlari ke toko bunga Ten.
"Aku, baik baik saja Ten." Dusta Doyoung.
Terlalu menyakitkan untuk mengingat wajah mantan suaminya dan anak remaja yang berdiri di luar toko bunga Ten tadi.
Doyoung sudah muak,
Untuk mengingat mereka.
.
.
.Mark baru saja ingin beranjak pulang kerumah saat berhasil memancing sejumlah ekor ikan di hulu sungai dekat air terjun kecil di kaki bukit tak jauh dari resort pemandian air panas.
"Wih, dapet banyak kau Mark?" Tanya Hendry yang mengintip ember kecil yang Mark bawa untuk tempat ikan.
"Iya kah, Mark?" Ini Lucas yang bertanya.
Mark mengangguk. "Hebatkan aku!" Serunya bangga.
"Padahal saat pertama kali kesinu kau payah." Lucas terbang ke masa lalu
Hendry mengangguk. "Sampai nangis gak dapat ikan sendiri."
Ketiganya mengangguk mengingat momen itu, lalu sedetik kemudian tertawa keras, hingga sebuah suara menginterupsi mereka.
"Mark, kau kah itu?"
Hendry dan Lucas berbalik melihat asal suara, sedang Mark hanya diam membeku ditempatnya duduk.
"Mark,"
Lucas menyikut lengan sang sahabat yang kini tengah membeku itu.
"Mark, dipanggil tuh." Hendry berbisik di telinga Mark.
Mark yang baru saja tersadar pun langsunb berdiri dan menyambar embernya, "Aku, pulang dulu!" Ucapnya yang kini berlari kencang.
"HOY, MARK TUNGGU KAMI!" Teriak Lucas yang buru buru mengejar Mark, dimana Hendry pun mengikutinya.
Melihat sang putra pergi tanpa menoleh kearahnya, membuat Taeyong menunduk sedih.
"Ma, kenapa?" Tanya Chenle putra ke duanya.
Taeyong, mengusap sudut matanya, kemudia mengangkat kembali kepalanya. "Ya, Mama baik baik saja."
...
Udah sahur?
Sahur pakai apa?
Hmmm, udah ikut PO Hot Sauce?
Met puasa, buat yang puasa!
Salam manis
IAKUMA_CHAN
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side [JaeDo] ✔
FanfictionDaddy berubah, dan kami benci itu. Benci karena membuat papa menangis. #Jaedo IAKUMA_CHAN🐻