Kim Namjoon
Big Hit Entertainment, 26th October 2018Beberapa malam terakhir aku merasa kesadaranku melayang. Meski aku tidur, aku tidak benar-benar merasa beristirahat, pikiran dan fisikku terus bekerja tanpa henti. Tapi aku sudah terbiasa hidup seperti ini, hidup tanpa jeda dengan energi serta kesadaran tingkat tinggi.
Tidak heran mengapa beberapa public figure berpegangan pada obat-obatan terlarang agar dapat selalu siap memasang wajah di hadapan semua orang.
Timku telah melakukan konser selama dua hari di Prancis, kemudian tanpa beristirahat langsung terbang ke Korea untuk menerima penghargaan dari Presiden Korea Selatan.
Semuanya telah selesai, semestinya malam ini kami menghabiskan waktu untuk tidur di dorm. Tapi Manajer Sejin tiba-tiba menginformasikan bahwa kami akan ke kantor terlebih dahulu karena Bang PD ingin mengatakan sesuatu.
Selama di perjalanan, aku terus memikirkan tentang Song Dain. Sekeras apapun aku berpikir, firasatku terus berkata bahwa ia adalah orang yang kucari sedari dulu. Aku mengetik pesan kepada teman lamaku.
Kim Namjoon: Boleh carikan nomor Song Hyojoo untukku?
Tak lama kemudian, lelaki itu segera membalas.
Oh Minseok: Tentu, aku akan tanya ke beberapa orang.
Kim Namjoon: Terima kasih, man.
Kualihkan pandanganku ke jendela, menatap keramaian kota Seoul di malam hari. Ini pukul sepuluh malam, namun aku melihat banyak orang yang sedang berjalan pulang.
Tak satupun orang yang berhenti dan memandangi indahnya pohon di pinggir jalan yang dililit oleh lampu LED atau bulan yang tampak cerah, tidak malu dan bersembunyi di balik awan malam ini. Kota ini dipenuhi oleh orang sibuk tanpa ampun, nyaris semuanya menjalani hidup yang sama.
Setelah beberapa saat berjalan melalui ramainya jalan poros di kota Seoul, akhirnya kami tiba. Kami segera menuju ruangan meeting dan duduk melingkar.
Bang PD telah menunggu sedari tadi, ia tersenyum pada kami semua seperti biasa.
"Maaf karena memanggil kalian saat kalian lelah," ucap lelaki yang kami anggap sebagai ayah sendiri itu.
Beberapa orang merespon dengan 'tidak apa-apa', kemudian aku segera menambahkan, "Ada apa, PD-nim? Kuharap pertemuan tiba-tiba hari ini bukan karena ada masalah."
Ia melambaikan tangan sembari menggeleng halus, "bukan. Bukan begitu. Aku hanya ingin menginformasikan sesuatu. Jadi, aku dan tim manajemen sudah berpikir matang-matang, kami memutuskan sesuatu yang penting untuk kalian. Aku tahu kalian sedang mengalami masa sulit, khususnya sebelum menandatangani kontrak kemarin.. aku juga tahu beberapa dari kalian sempat membahas tentang disbandment," Bang PD menghela napas.
Meski aku sangat berterima kasih karena bahkan setelah semuanya kalian memutuskan untuk bertahan, tapi secara pribadi aku sangat khawatir pada kalian. Jadi, kami memutuskan untuk memberikan kalian fasilitas untuk bertemu dengan psikiater."
Hening sejenak. Tak ada yang berani membuka mulut.
"Seberapa kalipun aku berpikir, kurasa ini adalah hal yang kalian paling butuhkan," ucap Bang PD memecahkan keheningan. "Meski begitu, aku tidak akan memaksa kalian semua untuk pergi ke sana, tentu saja. Hanya bagi yang ingin saja."
Aku memandangi para member satu persatu, nyaris semuanya menunduk kecuali Yoongi yang menatap Bang PD sembari mengangguk pelan.
"Kamsahamnida, PD-nim," ucap Taehyung lirih. "Aku akan pergi," lanjutnya kemudian tersenyum tipis. (Terima kasih).
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadia | KNJ
FanfictionDan saat jiwanya mulai lelah, Namjoon mendengar bisikan itu. "Kembali ke sini, kau akan temukan yang apa kau cari." Jika alam telah berkata demikian, satu-satunya pilihanmu ialah: percaya. a r c a d i a • the harmony of nature frvrxxodairable, 201...