Langit telah bertabur bintang saat kami tiba di kaki gunung. Lampu jalan menyinari aspal dan beberapa bagian dari persawahan. Karena belum mendapatkan kabar dari kantor polisi, Namjoon memutuskan untuk pulang ke tempat penginapannya.
"Kau tidak perlu mengantarku hingga ke penginapan," ucapnya saat berjalan di sampingku yang sedang menggiring sepeda.
Aku menaikkan alis. "Oh, begitu? Baiklah, padahal aku khawatir jika tiba-tiba ada binatang buas yang menyerangmu. Malam-malam begini di daerah sana rawan."
Air muka Namjoon berubah. Tampaknya ia berubah pikiran, "kau.. serius? Memangnya ada hewan apa di sana?"
"Karena tempatnya dekat hutan, mungkin beruang," jawabku dengan santai.
Namjoon terkekeh, aku dapat melihat dari ujung mataku kakinya yang beranjak mendekat ke arahku. "Terima kasih, kau baik sekali," ucapnya sebagai tanda setuju.
Aku tertawa. Padahal, tidak ada beruang yang tinggal di sini. Paling hanya kera kecil saja.
Kami tiba di sana sekitar pukul sembilan malam. Udara semakin dingin dan aku mulai merasa kelelahan.
Namjoon berterima kasih setelah aku menginformasikan bahwa sebaiknya besok pagi ia mengunjungi kantor polisi sebelum ke stasiun.
***
Kim Namjoon
Guest House, 9th October 2018Ini adalah hari yang sangat panjang. Setelah mandi dan mengganti baju, seperti biasa, aku membuka buku catatanku dan berniat untuk menuliskan sesuatu di sana.
Cahaya remang-remang di atas meja membuatku merasa tenang. Namun ada hal yang mengganjal di pikiranku tentang gadis yang menemaniku seharian ini, Song Dain.
Gadis itu hanya punya delapan jari.
Tulisku di keras bergaris tersebut. Aku menghela napas, banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku. Tapi pada akhirnya, semuanya adalah misteri yang hanya bisa terjawab jika aku cukup berani untuk bertanya.
Untuk saat ini, sayangnya-belum. Aku ingin lebih berhati-hati kali ini.
Namanya terus-terusan berputar di pikiranku.
Song Dain.
Dain, artinya..
Kindness. Tulisku di bagian yang kosong pada lembar itu.
Arti nama yang benar-benar menggambarkan kepribadiannya. Ia adalah wanita yang baik, sungguh. Aku akui itu.
Sangat ramah, seperti rumah.
***
Song Dain
Police Office, 10th October 2018Suara burung berkicau menyambutku begitu aku tiba di kantor polisi. Oh, dan juga senyuman Namjoon di pintu masuk. Aku meletakkan sepeda di parkiran lalu berjalan menghampirinya.
"Dompetku sudah ketemu," ucapnya sumringah sembari menunjukkan dompet cokelatnya padaku
Aku mengucapkan selamat saat bersama berjalan masuk ke kantor.
Eunsang sedang menulis sesuatu di atas meja. "Tunggu sebentar, setelah menandatangani ini baru bisa pergi," ucapnya pada Namjoon.
Lelaki itu menyodorkan kertas ke Namjoon, lalu tersenyum. "Untung saja dini hari tadi seorang petani membawa dompetmu ke sini. Katanya ada di pinggir jalan."
Namjoon masih saja tersenyum hingga ia selesai menandatangani kertas tersebut. "Terima kasih banyak."
"Keretamu jam berapa?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arcadia | KNJ
Fiksi PenggemarDan saat jiwanya mulai lelah, Namjoon mendengar bisikan itu. "Kembali ke sini, kau akan temukan yang apa kau cari." Jika alam telah berkata demikian, satu-satunya pilihanmu ialah: percaya. a r c a d i a • the harmony of nature frvrxxodairable, 201...