Falling in Love

3.7K 837 1.4K
                                    

play Forever Rain for this chapter

__

Kim Namjoon
Big Hit Entertainment, 22nd October 2018

Gedung Big Hit sepi sore itu. Selama aku berada di lift, tak ada seorangpun yang memencet tombol dan menghentikan lift di lantai mana pun. Padahal kemarin suasananya sedikit mencekam, setiap staf yang berpapasan denganku menatapku aneh dan beberapa yang mengajakku berbicara terdengar lebih canggung dari biasanya.

Aku mengerti perasaan mereka, tentu saja. Mereka sedang was-was karena mendengar kabar bahwa grup kami akan menandatangani perpanjangan kontrak tujuh tahun malam itu juga.

Hampir semua orang yakin bahwa kami akan bertandatangan, namun berdasarkan sikap mereka aku tahu mereka masih punya keraguan yang terpendam.

Bagaimana tidak, perkara perpanjangan kontrak kami punya pengaruh besar terhadap berlangsungnya perusahaan ini, dan tentu saja para karyawannya. Aku dan member timku sangat paham akan hal itu, oleh karena itu akhirnya semalam kami bertujuh memantapkan hati dan memberi cap resmi.

Begitu lift terbuka, aku mematikan lagu yang berputar di airpodku.

Butuh beberapa langkah hingga aku akhirnya tiba di depan ruangan berpapan 'Pdogg Bounce'. Aku mengetuk beberapa kali, lalu membuka pintu.

"Aku datang, hyung," ucapku sedikit berteriak. Pasalnya, Pdogg—atau Hyowon, lelaki paruh baya berjenggot dan berambut cepak itu sedang menggunakan headphone. Aku khawatir ia tidak mendengarkan suaraku.

Salah satu alis lelaki itu terangkat, lalu ia menoleh dan menganggukkan kepala. "Eoh wasseo?" ia memencet salah satu tombol dan segera menggeserkan kursinya.

Aku berjalan memasuki raungan bertembok krem yang dipenuhi keyboard itu.

Hanya beberapa lampu yang ia nyalakan, aku mengambil kursi dan duduk di sampingnya.

"Kau sudah dengar yang aku kirimkan?" tanya Hyowon.

Aku menggeleng, "belum, seharian aku hanya mendengarkan tracklist mono terus-terusan."

Ia menghela napas dan melepaskan topinya, "Namjoon-ah. Sudah kubilang tidak perlu khawatir. Besok saat mixtapemu itu rilis, semua orang akan menyukainya. Percaya padaku."

"Aku harap begitu," kumiringkan bibirku. "Oke, ayo kita dengar Waste It On Me yang mereka buat," ucapku.

Mereka yang kumaksud adalah produser Amerika yang bekerjasama dengan kami untuk membuat lagu ini. Bulan lalu aku dan Jungkook sudah mengirimkan rekaman, lalu baru sekarang mereka mengirimkan versi yang sudah jadi.

Hyowon memutar kursinya, lalu kembali duduk menghadap ke layar komputer.

***

Setelah urusanku dengan Hyowon selesai, aku pergi ke artist lounge yang berjarak dua lantai. Tangan kananku memencet tombol lift, bersamaan dengan tangan kiriku berusaha menelepon Manajer Sejin.

Namun tanpa kusadari, ponselku tiba-tiba terjatuh.

"Ah," aku mengeluh karena kecewa pada diriku sendiri, sembari dalam hati berharap ponselku tidak retak lebih parah.

Setelah memungut ponsel dan memastikan berkali-kali bahwa retakan yang terlihat tidak lebih dari lima garis, aku kembali menekan tombol panggil.

"Halo?" suara berat Manajer Sejin terdengar dari seberang.

Arcadia | KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang