2. Decision

351 29 7
                                    

🖇 H A P P Y  R E A D I N G 🖇

_____

Satu bulan kemudian.

Tidak terasa usia pernikahan Gladis dan Juna sudah satu bulan hari ini. Banyak perubahan yang mereka lalui bersama, kehidupan baru yang dijalani dengan senang hati dan dibiarkan mengalir seperti air.

"Ini mau meeting, kenapa?" Gladis berjalan tergesa menuju ruangan meeting.

Dia baru saja menerima telepon dari Juna yang terdengar begitu frustasi diseberang. "Kenapa, Juna?" tanya Gladis, sekali lagi.

"Kamu sibuk, ya? Berkas aku ketinggalan di rumah."

"Ceroboh banget sih, Juna. Berkas penting bisa ketinggalan," gerutu Gladis.

Tangan Gladis yang ingin memutar knop pintu jadi ia urungkan. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari seseorang, lalu matanya tidak sengaja menemukan salah satu karyawan.

"Adi, Adi." Gladis berlari kecil.

"Ngapain kamu panggil-panggil Adi? Siapa Adi?" Diseberang sana Juna mengernyit.

"Ada apa, Bu?"

"Boleh minta tolong," kata Gladis, waktunya juga tidak banyak karena beberapa staff sudah menunggunya di ruang meeting.

"Boleh, Bu."

"Tolong pergi ke rumah saya, ya. Ambil berkas suami saya, nanti biar saya telepon Mama di rumah biar diambilkan, kamu antar ke tempat kerja suami saya. Ini, pakai mobil saya." Gladis menyodorkan kunci mobilnya.

Lalu karyawan bernama Adi itu pamit untuk menjalankan tugas mendadak dari Gladis. Kembali ke telepon, Gladis tidak bicara banyak selain pamit meeting dan mengatakan sudah ada yang mengambil berkas Juna yang tertinggal di rumah.

__________

"Makasih, Adi."

Juna menerima berkas dari tangan Adi dan berjalan menuju ruangan kerjanya. Di sana, sudah ada Zildan dan Tristan yang sedang berebut remote televisi. Siang hari, dua lelaki itu bukannya kerja justru sibuk menonton pertandingan bola. Dia kira kantor Juna tempat nonton.

"Lo berdua nggak ada kerjaan apa?" tanya Juna, memijat pelipisnya.

"Kosong," jawab Zildan. Ia memang sudah menyelesaikan laporan keuangan kantor kemarin, hari ini hanya ada jadwal meeting yang akan diadakan sore hari.

Berbeda dengan Zildan, Tristan yang memilih mengambil bisnis cafe bersama Keyzha sangat tidak masalah keluyuran kemana-mana karena cafe sudah ada yang handle. Bos, sudah pasti beda. Fyi, Keyzha dan Tristan sudah menikah seminggu yang lalu, mereka memang sengaja menyusul Juna dan Gladis cepat-cepat karena tertarik dengan kehidupan setelah menikah.

Mungkin di mata mereka itu sangat menarik, tidak tahu saja, Juna dan Gladis bahkan sering bertengkar karena hal kecil setiap hari. Tapi, sejauh ini memang lebih seru dan menyenangkan menghabiskan waktu bersama Gladis yang sudah sah jadi istri.

"Lo masih tinggal di rumah Om?" celetuk Tristan, kepalanya ia tolehkan pada Juna yang sedang fokus pada laptop.

"Hm."

"Kenapa nggak ajak Gladis tinggal di apartemen lo, Jun? hitung-hitung kalau main kita nggak canggung, terus lo sama dia juga bebas." Zildan seperti baru saja memberikan petuah yang membuat hati Juna terketuk.

Sebenarnya sudah jauh-jauh hari Juna memikirkan hal ini. Tapi, waktunya belum tepat untuk membicarakannya dengan Gladis. Nanti saja, dia akan membicarakan perihal pindah, tidak enak bergantung di rumah mertua terus, apalagi semua orang tahu Juna sudah menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan yang elite.

Trouble After Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang