9. Crying

285 26 4
                                    

🖇 S E L A M A T  M E M B A C A 🖇

_____

Beberapa camilan tanpa ragu-ragu dimasukkan ke dalam keranjang belanjaan Gladis, lalu bocah berusia dua belas tahun itu kembali berjalan menuju rak berikutnya.

"Kak Adis, Abang pulang 'kan?"

"Pulang kok, masih ada urusan sebentar katanya di Bandung."

Gladis tersenyum tipis melihat Athaya yang mengangguk, lalu kembali fokus pada rak-rak berisi camilan dan minuman di minimarket. Waktunya memanjakan adik kesayangan Gladis dengan makanan kali ini.

"Udah?" tanya Gladis.

Athaya mengangguk.

Mereka berdua berjalan menuju kasir, lalu Gladis mengeluarkan kartu debitnya untuk membayar. Setelah ini mereka akan pergi ke toko kue untuk mengambil pesanan Mama, dan kembali ke rumah.

"Athaya mau kemana lagi?" Gladis menyalakan mesin mobilnya.

"Pulang aja, Kak."

"Oke deh."

Sampai di rumah, Gladis dibantu Athaya menurunkan beberapa barang belanjaan dan camilan yang tadi mereka beli. Ketika Gladis sudah sampai di dapur, ponselnya bergetar, panggilan masuk dari Juna.

"Ma, aku angkat telepon dulu," pamit Gladis.

"Aku agak telat, soalnya ini macet banget."

Gladis bersandar pada pintu kaca yang menghubungkan dapur dengan kolam renang. "Yang penting kamu hati-hati nggak usah ngebut karena mau cepat sampai."

"Habisnya, aku udah kangen banget sama kamu."

"Kamu lagi nyetir, nggak usah aneh-aneh."

"Iya-iya, setengah jam lagi aku sampai. Titip salam buat Mama ya," kata Juna.

"Iya."

___________

Makan malam rutin keluarga besar Juna selalu diadakan bergilir dari rumah ke rumah. Mama Alya sengaja mempekerjakan koki untuk makan malam kali ini, alasannya karena dia tidak mau ribet dan capek.

Gladis membantu menata piring di meja makan, bersama Mama dan Tante Anne. Tante Anne datang dengan cucu dan juga anaknya, jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta untuk menemui Mama Alya yang sudah lama tidak ia jumpai.

"Kamu pakai susu formula aja, Zai," kata Mama Alya pada Zaina, anak Tante Anne yang sekarang sedang menggendong putra pertamanya.

"Aku nggak kasih izin, takutnya susu formula bikin bahaya," sahut Tante Anne.

"Bahaya apa sih, asal sesuai anjuran dokter juga nggak apa-apa. Kasihan kalau bayinya kekurangan asi begitu." Mama Alya memperhatikan Zaina yang masih berusaha memberi asi pada bayi kecil itu.

Gladis sendiri hanya diam, tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh para orang tua. Dia belum merasakannya sendiri, dia belum berpengalaman juga.

"Gladis, kamu kurus banget ya."

Gladis yang baru saja meletakkan piring di meja tersenyum canggung pada Tante Anne. "Kemarin berat badan aku turun Tante."

"Banyak-banyak makan sayur sama buah, biar nggak kurus banget begitu."

Gladis mengangguk.

"Oh iya, Mbak. Gladis sama Juna apa nggak mau punya anak, kok udah setahun pernikahan masih berdua."

Trouble After Marriage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang