Kearney Family

514 53 2
                                    

Sudah dua minggu Vano, Alysha, Reva, Kevan, Lena dan balita kecil Rio berada di Bandung.

Alhamdulillah Reva dan Kevan kini sudah masuk agama Islam, dan Reva juga memilih untuk berhijab.

Di sini yang paling bahagia adalah Vano, sebagai kakak mereka.

Kini mereka sedang memantau tempat pembangunan Mall, karena kemarin mereka melihat pembangunan rumah sakit.

"Rick, bagaimana keadaan kuli yang kemarin masuk rumah sakit?" tanya Kevan, karena kemarin mereka mendapatkan kabar bahwa ada salah satu kuli bangunan di sini tertimpa besi.

"Alhamdulillah, Pak. Dia sudah membaik, hanya saja kakinya masih belum bisa digerakkan. Karena ada tulang yabg patah," ucap orang yang dipanggil Rick itu.

"Bilang kepadanya, maaf kami belum sempat melihat ke sana. Soal biaya, semuanya akan kami tanggung sampai sembuh. Berikan ini kepada dia," ucap Kevan memberikan sejumlah uang.

Kevan sudah mempercayai Rick, karena setiap bangunan yang melibatkan perusahaannya. Pasti dia ikut, sejak awal perusahaan itu didirikan.

"Baik, Pak."

"Kakak," panggil Reva dengan nafas yang tidak teratur.

"Ada apa, Rev? Jangan lari-lari," ucap Kevan melihat adiknya yang berlarian.

"Kita harus segera ke Jakarta, sekarang!" ucap Reva setelah mengatur nafasnya.

"Kenapa mendadak?" tanya Kevan, ia merasakan firasat buruk tentang keluarganya.

"Oma, meninggal. Sedangkan Papa masuk rumah sakit, dia koma." Air mata mengalir di pipi keduanya.

Kevan langsung menarik tangan Reva dan pergi ke dalam mobilnya, mereka tidak pamit kepada Vano maupun Alysha.

Sedangkan Vano dan Alysha dari tadi mencari mereka berdua, yang tiba-tiba menghilang.

"Van, sebaiknya kamu telepon terlebih dahulu Kevan atau Reva. Jangan panik," ucap Alysha.

***

Vano dan Alysha tiba di sebuah mansion yang sangat besar dan mewah, mansion yang tidak Vano injaki setelah 6 tahun lamanya.

Mansion ini sepi, karena orang-orang sedang pergi ke pemakaman.

"Aku terlambat," ucap Vano, meskipun tadi ia membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Tapi dirinya terlambat.

Vano akan membalikkan badannya, tetapi Alysha tahan.

"Temui dulu keluargamu, Van. Berdamailah dengan masa lalu," ucap Alysha memberi pengertian kepada Vano.

Vano menghela nafas, lalu mengangguk. Perlahan kakinya memasuki mansion ini.

Di sana, di ruang tamu. Ada Aunty-nya dari Papanya, mereka belum menyadari keberadaan Vano.

"Aunty," lirih Vano membuat kedua wanita yang sedang menatap kosong langsung melihatnya.

"Alaska," ucap Raina adik ipar Papanya, Raina dialah satu-satunya orang yang menyayangi Vano Selma ini.

Hanya Untukmu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang