03 -- Kebenaran

66 31 30
                                    

Flashback

"Kevin, apa boleh kalo gue tanya sesuatu?" tanya Ando.

Kevin menoleh ke arah Ando dan mengernyitkan dahi karena heran.

"Kau ingin bertanya mengenai hal apa?"

Ando menoleh ke belakang dan menatap Najwa yang berdiri bersama Raksa dan Syam dengan pandangan yang kurang yakin.

"Apa lo bisa kasih kesempatan kita buat yakinin diri? Gue kagak yakin kalo gue mampu buat bantu lo nemuin Delina. Mungkin Rey dan Zulfan dapat membantu lo cari Delina karena mereka nggak terbebani dengan tugas sebagai sepupu kayak gue. Tolong, beri waktu gue, setidaknya sampai gue yakin kalo Najwa baik-baik aja," pinta Ando tiba-tiba.

Kevin menatap Ando dan Najwa secara bergantian. Pria itu kemudian menghela napas dan mengurungkan niat untuk membuat lubang hitam.

"Kalau kamu belum yakin, kami tidak akan pergi untuk mencari Delina. Rey dan Zulfan adalah sahabatmu dan aku tak bisa membawa mereka pergi, jika salah satu orang yang dekat dengan mereka sudah meragukanku. Kalau begitu, aku akan sedikit mengubah kejadian ini. Semua yang baru saja terjadi, anggaplah ini semua sebagai mimpi tidur."

Kevin tersenyum tipis, lalu menatap Raksa dan Syam untuk mengisyaratkan diri agar segera pergi menghampirinya dan segera pergi dari rooftop.

Najwa tersenyum penuh haru dan memeluk Ando dengan erat.

"Ndo, gue nggak mau ikut campur lagi dengan mereka. Di tahun 2034, semuanya nampak asing di mata gue. Orang-orang di tahun itu mungkin semakin maju, tapi gue nggak cocok dengan mereka di sana. Pendidikan, kesehatan, ekonomi, ataupun sosial budaya, semuanya dijalankan melalui dunia internet. Banyak orang yang semakin suka buat menyendiri dengan ponsel mereka. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Sesuatu yang sekarang kita anggap tabu, nantinya akan dianggap sebagai hal lumrah. Kejahatan di mana-mana, bencana alam di mana-mana, dan semakin banyak pula, muncul kebenaran dari teori konspirasi yang sekarang kita anggap hal yang aneh."

"Ndo, gue nggak mau balik ke sana lagi dan gue nggak mau lo ke sana untuk nyari Delina. Seandainya Delina terjebak di dimensi lain, itu akan jauh lebih baik baginya. Masa sekarang yang kita hadapi bahkan jauh lebih baik. Ndo, kalau selama ini gue ada di tahun 2034, bisa jadi, kalau sekarang Delina ada di zaman kita," jelas Najwa panjang lebar.

Rey dan Zulfan saling memandang, lalu menoleh ke arah Najwa secara bersamaan.

"Gimana kalau kita tetap membantu kevin untuk mencari Delina? Najwa bilang kalau ada kemungkinan, bahwa Delina sedang bersembunyi di zaman kita. Gue juga merasa curiga dengan mereka yang katanya berasal dari masa depan. Pikir aja deh, kenapa waktu itu mereka kecelakaan dan bisa membuat Delina menghilang dari pandangan mereka. Gue kurang yakin dengan teknologi canggih yang mereka gunakan. Apa mungkin kalau tujuh belas tahun lagi, kita akan dapat menciptakan teknologi canggih, sedangkan keadaan ekonomi kita aja semakin buruk. Seperti yang Ando sangka pertama kali, saat dia mengatakan kalau mereka bertiga sebenarnya adalah para alien yang menyamar. Gue kira, kita harus menyelidiki ini lebih lanjut lagi," usul Zulfan.

Rey berkacak pinggang dan menggaruk pelan pipinya sembari merenungkan ucapan Najwa dan Zulfan.

"Bagaimana kita akan menganggap ini semua sebagai mimpi?" tanya Rey dengan wajah yang bingung.

Ando menoleh ke arah Rey dengan senyum yang terlihat janggal di mata Rey.

"Bolehkah gue menoyor kepalamu, Rey? Kenapa lo bisa jadi sepolos ini, sih? Lo yang pingin bantuin Kevin, tapi sekarang lo malah jadi kaya orang bloon gini. Lo temen gue apa kagak? Ato malah lo adalah seorang alien?" cibir Ando.

Bad or Good? (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang