17 -- Kemarahan Najwa

30 16 6
                                    

Najwa dan teman-temannya sudah masuk ke dalam Rumah Joglo tempat Ansabella ditemukan.

"Nih rumah, keliatan banget kayak rumah horor. Walau pagi, gue merinding kalo kelamaan di sini," komentar Ando.

Zulfan menoleh sekilas, lalu memilih untuk fokus mengikuti Najwa yang ada di depan.

"Zul, lo kagak takut buat jalan di tempat ini?" bisik Ando sambil berjalan di belakang Zulfan.

"Ndo, lo bisa diem nggak sih? Kita ini lagi nyari petunjuk buat nemuin Rey, " ucap Zulfan sedikit kesal.

Zulfan masih ingat dengan perkataan Naura tentang Ando dan itu cukup membuat pikirannya terganggu.

Ando mendengkus kesal ketika Zulfan membentak dirinya. Apa tidak kebalik? Zulfan yang jalan dengan Naura, tetapi dia juga yang marah?

Mendengar gumaman tak jelas dari kedua pemuda yang ada di belakangnya, Najwa pun menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

"Ndo, Fan, kita ini tidak sedang piknik, kalo kalian keberatan untuk ikut, kalian bisa pulang aja. Gue dan temen-temen gue yang bakal nyari Rey," tegur Najwa yang membalikkan badan ke arah Zulfan dan Ando.

Najwa menatap ke arah teman-temannya, lalu melotot panik setelahnya.

"Di mana Ara?!! Dia tak bersama kalian?!!" tanya Najwa panik.

"Bukannya tadi dia udah ikut masuk?" ucap Naura bingung.

Zulfan yang tahu kalau Ara masuk bersama Ando, lantas menatap tajam kawannya.

"Ke mana Ara sekarang, Ndo? Bukannya tadi dia ikut lo masuk ke sini?" tanya Zulfan sarkas.

Ando tak menjawab pertanyaan Zulfan dan buru-buru berniat untuk keluar dari runah tua itu untuk menyusul Ara yang mungkin tertinggal di luar. Dia tadi hanya berteriak pada Ara, jadi apa mungkin kalau Ara tersesat?

"Naj, kok pintu rumah ini kagak bisa dibuka sih?" tanya Ando panik.

Najwa yang panik lantas bertambah panik, ketika mendengar keluhan Ando.

Mereka bertiga lantas menghampiri Ando dan berusaha untuk ikut membuka pintu dari luar.

"Ini pintu dikunci dari luar kayaknya, sumpah ..., ini bener-bener kagak bisa dibuka!!" ucap Zulfan dengan masih berusaha untuk membuka pintu.

"Naj, gimana nih? Pintu rumah ini kok bisa kekunci kayak gini?" tanya Naura khawatir.

Najwa menghela napas dan berjalan mondar-mandir.

"Kita pakai aja gelang gue buat bisa ke luar dari ... EHH?!! Mana gelang gue?!!"

Naura mengerutkan dahi karena bingung. "Bukannya tiap hari tuh gelang selalu lo pake ke mana pun lo pergi, Naj?"

"Iya, Nau, gue emang selalu bawa gelang itu ke mana pun, tapi lihat? Gelang itu nggak ada di tangan gue sekarang!"

Zulfan menatap keadaan rumah tua itu dengan prihatin. Kenapa hari ini banyak masalah yang datang secara bersamaan?

"Ndo, Fan, kalian berdua 'kan temennya Rey dari kecil, kalian pasti tahu 'kan tentang seluk beluk rumah ini?" tanya Naura berharap.

Zulfan dan Ando menatap Naura dengan wajah suram, lalu menggelengkan kepala secara bersamaan.

"Rumah ini udah nggak pernah dikunjungi lagi selama hampir 20 tahun, Ra. Kita berdua emang berteman sejak kecil dengan Rey, tapi maaf, kami juga tak pernah datang ke rumah ini bersama Rey," jawab Zulfan lirih.

"Kebetulan yang sangat tidak menguntungkan, kita semua mengumpulkan ponsel kita di tas yang sekarang Ara bawa," sambung Ando kalut.

Keempatnya terdiam tiba-tiba dan berpikir tentang bagaimana cara mereka agar bisa ke luar dari rumah tua itu.

Bad or Good? (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang