Pagi hari telah tiba dan sinar matahari sudah mulai masuk ke dalam celah-celah kamar Rey.
Zulfan bangun lebih dulu dan mengerjapkan mata karena merasa silau dengan sinar yang menerpa penglihatannya.
"Ndo, Rey, bangun ..., ini udah pagi, bangun bro ..."
Ando menghempas tangan Zulfan yang mendarat di pipinya dan menutup wajah dengan menggunakan selimut. Sementara Rey langsung bangun ketika korden dibuka oleh Zulfan.
"Udah pagi, ya?" gumam Rey dengan masih setengah sadar.
Zulfan mengangguk pelan dan beranjak dari kasur, lalu pergi ke kamar mandi.
"Ndo, bangun woy ..., ini dah pagi, bangun ...,"
Ando bergumam tak jelas, ketika Rey sudah menarik selimut yang dipakai olehnya.
"Ndo, bangun bro, Tante Joe sedang memelototi lo, bangun woy ..."
Ando tersentak kaget, lalu mencari-cari di mana sosok ibunya dan membuat Rey terkikik geli.
"REY!!"
Ando bangun dari ranjang dan langsung memiting kepala Rey dengan wajah yang terlihat kesal.
"Ampun, Ndo ..., lepasin gue sekarang juga, lo sih disuruh bangun aja sulit. Lepasin, Ndo,"
Kedua pemuda itu terlihat fokus saat tengah saling mengganggu, bahkan sampai saat Zulfan keluar dari kamar mandi.
"Lekaslah pergi ke kamar mandi, Ndo, Rey. Gue nggak mau bermasalah lagi dengan Bu Celine. Dia nyebelin pake banget," tegur Zulfan sambil melempar handuk yang ia pakai ke arah Rey.
Rey menangkap handuk itu, lalu buru-buru lari ke kamar mandi.
"Terakhir kali, kita dapat tugas apa dari Bu Celine, Fan?" tanya Ando dengan heran.
Zulfan menghela napas, "Kita disuruh membuat laporan tentang perbandingan pendidikan yang ada di perdesaan dan juga perkotaan. Kita masih punya waktu sebulan, walau gitu, kita harus tetep masuk di kelasnya Bu Celine. Dia bakal ngamuk dan nambah tugas, kalo kita nggak berangkat dengan alasan tugas darinya," jelasnya.
Ando mengangguk paham, lalu bangun memilih merapikan kasur sembari menunggu Rey.
.
.
."Di mana kita pergi untuk mengamati perdesaan? Gue bingung ...," keluh Ando sambil mengaduk-aduk es teh dengan lesu.
Zulfan menggedikan bahu, sambil memakan bakso yang sudah ia pesan, sementara Rey tak menjawab pertanyaan Ando yang terdengar pasrah di telinganya.
Rey menyangga dagu dan justru membayangkan siapa pelaku dari kasus peledakan di Las Vegas.
"Bagaimana kalau pergi ke Jogja? Tempat itu adalah tempat kelahiran dari Tante Ririn. Kita bisa mengerjakan tugas sekaligus menyelidiki keberadaan Delina. Bukankah, ketika terakhir kali saat melihat kejadian di masa lalu, melalui alat yang diciptakan Tante Ririn, kita melihat Delina bertemu dengannya ketika masih kecil?" saran Zulfan tiba-tiba.
Ando yang sudah terlihat pasrah dengan keadaan, kini memajukan tubuh karena tertarik dengan saran dari Zulfan.
"Rey, apa kau setuju dengan saran dariku?" tanya Zulfan.
Rey mengernyitkan dahi karena bingung. "Lo bicara apa?" tanyanya.
Zulfan menepuk dahinya, lalu tersenyum. "Kita bakal pergi ke tempat kelahiran Tante Ririn untuk tugas dan juga mencari tahu tentang Delina. Siapa tahu kita bakal nemu petunjuk di sana. Mungkin dimensi waktunya berbeda, tapi semoga saja kita nemu sesuatu yang penting," jelasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/265767636-288-k254208.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good? (END) ✔️
Ficção CientíficaCerita ini telah diikutsertakan dalam event 'Blowing Your Bubble with Us' dengan @Wpe_Surd selama bulan Ramadhan. #eventbubblewpe #Eventbbwpe This story is Win!! Congrats to me and @Gadistina😘 Rey, Zulfan, dan Ando adalah tiga mahasiswa tingkat ak...