Rey tak sadarkan diri ketika mendengar berita buruk dari Syam, dirinya kembali terguncang persis dengan saat ia mendengar tentang papahnya yang telah tiada karena kecelakaan di Las Vegas.
"Rey ... Bangun Rey ... ," panggil Najwa.
Ansabella, Syam, dan Raksa, berdiri di samping ranjang Rey dan menunggu pemuda itu yang sampai tiga jam belum sadar juga. Mereka juga ikut bersedih atas kepergiaan Ririn, apalagi Ansabella yang sudah pernah merasakan satu atap dengan Ririn.
Ririn memanglah bukanlah pribadi yang baik seperti Tuan Han, tetapi Ansabela tetap menyayanginya seperti ia menyayangi Tuan Han.
"Kita harus apa?" tanya Najwa sambil menatap Ansabella, Syam, dan Raksa.
Mereka bertiga lalu menggelengkan kepala karena memang belum memiliki ide.
"Rey..." panggil Najwa lagi.
"Apa Zildan akan datang lagi disaat Rey kembali terpuruk?" bisik Raksa pada Syam yang masih bisa di dengar oleh Najwa.
"Zildan? Kalian banyak mengatakan soal Zildan, Kevin juga kemarin bilang soal Zildan, siapa sebenarnya Zildan?" tanya Najwa sedikit bingung.
"Ah, ya, kami belum menceritakan padamu soal Zildan pada Najwa," ucap Syam yang ingat bahwa Najwa masih belum mengetahui tentang Zildan.
"Zildan adalah kepribadian lain dari Rey, Najwa. Kau tau siapa nama Rey?" tanya Raksa.
"Reyza Brasdan?" jawab Najwa.
Ansabella tersenyum saat mendengarmya, Najwa sudah sedekat ini dengan Rey, tetapi dia masih tidak mengetahui nama lengkap Rey.
"Reyza Zildan Brasdan," sambung Ansabella.
"Iya Najwa, kepribadian lain dari Rey itu menamai dirinya sebagai Zildan. Dia bisa melihat keadaan Rey, tapi Rey tidak bisa melihat keadaan Zildan," jelas Raksa.
"Apa Rey tau masalah ini?" tanya Najwa lagi.
"Seperti dirimu Najwa, Rey juga baru saja mengetahuinya," ungkap Syam.
"Zildan datang disaat Rey terpuruk dan tidak bisa mengendalikan emosinya," tambah Raksa.
"Lalu, kapan Zildan akan datang?"
"Kami tidak tau, Najwa," jawab Syam.
Mata Ansabella berpendar biru redup.
"Kak Najwa, biarkan aku memberi sedikit energi pada Rey," pinta Ansabella.
Najwa pun beranjak dari samping Rey, lalu duduk di sebelah Raksa. Ansabella kemudian mengambil tempat Najwa, lalu duduk di samping Rey. Robot itu kemudian menutup matanya dan menggenggam tangan kiri Rey untuk mengalirkan energi.
Tak lama kemudian, akhirnya Rey membuka matanya dengan perlahan.
"Rey ... ," panggil Najwa ketika Rey baru membuka matanya.
Ansabella kembali berdiri dan membiarkan Najwa duduk di samping Rey.
"Mamah ... ," ucap Rey dengan nada sedih.
"Rey, kamu harus bisa mengendalikan dirimu, Rey," saran Raksa seraya menepuk pundak Rey.
Rey tak menghiraukan ucapan Raksa dan justru menatap Najwa dengan tatapan yang kosong.
"Gue tau lo orang yang kuat, Rey," ucap Najwa sambil memegang kedua tangan Rey dengan erat.
Raksa dan Syam kemudian memilih pergi keluar di ikuti oleh Ansabella. Mereka memberikan ruang untuk Rey dan Najwa karena mereka yakin bahwa hanya Najwa saja yang sekarang bisa menenangkan keadaan Rey saat ini. Meskipun ada sedikit kecemburuan Ansabella pada Najwa, tetapi keadaan tak memungkinkan baginya untuk merasakan hal itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good? (END) ✔️
Science FictionCerita ini telah diikutsertakan dalam event 'Blowing Your Bubble with Us' dengan @Wpe_Surd selama bulan Ramadhan. #eventbubblewpe #Eventbbwpe This story is Win!! Congrats to me and @Gadistina😘 Rey, Zulfan, dan Ando adalah tiga mahasiswa tingkat ak...