Keesokan harinya ...
"Rey, bangun woy, ini udah pagi ..., lo kagak mau melek?" ucap Ando sambil menepuk pipi Rey yang terasa sedikit lebih hangat dari biasanya.
Rey yang merasa terganggu, lantas menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.
Ando menghampiri Zulfan yang sedang fokus memandang sekitar dengan segelas cangkir kopi.
"Zul, hari ini Rey demam. Seperti biasanya," ucap Ando dengan wajah yang sedikit muram.
"Tenanglah, Ndo. Rey memang gitu, tubuhnya bakal menghangat sehari sebelum ulang tahunnya," timpal Zulfan mencoba untuk menenangkan Ando.
Ando menggelengkan kepala, "Rey bakal berubah dalam sehari setiap tahun. Gue kagak suka dengan Rey setiap hari itu tiba. Lo inget nggak, kejadian di tahun sebelum ini?"
Zulfan menghela napas dan mengangguk.
"Rey mengalami Birthday Blues sejak berita tentang kecelakaan Om Brasdan sampai pada Rey tepat sehari sebelum ulang tahunnya. Karena itu, dia kesulitan untuk tidur dan berakhir dengan demam," ucap Zulfan.
.
.
.
."Rey, tolong Mamah ..."
"Rey, di mana Bella? Kenapa kamu belum menemukannya?"
"Rey, cari pembunuh papamu ..."
"Rey, tolong ..."
"Reyyy ..."
"REY!! Jangan mencurigai orang dengan tanpa pertimbangan, kau harus ..."
"Rey? Kau bukan Rey, kau Raksa? Kau tahu, Raksa?"
"Rey kau adalah Raksa, kau adalah ..."
"TIDAKK!!"
Rey terbangun dan merasa kepalanya sangat pening.
"Bisikan-bisikan itu, siapa yang membisikkan hal itu?" ucap Rey dengan kalut.
Rey menatap ke arah jendela dan melihat langit malam yang penuh dengan bintang. Pemuda itu mengedarkan pandangan dan melihat ke sekeliling kamar yang terlihat sangat berantakan. Dia lalu menatap ke arah jam tembok yang menunjukkan pukul duabelas malam.
"Apa penyakitku kambuh lagi?"
Rey lantas beranjak dari kamar, lalu mulai memberesi kekacauan yang telah ia buat.
Sekitar satu jam kemudian, kamarnya sudah menjadi lebih baik. Pemuda itu lalu memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
Rey melihat Ando dan Zulfan yang sedang mengobrol dengan sosok kakek yang kemarin menemaninya. Ia segera menghampiri ketiganya, lalu menyapa mereka dengan pelan.
"Wah! Rey, akhirnya lo kembali. Bagaimana dengan keadaan lo saat ini?" tanya Ando dengan antusias.
"Tubuh gue mungkin baik-baik saja, tapi tadi gue mendapatkan banyak bisikan. Ada salah satu dari bisikan itu yang terdengar baru. Kalian tahu? Ucapan Najwa beberapa waktu lalu di rooftop, terdengar sangat aneh. Bisikan itu mengatakan bahwa aku bukanlah Rey. Bagaimana mungkin, 'kan?"
Zulfan menepuk bahu Rey, "Kau ingin bertemu dengan Najwa? Siapa tahu dia bisa membantu kita," tawarnya.
Rey mengangguk, lalu mengalihkan pandangan ke arah Ando.
"Gue bakal hubungin Najwa dulu, moga aja dia mau bantu kita untuk nyelesain hal yang meresahkan ini," ucap Ando sebelum menelepon Najwa.
"Nak, kalian bertiga terlihat sangat terbebani dengan sesuatu. Apa Kakek bisa membantu kalian?" tanya kakek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good? (END) ✔️
Science FictionCerita ini telah diikutsertakan dalam event 'Blowing Your Bubble with Us' dengan @Wpe_Surd selama bulan Ramadhan. #eventbubblewpe #Eventbbwpe This story is Win!! Congrats to me and @Gadistina😘 Rey, Zulfan, dan Ando adalah tiga mahasiswa tingkat ak...