Kevin menatap Ririn yang ada di dalam kapsul dengan mata yang berpendar merah terang.
"Kau cemburu padaku karena suamimu lebih banyak menghabiskan waktu di laboratorium daripada duduk di ruang tamu bersamamu. Nyonya Ririn, kau yang memulai semuanya dari awal. Kalau saja waktu itu, kau tak menyuntikkan serum perusak dan juga memberiku virus setiap bulan, mungkin setidaknya kau masih melihat kehidupan suamimu. Setidaknya sampai MadCow-30 itu membunuhmu secara perlahan."
Kevin membuka kapsul itu dengan menggunakan kekuatan petir yang dia punya. Dengan cepat, robot itu segera menarik Ririn dari kapsul dan membawanya pergi.
"Akan lebih baik jika aku ataupun kau lenyap dari dunia ini untuk selamanya. Sudah cukup aku membuat banyak kekacauan."
Mata Kevin berpendar biru redup ketika melihat cincin pertunangan antara dia dan Najwa.
"Kau juga perlu untuk hidup bahagia tanpaku, Naj. Aku mungkin hanyalah seorang robot, tapi aku tercipta dengan memiliki sensor rasa yang sangat sensitif. Aku menyukaimu dan mungkin aku mencintaimu. Good bye, my princess."
Kevin melepas cincin pertunangannya, lalu mencium cincin itu dengan cukup lama dan meletakkan cincin itu di atas meja laboratorium.
"Mrs. Anne dan Najwa masih bisa merancang gelang itu lagi dan aku akan tetap membawa ini."
Kevin mengedarkan pandangannya untuk mencari di mana Syam dan Raksa telah menyembunyikan bahan peledak. Kali ini, dia juga akan membawa jenis bahan peledak yang sama dengan yang pernah dia gunakan untuk melenyapkan Brasdan. Robot itu menemukan tempat persembunyian bahan peledak menggunakan sensor pencarian. Ia segera memasukkan bahan peledak itu ke dalam tas yang dia bawa.
"Selamat tinggal semuanya ..."
Kevin menggendong Ririn dan menenteng tas berisi bahan peledak untuk segera masuk ke dalam black hole yang telah dia buat.
Tepat saat portal Kevin menghilang, Ansabella sampai di laboratorium.
"SIAL!! aku bahkan telah kehilangan jejak Kevin."
Mata Ansabella berpendar merah terang dan menemukan sebuah cincin emas dengan ukiran inisial nama 'K&N'.
"Bukankah ini cincin sama yang juga digunakan oleh Najwa?" ucap Ansabella heran.
Saat Ansabella tengah sibuk menganalisis cincin, Syam dan Raksa datang dengan tiba-tiba.
"Bagaimana Ansabella? Apa Kevin berhasil kabur?" tanya Raksa sambil terengah-engah.
Ansabella menoleh ke arah Raksa, lalu memberikan cincin emas yang dia temukan pada pria itu.
Raksa menerima cincin itu dengan shock. Pria itu lalu menatap Ansabella dan Syam secara bergantian.
"Ini adalah tanda yang buruk, robot itu benar-benar akan berbuat nekat. Kita harus pergi mencarinya sekarang!" ucap Raksa dengan panik.
Syam mengernyitkan dahi tanda bingung dengan ucapan Raksa. "Apa maksudmu, Sa?" tanyanya penasaran.
"Syam, kau pasti tahu tentang kepribadian Kevin selama ini. Robot itu tak akan pernah sekalipun melepas apa yang sudah menjadi miliknya jika bukan karena dia ingin melakukan sebuah hal yang besar. Dia melepas cincin pertunangan dan membawa Ririn bersama sepaket bahan peledak. Kita harus segera menemukan dia!!"
Syam menganga lebar dan mematung, sementara Ansabella yang sudah dapat memahami apa yang Raksa bicarakan, dia buru-buru pergi dari laboratorium untuk mencari keberadaan Kevin.
"AYO SEKARANG KITA PERGI JUGA DARI SINI, SYAM!!"
Raksa berdecak kesal ketika melihat Syam yang terlihat masih mematung. Pria itu memilih untuk meninggalkan temannya di laboratorium sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad or Good? (END) ✔️
Science FictionCerita ini telah diikutsertakan dalam event 'Blowing Your Bubble with Us' dengan @Wpe_Surd selama bulan Ramadhan. #eventbubblewpe #Eventbbwpe This story is Win!! Congrats to me and @Gadistina😘 Rey, Zulfan, dan Ando adalah tiga mahasiswa tingkat ak...