18 -- Rencana Ara & Kevin

24 11 2
                                    

"Ini gue beneran ada di masa depan?" gumam Ara ketika baru saja membuka matanya.

Ara menatap ke arah sekitar dengan heran, apalagi saat mendapati dirinya sedang berada di atas rooftop dengan banyak barang rongsokan di pojok bangunan.

"HEYY!!"

Ara membalikkan tubuh ketika merasa ada yang memanggil dirinya. Gadis itu menatap sosok di depannya sambil mengerutkan dahi. Sementara mata sosok yang menghampirinya terlihat berpendar aneh saat tengah mengamati Ara, kelakuannya mirip seperti robot kecil yang digunakan untuk membaca barcode di swalayan.

"Lo temennya Najwa, 'kan?" tebak pria itu.

"Iya dan lo ..."

"Gue kevin, tunangannya Najwa."

Ara mengamati tubuh Kevin dengan penuh kecurigaan. Apa robot yang kemarin diceritakan Najwa bisa berbicara dalam bahasa gaul? Kevin bahkan tak terlihat seperti robot, jika tadi matanya tak berpendar secara tiba-tiba.

"Hem, gue udah denger banyak tentang lo dari Najwa," timpal Ara.

"Lo ngapain di sini? lo datang ke sini bareng Najwa?"

"Gue ke sini sendiri! Pake gelang yang dibuat sama Najwa!" tunjuk Ara sambil menunjukkan sebuah gelang yang ia pakai di pergelangan tangannya.

Kevin memperhatikan gelang itu dengan seksama dan berniat untuk mengambil gelang itu secara paksa dari pergelangan tangan Ara. Namun dengan sigap, Ara berhasil menghindar dari gerakan Kevin yang mendadak.

"Berikan gelang itu ke gue!" perintah Kevin.

"Gue, nggak bakal dengan mudahnya buat kasih gelang ini ke lo!" tolak Ara.

"Mau lo apa dan buat apa lo ke sini?!" tanya Kevin sambil menatap tajam Ara.

"Gue mau ketemu Rey, gue tau kalo Rey ada disini!"

"Rey sekarang lagi nggak ada, yang ada sekarang adalah Zildan." ucap Kevin datar.

"Zildan? Kembaran Zulfan?" tanya Ara tak mengerti sama sekali.

Kevin lantas menepuk jidat dan berpikir kalau sepertinya Ara tidak tahu-menahu mengenai diri Rey.

"Dia Reyza Zildan Brasdan, temen lo saat ini lagi dalam wujud yang beda karena sedang dikuasai oleh karakternya yang lain."

"Hah? Maksudnya?" tanya Ara yang masih tak bisa memahami penjelasan Kevin.

"Lo emang nggak tau soal ini? Lo temennya Rey, 'kan? Otomatis lo tau, lah."

"Gue bukan temennya Rey dan gue bukan temannya siapa-siapa di dunia ini. Gue nggak punya satu pun temen karena bagi gue temen adalah musuh terburuk dalam hidup gue," sanggah Ara dengan wajah yang terlihat suram.

Kevin tertawa kecil, lalu bertepuk tangan dengan heboh ketika mendengar penjelasan Ara yang sarat dengan amarah. Robot itu tahu betul, kalau Ara saat ini sedang mencoba untuk melampiaskan emosinya yang tertahan sejak lama.

"Dalem juga ya kata-kata lo." ucap Kevin sambil tersenyum lebar pada Ara hingga membuat gadis itu merasa semakin kesal.

"Diem!! Cepet kasih tau gue sekarang, di mana Rey dan juga Ansabella!!"

Kevin menatap Ara dengan remeh. "Buat apa lo cari mereka? Apa itu ada untungnya buat lo?"

"Gue mau nahan Ansabella dan Rey agar tetap di sini dan tak kembali ke zaman gue!"

"Memangnya kenapa?" tanya Kevin.

"Gue nggak pengen Najwa dan yang lain nemuin Rey!" jawab Ara ngegas.

Bad or Good? (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang