When it's too late
It becomes irreversible
This is a chance to hold onto me
-Y.Z.*****
"Halo, Yoana?" Yoga menjawab dari seberang telepon usai nada dering tersambung beberapa kali.
"Yoga, are you free?"
"Hmm... di sini ada Nara sama Vir--hng? Kenapa?" Karena secara bersamaan, ada suara lain yang mencela. Meski bernada rendah, tetap saja Yoana bisa mendengarnya.
Padahal, dari kata-kata Yoga yang terpotong saja sudah menunjukkan kalau ada orang lain di sisinya.
"Ya ampun! Kenapa dikasih tau, sih?" Yoana mengenali suara Nara yang memprotes.
"Biarin aja, Nara. Mana tau Yoana mau ngapelin Yoga--" Suara Virga menimpali keras, tetapi segera kicep saat mendengar desisan lugas.
"Oh, ada Nara sama Virga nih?" tanya Yoana bersemangat. "Seru ya, kayaknya."
"Lo udah makan belum, Yoana?" tanya Nara alih-alih Yoga. Jelas, ponsel cowok itu berhasil dipindahtangankan.
"Udah sama Kak Clara tadi, Ra."
"Oh, ya sudah. Yoga mau ngajak lo nonton film. Lo mau--hei, ekspresi lo kok kayak gitu, Ga? Kalian harus kencan!"
"Setuju banget sama Nara-ku Sayang." Virga lagi-lagi menimpali dengan keras.
"Hmm... Yoana, lo mau... lo mau nonton?" Suara Yoga lantas memecahkan keheningan yang menyusul selama beberapa saat.
Meski kalem, pertanyaan Yoga spontan menarik seulas senyum di bibir Yoana. Jatuhnya jadi imut selagi dia membayangkan ekspresi Yoga yang sedang canggung parah. "Boleh. Mau ketemuan di mana? Mau gue samperin atau langsung ketemu di mal aja?"
"Di mal aja. Berhubung apartemen lo deket Mall Ciputra, kan? Atau... lo mau gue jemput sekalian?"
"Iya, Yoga. Hmm... nggak usah, deh. Nanti gue jalan aja ke sana. Pulangnya gue bareng elo, ya."
"Oke. Nanti gue hubungin ya kalo udah sampai."
"Cieee... akhirnya kamu kencan juga sama Yoga. Tuh kan Kakak bilang apa, kamu udah suka sama dia." Clara menyambar usai Yoana memilih opsi memutuskan percakapan telepon. "Senyuman kamu uwu banget kayak cewek yang memang lagi kasmaran."
"Ya ampun, Kak." Yoana mengeluh selagi rona merah samar merekah di kedua pipinya.
"Ya sudah, siap-siap dulu biar nggak telat."
"Masih sejam kok, Kak. Aku mampir ke minimarket dulu, ya. Sabun cuci piring udah habis, kan?"
"Bisa nanti-nanti kok, Yoana."
"Trus siapa yang beli? Kan nanti aku juga keluar."
"Oke, oke. Kamu keras kepala banget, sih. Ya sudah, hati-hati di jalan, ya?"
"Siap, Kak."
Yoana Zeminna tidak pernah tahu kalau keputusannya pada malam itu akan berpengaruh besar atas hubungannya dengan Yoga Pradipto.
*****
Yoana mendorong pintu kaca supaya bisa keluar dari toko serba ada dengan salah satu tangan sementara tangannya yang lain menjinjing kantong belanjaan. Suasana sudah tidak seramai sebelum dia masuk, sehingga dia tersentak kaget saat mendapati sesosok familier yang sedang menempati bangku plastik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cross Over You • PHILIA [END]
Fiksi UmumPlease vote if you enjoy 🌟 Genre : Young Adult, Romance, Comedy (50%), Sad (50%) (Naskah full revisi ✅) Terinspirasi dari lirik lagu The Boyz berjudul "Break Your Rules". Ini adalah seri kedua dari Love Trilogy, tentang cinta persahabatan; PHILIA (...