Chapter 18 (END)

217 7 1
                                    

Devan tengah datang di taman belakang kompleks mereka, namun tak terlihat Hanna disana, Devan duduk di bangku yang tengah disediakan di pinggiran taman sembari menunggu Hannanya datang.

Satu menit kemudian terlihat dari kejauhan, Hanna berjalan dengan penuh emosi, dan dibelakangnya ... Viona? Devan tak mengerti apa yang tengah terjadi.

Devan bersyukur jika hubungan mereka telah membaik, tapi mengapa Hanna tiba-tiba mengajaknya bertemu? Dengan tampak emosi seperti itu, perasaan Devan tak enak.

Hanna kini berhenti didepan Devan membuat Devan terlonjak berdiri, tanpa aba-aba, tiba-tiba Hanna menampar pipi Devan, membuat pemilik pipi terkejut, pasalnya ia tak tau apa salahnya hingga membuat Hanna seperti ini, "Kenapa Hann?" tanya Devan.

"Gak usah sok polos lo kak, lo pasti tau kenapa gue gini."

"Beneran aku gak tau Hann, jelasin dong."

"Mau banget gue jelasin?"

"Iyalah Hann."

"Gak usah sok manis lagi lo, gue udah tau semuanya! Lo taruhan sama kak Alfa buat dapetin gue! Itu sebabnya lo kasih gue hukuman jadi pacar lo, biar gue gak bisa nolak!"

Devan terkejut, sangat terkejut, ia mematung, dari mana Hanna tau semua ini? Bukan itu ketakutannya, kini ia benar-benar menyayangi Hanna, bagaimana jika Hanna meninggalkannya? "Kamu tau dari mana?"

"Gue liat semuanya! Lo berantem sama kak Alfa, kak Alfa ngomong semuanya kan? Lo nonjok kak Alfa kan? Gue tau semuanya. Kalian berdua tuh sama aja!"

"Kamu liat semuanya? Berarti kamu liat apa yang aku ucapin terakhirnya? Kamu liat apa yang aku omongin ke Alfa dan Rey? Kamu lihat Rey jawab apa?"

Hanna tau, Viona cerita semuanya, namun hati Hanna terlanjur sakit mengetahui semua kenyataannya.

Mungkin saja memang benar jika saat ini Devan tengah tulus kepada Hanna, namun alasan awal Devan mengajak Hanna jadian? Hanna tak bisa menerimanya.

"Gue tau. Dan gue gak butuh itu. Lo pikir gue apaan bisa kalian buat taruhan, gue bukan barang! Gue mau kita putus sekarang juga. Terserah apa kata lo. Lo udah gak bisa hukum gue lagi!"

Hanna membalikkan badan hendak pergi meninggalkan Devan, dengan Viona disampingnya. Namun Devan mencegah kepergian Hanna, ia menarik lengan Hanna.

"Tapi Hann, aku beneran sayang sama kamu, aku tulus sama kamu, iya mungkin alasan awal aku ngajak kamu jadian salah, tapi percayalah, bahkan sebelum Alfa ngajak aku taruhan aku udah tertarik sama kamu, aku udah suka sama kamu, dari awal aku liat kamu."

Tak bisa dipungkiri, hati Hanna sangat sakit, ia meneteskan air mata, ia lemah dalam hal hati, jangankan Devan, Hanna bertengkar dengan Viona saja membuat Hanna menangis semalaman.

"Gue gak mau denger apapun lagi kak. Lepasin gue, gue gak mau liat lo lagi!"

"Tapi Hann, tolong maafin aku, jangan gini, aku ngaku aku salah, seenggaknya maafin aku, jangan tinggalin aku."

Hanna mengusap kasar wajahnya, menghilangkan air mata dari pipinya, ia membalikkan badan, menghempaskan kasar tangan Devan dari tangannya, "Oke. Gue maafin lo. Tapi gue nggak bisa lanjutin ini. Jangan ganggu gue lagi!"

Kali ini Hanna benar-benar pergi, Viona menyusul dibelakangnya, ia tak mengucapkan satu kata pun, ia tak mau ikut campur dengan apa yang terjadi, ia hanya menemani sahabatnya supaya ia kuat mengatakan semua itu.

Kini Devan tak tau harus apa, ia diam, kembali duduk pada tempatnya, ia tak mau menyusul Hanna, ia ingin Hanna tenang dahulu, ia mengaku ia salah, ia tak ingin membuat Hanna-nya sedih apalagi menangis seperti ini.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang