Chapter 17

280 15 2
                                    

Sudah tiga hari Viona tak ada kabar, bukan dia tak masuk kuliah, Viona masuk kuliah, bahkan dia masuk kelas, namun dia selalu menghindari Hanna.

Viona selalu datang tepat saat dosen datang, lalu ia memilih duduk yang jauh dari Hanna, setelah kelas selesai Viona akan langsung pulang tanpa menyapa Hanna.

Whatsapp Hanna pun tak dibalas, jangankan dibalas dibuka saja tidak, selalu tetap setia centang dua abu, Hanna bingung, bahkan beberapa kali Hanna telfon Viona juga tak diangkat.

Hanna merasa sangat kehilangan, ia hanya dapat menatap sahabatnya itu dari jauh, seperti saat ini.

Kelas pertama hari rabu pagi ini, Viona datang tepat satu detik setelah dosen datang lalu viona mengambil posisi duduk di bangku paling kanan didepan, sedangkan bangku Hanna (bangku yang biasa mereka duduki) ada di pojok kiri belakang.

Hanna hanya dapat menghela nafas panjang melihat sahabatnya seperti itu.

Drrt, ponsel Hanna bergetar tanda pesan masuk

Devan Aditya:

Ada perkembangan?

Hanna Adzani Al Firdausy:

No

Devan Aditya:

Butuh bantuan?

Hanna Adzani Al Firdausy:

No

Devan Aditya:

Butuh temen?

Hanna Adzani Al Firdausy:

No

Devan Aditya:

Terus gimana?

Hanna Adzani Al Firdausy:

Gak gimana-gimana, aku lanjut kelas dulu kak, bye!

Hanna memang sudah cerita kepada Devan paginya setelah Hanna menelfon Viona.

Dan respon Devan kalian tau sendiri, pria itu bersikeras ingin menghampiri Viona dan menjelaskan semuanya.

Namun Hanna juga bersikeras menolak keinginan Devan, ia tak mau membuat sahabatnya jauh lebih sakit.

Setelah kelas selesai, tanpa jeda apapun Viona langsung membersihkan semua barang bawaannya dengan rapi, lalu meninggalkan kelas.

Hari ini hanya ada satu kelas, sebenarnya ada jadwal kelas siang nanti, namun dosen yang mengajar sedang ada kepentingan keluar kota.

Viona berjalan menuju parkiran, namun saat akan sampai, Viona melihat dua orang yang sepertinya sedang berdebat, dua orang yang sangat malas Viona temui, Alfa dan Devan. Keduanya seperti membicarakan masalah serius.

Dapat dilihat dari kejauhan betapa tajam tatapan mata Devan dan mata Alfa yang tengah beradu, Devan terlihat marah, namun Alfa terlihat sangat santai dan menggoda, seperti sengaja membuat Devan marah.

"Lo ngapain sih deketin Viona temen Hanna kalo endingnya cuman lo buat mainan?" ucap Devan tak sengaja tertangkap telinga Viona.

Mendengar itu Viona melangkah mundur, ia bersembunyi dibalik tembok, ia sangat ingin mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alfa.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang