Hari ini Hanna berangkat ke kampus dengan Viona, tak ada Devan, tak ada keramaian, tak ada keributan, tak ada perdebatan, semuanya cukup sunyi dan tenang.
Sampainya dikampus tak ada yang berbeda, semuanya cukup sama, kelas seperti biasanya, tak ada yang menarik.
Pagi ini dosen mata kuliah pagi berhalangan hadir, digantikan oleh asistennya, beliau hanya memberi tugas untuk diselesaikan hari itu juga.
Tugas dilakukan berkelompok, satu kelompok terdiri dari dua orang, kalian pasti tau Hanna sekelompok dengan siapa?
Yaps, Viona! "Bosen Vi sama lo mulu," ucap Hanna sekenanya.
"Siapa juga yang gak bosen sama lo, kalo gak karena takdir, gue gabakal mau sekelompok sama lo!" balas Viona jutek.
Bukannya mengerjakan dengan serius Viona malah mengajak Hanna rumpi seakan mereka sedang santai saja! "Hann, gue punya berita baru dan bagus, actual tajam terpercaya, berita ini langsung dari mulut oknum yang bersangkutan!" bisik Viona.
"Apa'an?"
"Ntar aja deh, habis kuliah, ntar kalo lo heboh, malu-maluin!"
"Ehhem." Terdengar suara berat khas asisten dosen itu. "Kalian sudah selesai? Kalau sudah boleh ngobrol diluar," ucapnya dengan sopan dan tegas.
Pria bertubuh tinggi berkacamata bening itu terus menatap Hanna dan Viona.
"Eh iya kak, ini mau selesai," balas Hanna dengan senyuman.
Kak? Yaps asisten dosen tersebut adalah kakak tingkat Hanna yang mungkin sekarang sedang menempuh semester 7.
Kelas Hanna sekarang sangat sunyi dan sepi. kakak tingkat Hanna yang sekaligus asisten dosennya itu memang terkenal disiplin, tegas, rajin, pintar, dan yang pasti ..... sunyi.
Beberapa saat setelahnya Hanna dan Viona selesai mengerjakan, mereka langsung keluar kelas. Memang begitu perintah sang asisten dosen. Mereka hanya menurut.
Kini mereka sedang berada dikantin, bukan untuk makan, namun Hanna sangat penarasan berita yang akan disampaikan Viona.
"Vi?" panggil Hanna kepada temannya yang asyik memakan somay. "Hmm," sang pemilik nama masih tak menatap temannya.
Dia terlalu fokus dengan makanan didepannya.
"Katanya cerita. Ih udah terlanjur bangkit nih jiwa kekepoan gue!"
"Hahahaha. Iya nih. Tapi gue udah nggak begitu mood," keluhnya.
"Kenapa?"
"Lo kayak gatau cewek aja, suka berubah tiba-tiba moodnya."
"Gaya lo! Terus gue gimana? Dah terlanjur kepo nih," ucap Hanna masih berharap temannya itu mau bercerita.
"Iyadeh. Gue jadian sama kak Alfa."
"APAAA?! SERIUS LO!"
Hanna berdiri dengan sedikit menggebrak meja. Seketika seluruh penghuni kantin menoleh ke sumber suara. Entah mengapa Hanna selalu saja tidak berfikir sebelum bertindak.
"Nyantai napa buk, lo gak malu semua liatin lo, iya kalo lo artis!"
"Eh." Menyadari ucapan Viona, Hanna melihat sekelilingnya dan benar, semua mata masih tertuju pada Hanna.
Hanna langsung duduk menyadari dirinya kini menjadi pusat perhatian. Hanna malu!
"Maafin Vi, kebiasaan kalo kaget suka gak ke control," elak Hanna memamerkan gigi rapinya.
"Mangkanya latihan dulu biar nggak kagetan!"
"Lo pikir mau tampil pake latihan. Udah ah cepetan ceritain!" Tuntut Hanna, lalu ia terdiam sebentar sadar akan keganjalan cerita Viona, "Btw, Vi bukannya kemaren malem waktu maskeran lo bilang udah jadian sama kak Alfa? Kenapa jadian lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Rese' [END]
Teen FictionCerita ini sebenernya udah lama selesai, tapi banyak banget yang aku rubah, mulai dari Tokoh, sampai alur ceritanya. Jadi yang udah baca, boleh banget nih baca ulang biar nggak penasaran😁 *** "Hanna. Hanna tungguuuuuu. Berhentii!" teriak Devan samb...