Prolog

826 38 3
                                    

"Lo harus dihukum,"

"Apa kak hukumannya?"

"Jadi pacar gue!"

"Ha?"

"Tidak menerima bantahan!"

Selalu saja seenaknya sendiri, ya memang dia seperti itu. Devan Aditya namanya. Kakak tingkat yang jail, usil, dan yang pasti Rese'.

Hanya itu yang ada dipikiran Hanna Adzani Al Firdausy tentang Devan, Kakak tingkatnya yang diperkenalkan oleh kenyataan tanpa keinginan Hanna.

Mungkin dimata orang lain, Devan adalah pria idaman, ia tampan, tinggi, memiliki hidung yang mancung lurus ke depan, kulitnya putih bersih. Rambutnya tebal, hitam pekat, bibirnya tipis berwarna pink alami, matanya lebar dengan bola mata berwarna coklat tua yang indah, bulu mata yang lebat ditambah dengan alis tebal.

Jangan tanyakan lagi tentang badannya.

Tingginya yang mengimbangi berat badannya itu membuat Devan terlihat ideal dan indah untuk sekedar dilihat. Lengkaplah sudah. Itulah yang ada dipikiran orang lain tentang Devan. Lain dengan Hanna yang sama sekali tak melihat itu semua pada diri Devan. Entah memang disengaja, atau mungkin matanya sedikit bermasalah.

Sementara Devan justru berterima kasih karena kenyataanlah yang telah mempertemukan mereka, Devan senang bisa berkenalan dengan Hanna, perempuan manis yang cuek, jutek, dan ketus dengannya, ingat! Hanya dengannya. 

Tapi karena itu semua Hanna justru terlihat menggemaskan dimata Devan. Parasnya yang cantik nan anggun. Kulitnya putih bersih, Hidungnya mancung namun tak semancung hidung Devan.

Matanya yang lebar dengan bola mata hitam pekat, bulu mata yang lebat nan lentik, alis yang tak begitu tebal, namun hitam pekat membuatnya tampak cantik tanpa menggunakan pensil alis. 

Bibirnya yang tipis berwarna pink alami, dilengkapi dengan lesung pipi di kanan dan kiri yang menghiasi senyumnya, serta balutan kain hijab yang selalu ia gunakan membuatnya terlihat begitu sempurna. 

Tubuhnya ramping, namun tidak terlalu tinggi. Jika disandingkan dengan Devan, mungkin tinggi Hanna hanya sampai pada dada bidang Devan.

Berbeda dengan Hanna yang tak melihat kesempurnaan yang dimiliki oleh Devan. Dari awal perjumpaannya, Devan sudah menyadari fisik Hanna yang begitu sempurna dimata semua orang.

Bukan, bukan karna itu Devan tertarik dengan Hanna.

Melainkan sifatnya yang menggemaskan membuat Devan semakin penasaran dan tidak ingin absen untuk mengganggu Hanna.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang