Chapter 1

652 32 10
                                    

"Hanna. Ayo bangun, hari ini kan kamu ospek. Kamu mau terlambat dan dihukum?"

Kak Auliya, kakak kandung Hanna membangunkan adiknya. Hanna yang masih mengantuk pun balik bertanya, "Jam berapa kak?"

Kak Iya melihat jam di Hp nya. "Udah jam 5.30." Seketika Hanna membuka mata, bangun dari tidurnya, lalu berlari menuju kamar mandi sembari berteriak, "Kenapa kakak nggak bangunin aku dari tadi?"

"Siapa suruh habis sholat shubuh tidur lagi, kesiangan kan?" Jawab kak Iya teriak juga.

Hanna terdiam, ia membayangkan bagaimana hancurnya persiapan hari pertama ospek yang dijalaninya, hanya mengenal satu teman, bahkan ruangan tempat ia ospek pun, Hanna belum tau pastinya.

Ia pun menyadari, tidak ada yang bisa disesali, ambil saja hikmahnya, jadikan pelajaran, tidur setelah shubuh memang tak baik, salah satu efek tak baiknya ya sekarang ini, ia harus buru-buru sampai ke kampus tepat waktu sedangkan itu hal yang mustahil.

Mengapa mustahil? Karena sekarang saja pukul 05.30, dan Hanna masih mandi, ia belum berganti baju, siap-siap, sarapan, dan jangan lupakan perjalanan menuju kampus yang memakan waktu setengah jam, sedangkan ospek dimulai pukul 06.00.

Silahkan saja kalian hitung sendiri berapa menit yang Hanna butuhkan untuk sampai di kampus.

Lupakan perhitungan. Saat ini, sesampainya Hanna di gerbang depan kampus, Hanna langsung berlari menuju gedung tempat dilaksanakannya ospek.

Di depan gedung itu Hanna bingung, ia tak tau harus pergi kearah mana, karena ia memang tak tau persis ruangan ospeknya. Tiba-tiba "Hei."

Terdengar suara laki-laki dari arah belakang Hanna, seketika Hanna menoleh kebelakang, dilihatnya laki-laki yang berdiri di depannya saat ini, laki-laki berpostur tinggi, berkulit putih, berrambut coklat tua.

Laki-laki itu pun membuka mulutnya, "Kenapa di sini? Anak sini juga?" tanya laki-laki itu, Hanna terdiam, ia berfikir siapakah lawan bicaranya saat ini? Mungkinkah itu salah satu katingnya?

"Kenapa diam saja? Saya sedang bertanya," ucap laki-laki itu.

Hanna pun tersadar dari lamunannya, "Eh iya kak, aku anak sini," ucap Hanna. Mungkin Hanna sedikit takut, atau gerogi? Karena kating di depannya saat ini tampak tampan, eh bukan itu, maksud Hana mungkin sekarang ia takut karena telat, mungkin setelah ini ia akan dihukum.

"Kenapa belum berkumpul dengan yang lain? Tak tau tempatnya?" tanya laki-laki di depannya.

"Em, iya kak, belum tau tempatnya."

"Apa kamu tak ikut rapat kemarin?" tanyanya lagi.

"Enggak kak saat itu saya masih di Surabaya, saya tertinggal informasi."

"Baiklah, mari saya antar," ucap laki-laki itu dengan tersenyum manis pada Hanna, senyuman itu, mungkin Hanna ingin melihatnya lagi.

Selangkah maju kedepan, Hanna berhenti, ia bertanya, "Nama kakak siapa?"

"Namaku? Alfa," jawabnya singkat, masih dengan senyuman manisnya.

Hanna hanya mengangguk mengiyakan, ia berjalan mengikuti kak Alfa dari belakang. Kak Alfa sepertinya sedikit cuek, ia tak melihat kearah Hanna sama sekali.

Sampainya di depan salah satu ruangan tertutup sekitar lima sampai tujuh langkah dari ruangan itu, kak Alfa berhenti, ia membalikkan badannya mengahadap kearah Hanna, "Itu ruangannya, udah ditutup karena emang acaranya udah dimulai, kamu kesana, kakak mau keluar dulu ada keperluan," jelasnya.

Hanna hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari kak Alfa, Hanna menengok di depan ruangan itu, terlihat tiga kakak-kakak sedang berjaga di sana. Ada rasa takut menyelimuti hati Hanna, tapi mau bagaimana lagi? Kak Alfa tak dapat mengantarkan Hanna sampai sana, karena ia ada keperluan lainnya.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang