Sorenya Hanna kembali pulang ke rumah kakaknya. Dengan pikiran yang sedikit membingungkan, bagaimana bisa?
Kating Hanna memberinya hukuman menjadi pacarnya? Apa dia memang suka dengan Hanna? Atau apa? Sangat membingungkan.
Ketika Hanna masuk kedalam rumah, kak Iya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dan mungkin lupa mengenalkan Hanna kepada anak tante Dara.
'Kenapa kakak nggak ngajak ke rumah tante Dara lagi ya? Apa mungkin lupa. Tapi Alhamdulillah sih gajadi dikenalin. Males banget dikenalin sama cowok. Kayak mau dijodohin aja. Eh iya lagian aku kan udah punya pacar, eh, tapi.... aku harus seneng atau sedih ya?' batin Hanna mengomel sendiri.
Hanna pun langsung menuju kamarnya, membersihkan diri, lalu berbaring istirahat di kasurnya yang empuk. Sambil memikirkan bagaimana besok ospek hari terakhirnya, sekaligus bagaimana besok hari pertama Hanna sebagai pacar katingnya yang sampai sekarang Hanna saja tidak tau siapa nama pacarnya itu.
Dan jangan lupa, Hanna juga harus memikirkan bekal apa yang harus ia bawa besok untuk kating super duper rese yang kini menjadi pacarnya itu.
Ah iya Hanna sampai lupa belum makan sejak siang tadi. Karena saat pembagian makan siang kak Rey menyuruhnya keluar ruangan.
Hanna pun turun lagi menuju meja makan. Untuk makan siang yang sudah telat sekali. Kak Iya yang pekerjaannya telah selesai, menghampiri Hanna yang masih makan dimeja makan.
"Hanna. Nanti malem kakak anter kamu ke rumah tante Dara lagi ya. Kenalan sama anaknya."
Hanna yang mendengar itu langsung tersedak kaget. "Emang jadi kak? Kan ospekku tinggal besok. Aku udah ada temen kok".
"Ya nggak apa-apa dong nambah relasi. Kan kating juga enak kalo ada apa-apa bisa nanya." Kak Iya membujuk Hanna agar mau dikenalkan, "Emang uda dapet temen berapa kamu?" Tambah kak Iya
"Baru satu sih kak. Viona itu, yang kemaren-kemaren aku ceritain."
"Tuh kan masih aja tetep. Masak temen cuman satu Hanna Hanna. Dasar kamu itu, kenapa sih gak langsung aja kenalan-kenalan sama yang lain gitu biar ada temen."
"Gak mau ah kak, malu, lagian mereka kayaknya hits-hits gitu."
"Ya enggak lah. Kamu aja itu tertutup, pemalu, gak mau buka diri buat mulai ngomong dulu. Dari dulu tetep aja gitu, kapan mau berubahnya coba? Pokoknya nanti malem kakak kenalin kamu sama Devan. Anaknya tante Dara!"
Hanna selalu hanya bisa pasrah, "Hmm, iya kak."
'Kenapa sih semua orang dideketku itu bawel banget. Nggak kakak, Viona, kating rese itu, semua aja bawel' batin Hanna kesal sendiri.
***
Malamnya pun kak Iya mengantarkan Hanna ke rumah tante Dara untuk berkenalan dengan Devan, anak tante Dara yang katanya juga, hampir sempurna. Yang katanya lagi, diidam-idamkan banyak cewek.
"Jadi penasaran juga gue. Gimana sih penampakan orang yang namanya Devan, yang katanya ganteng, baik, sholeh, dll. Paling juga gak ganteng-ganteng amat. Paling, standart kak Iya gitu-gitu doang." Hanna bergumam sendiri saat kak Iya dan dia berjalan ke rumah tante Dara.
"Kamu ngomong apa Hanna? Berdoa? Apa nyanyi? Atau . . . deg-degan ya mau ketemu cowok ganteng. Haha," ledek kak Iya mengetahui Hanna bergumam tak jelas.
"Apa sih kak? Nggak jelas, nggak mungkinlah deg deg kan, ngapain juga coba," balas Hanna tidak terima diledek kakaknya.
Mereka telah sampai di rumah tante Dara, kak Iya pun memencet bel dan langsung ada yang menjawab dari dalam. Membuat Hanna semakin deg-degan entah kenapa. Padahal dia tadinya berangkat dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kating Rese' [END]
Teen FictionCerita ini sebenernya udah lama selesai, tapi banyak banget yang aku rubah, mulai dari Tokoh, sampai alur ceritanya. Jadi yang udah baca, boleh banget nih baca ulang biar nggak penasaran😁 *** "Hanna. Hanna tungguuuuuu. Berhentii!" teriak Devan samb...