Chapter 12

255 17 1
                                    

Di perjalanan Hanna hanya diam tak berbicara sepatah kata pun. Devan yang menyadari hal itu pun tergugah akalnya untuk menggoda Hanna.

"Hanna pegangan, nanti jatoh."

"Gak mau, bodo amat!" balas Hanna.

"Beneran ini aku mau ngebut."

"Gak maoooo jangan macem-macem lo Se'!"

"Hahaha, Se' apa'an?"

"Reseeee'!"

"Cie panggilan sayang nih."

"Enak aja lo! Panggilan benci!" balas Hanna sedikit teriak.

"Hahaha gak percaya gue! Panggilan sayang. Wle," goda Devan sambil menjulurkan lidah.

"Terserah pa kata lo."

"Pegangan pacarnya Devan, mau jatoh lo!"

"Bodo amat tau gak sih!"

"Oke Iya!"

Tiba-tiba Devan melajukan motor Hanna dengan kecepatan tinggi. Membuat Hanna terkejut dan otomatis pegangan ke bahu Devan.

Devan yang jailnya bertambah. Menambahkan kecepatannya lagi membuat tangan Hanna berpindah kepinggang Devan.

Kemudian Devan mengerem karena lampu merah. Hanna langsung melepaskan pegangannya yang memukul helm Devan.

"Gilak lo! Mau bikin gue kehilangan nyawa! Gak lucu ya kayak gitu sekali lagi lo kayak gitu gue..."

Belum selesai Hanna berbicara, lampu kembali hijau dan Devan pun kembali melajukan motor Hanna dengan kecepatan yang sama dengan tadi. Membuat Hanna langsung berpegangan pada pinggang Devan.

"Devaaaaaaaaaannnnn! Lo gak berenti gue loncat!" Ancam Hanna teriak disamping Devan.

Devan tak mau kalah ia melajukan semakin cepat motor Hanna dan Hanna, tidak mungkin berani loncat dari motornya. Justru pegangan Hanna semakin kuat karna Hanna takut jatuh.

"Devaaaaannnnn. Lo gilaa yaa," teriak Hanna.

"Hahaha, kalo gue gila kenapa emang?" goda Devan.

"Berhenti nggak sekaraang!" ucap Hanna lagi.

"Nggak maoooooooo," balas Devan.

"Iiihh, nyebelin." Hanna lalu memukul helm Devan lagi.

"Bodoo amaaat," balas Devan tetap melajukan motornya semakin cepat.

"Kak berhenti please, pusing nih gue," ucap Hanna lemas.

"Serius Han?" tanya Devan.

Tak ada balasan dari Hanna. Devan berpikiran Hanna benar-benar tak enak badan, Devan langsung menepi dan berhenti.

Tiba-tiba Hanna melepas pegangannya, turun lalu melepas Helm, "Lo tuh kalo mau mati jangan ngajak-ngajak! Sendiri aja! Juga jangan pake motor orang! Gue gak mau ya jadi tersangka karena ulah lo! Gak jelas banget jadi orang!"

"Idih ngomel, idih ngomel. Lo katanya pusing? Kenapa bisa ngomel? Bohong lo yaaa. Bohong dosa tau!" balas Devan menyudutkan Hanna.

"Lo itu gimana sih. Dibilangin A malah ngomongin b!" kesal Hanna.

"Lah kan lo ngomongin mati. Gue ngomongin bohong. Mana ada ngomongin A sama ngomongin B."

"Devaaaaaannn! Gue lama-lama bisa gila kalo sama lo terus-terusan!"

"Gila ya gila aja, jangan ngajak-ngajak."

Hanna pun semakin marah. Ia memberikan helm nya kepada Devan lalu pergi meninggalkan Devan. Yang ditinggalkan cemas bingung apa yang harus ia lakukan. Ia hanya berniat menggoda Hanna malah jadi seperti ini. Akhirnya setelah berfikir cukup lama Devan berlari menyusul Hanna, meninggalkan begitu saja motor dan helm Hanna.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang