Chapter 8

294 22 1
                                    

Tak lama kemudian mereka berdua sampai dikampus. Dan Devan memarkirkan motor Hanna diparkiran seperti biasa, "Sampai deh," ucap Devan.

"Ya udah, bye!" ucap Hanna melangkah meninggalkan Devan.

Devan diam saja. Karena ia tau dalam hitungan detik, Hanna akan kembali ke Devan. Dan benar saja, cukup menghitung dari angka satu sampai tiga, Hanna balik badan dan menghampiri Devan.

"Ngapain balik buk? Haha udah gue duga juga sih, kalo lo mau balik, makannya jangan sok ninggalin," kata Devan tertawa.

"Apaan, orang mau ambil ini," ucap Hanna dengan tangan yang akan mengambil kunci motor dari tempatnya.

Akan tetapi, tangan Hanna kalah cepat mengambil kunci itu, kunci itu sekarang ada ditangan Devan, "Eits. Yah gak bisa, gimana dong? Wlek." Goda Devan dengan menjulurkan lidahnya.

Hanna yang sudah lelah akan pekerjaannya yang tak menguntungkan dengan lawannya sejak pagi ini mengeluh, "Apaan lagi sih kak ya Allah, aku itu cuman mau ambil kunci terus pergi udah selesai. Gak ribet lagi sama situ!"

"Siapa bilang, boleh ambil kunci? Ha?"

"Hei pak, For your information nih, kalo lo lupa, itu kunci motor, kan punya gue, seenaknya aja gak ngebolehin! Udah sini balikin."

"Kalo gak mau?"

"Aduh kak. Lo bener-bener super duper rese' banget ya, capek gue ngadepin lo, lama-lama bisa gila tau gak?" ucap Hanna mulai kesal.

"Idih marah, ngambek, ngamuk, gak jelas haha. Dasar cewe!"

"MasyaAllah, Astagfirullah, Ya Allah selamatkanlah Hambamu dari makhluk aneh didepan hamba Ya Allah, hamba sudah menyerah menghadapinya Ya Allah," ucap Hanna seakan-akan berdoa.

"Eh eh. Lo do'a apa an kayak gitu, ngata-ngatain gue lagi, do'a itu yang bener. Ya Allah lama-lamain aku ketemu sama kakak pacar ganteng ini Ya Allah, gitu," balas Devan yang menurut Hanna menjijikkan.

"Idih najong tralala deh. Pd banget sih jadi orang, gak punya malu?"

"Setiap manusia butuh yang namanya percaya diri. Kalo gak pd nanti jadi pemalu dong, trus gak punya temen deh kayak lo, untung aja ada orang baik ini yang mau jadi temen lo, bahkan jadi pacar lo," jelas Devan.

"Udah ya terserah lo aja. Gue capek. Mana kunci gue?" minta Hanna kepada Devan.

"Ini nih," balas Devan seakan-akan ingin memberikan kuncinya pada Hanna.

Hanna yang akan mengambilnya langsung diambil balik oleh Devan, "Eits gak bisa, gak bisa, hahaha," balas Devan mengejek Hanna.

Hanna yang udah sangat kesal langsung saja to the point, "Lo itu maunya apa sih?"

"Gue? Maunya? Kunci ini gue yang bawa, biar nanti pulangnya lo ga ninggalin gue."

"Kan, seenaknya lagi, capek gue ngadepin makhluk kayak lo."

"Biarin," jawab Devan cuek.

"Gini, itu kunci? Punya gue, motor? Motor gue, elo? Cuman nebeng kan? Jadi kuncinya bawa sini!" terang Hanna.

"Iya udah tau udah tau, gak usah dijelasin, yang jelas. Gue, mau kuncinya sama gue," ucap Devan.

Lalu Devan memasukkan kuncinya kedalam saku kemejanya, "Yah, udah masuk kantong, gak bisa keluar lagi dong."

"Ya udah terserah lo aja, gue duluan." Hanna meninggalkan Devan dengan muka kesal.

"Hei tunggu!" Devan mencegah Hanna.

"Apalagi sih kak, rese' banget sih lo!"

"Bekal gue mana?" tagih Devan ke Hanna.

"Oh iya lupa, nih bekal nya." Hanna memberikan bekal yang diambil dari dalam tasnya pada Devan.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang