Chapter 16

244 14 1
                                    

Hanna dan Devan kini telah sampai pada tujuan utamanya, yaitu taman kota, "Ngapain kesini kak?"

"Nenangin pikiran dulu, lepasin emosi, aku gak mau ajak kamu kalo masih nyimpen amarah sama sedih gitu."

Hanna diam. Ia tau sikapnya saat ini salah, namun Hanna tak bisa membohongi hatinya jika saat ini ia merasa sedih juga sedikit kesal. Pasalnya Viona tiba-tiba marah tanpa mau mendengarkan penjelasannya.

"Duduk sini," ajak Devan menyuruh Hanna duduk disalah satu bangku yang disediakan, "Dah. Gimana ceritanya Vio tiba-tiba marah? Tadi malem nyamperin kamu? Atau nelfon?"

"Telfon."

"Gimana?"

"Tiba-tiba dia telfon nangis, aku tanyain kenapa? Dia bilang aku tega. Dia bilang dia liat semuanya waktu pulang kampus hari kamis itu."

"Lah, kejadiannya kamis kenapa baru telfon sabtu malem?"

"Aku juga gak tau. Jum'at itu harusnya aku sama Vio ada janji, tapi dia batalin katanya nggak enak badan, terus dia gak ada kabar sampe itu sabtu malem tiba-tiba telfon aku."

"Emang ya, si Alfa tuh ada aja kelakuannya. Perasaan dia anak baik, kenapa jadi gini sih."

Hanna yang tidak tau apa-apa hanya mengangkat bahu dan memanyunkan mulutnya tanda tak tahu.

"Yaudah nggak usah dipikirin, nanti juga balik sendiri Vionya, kalo emang nggak kelar-kelar, besok aku bantu ngomong ke Vio.

"Hmm."

"Udah ah jangan manyun, liat tuh hari minggu gini rame yaa, banyak keluarga yang ngabisin paginya disini."

"Iyadeh, aku baru tau."

"Iyalah kan gak pernah main keluar, ngurung mulu dirumah."

"Hehehe."

"Gitu dong ketawa. Manis tau daripada marah sedih, jelek!"

"Ihh biarin jelek."

"Iyadeh biarin jelek aja Hannanya."

"Kenapa?" tanya Hanna menautkan alis.

"Ya biar gak ada yang ngerebut."

"Apasih kak, basi tau!"

"Hahaha, basi pun kamu masih salting," ejek Devan melihat Hanna yang menunduk malu.

"Udah ah. Ngejekin aku mulu."

"Yaudah ah yuk ketempat selanjutnya. Keburu sore," ajak Devan beranjak dari duduknya.

Hanna melirik jam ditangannya, "Idih baru jam Sembilan."

"Ya kan tujuannya banyak."

"Rekreasi nih? Study Tour?"

"Aduuhh, Hanna bawel yaaaa. Buruan yuk."

"Hihi, iyadehh."

Mereka beranjak meninggalkan taman, masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan, selama beberapa menit didalam mobil mereka hanya senyap, mendengarkan alunan musik yang diputar Devan sebelum berangkat.

Sampai Devan memberhentikan mobilnya didepan toko mainan, "Ngapain kesini kak?" tanya Hanna yang masih bingung.

"Yuk turun dulu."

Hanna menurut, ia turun dari mobil, didepannya kini terdapat toko mainan, tidak besar, toko mainan ini cukup kecil dan terlihat tua, namun sangat bersih dan rapi, toko ini sepertinya menjual berbagai macam mainan yang biasa dimainkan anak-anak, namun sayangnya toko didepannya ini cukup sepi dibanding toko-toko lainnya.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang