Chapter 6

337 23 3
                                    

Sengaja Hanna bangun lebih pagi hari ini karena ia benar-benar tak mau telat lagi, takut hukumannya akan bertambah aneh jika ia terlambat.

Hanna juga sudah mulai membawa motor sendiri, mengapa?

Karena dua kali terlambat membuat kak Iya memaksa Hanna membawa motor agar tak terlambat lagi, meskipun untuk itu Hanna harus memberanikan diri takut akan lupa jalannya.

Dan pastinya yang lebih penting Hanna masih harus memasakkan bekal untuk katingnya yang super rese' yang kini memaksa untuk menjadi pacarnya.

Tepat pukul 06.00 Hanna tiba di kampus lalu memarkirkan motornya. Ospek terakhir dimulai pukul 07.00 Sengaja Hanna datang lebih awal, karena Hanna harus memberikan bekal yang telah ia siapkan untuk kating rese'nya.

Namun, setelah beberapa menit Hanna terdiam, terlintas di otak Hanna, Bagaimana cara ia memberikan bekal tersebut kepada katingnya? Hanna saja tak tau dia dimana sekarang, nomer hpnya, bahkan namanya pun Hanna tak tau.

Selang beberapa menit, saat Hanna sedang bingung memikirkan bekal ditangannya, tiba-tiba seseorang datang dan memarkirkan sepeda di sebelah Hanna. Secara refleks Hanna melihat ke orang yang saat ini berada disampingnya. Orang itu membuka helmnya dan ternyata...

"Yah kating rese' lagi," ucap Hanna santai.

"Apa lo bilang? Gue kating rese? Enak banget lo manggil, mentang-mentang udah jadi pacar gue ya lo bisa seenaknya aja." Kating Hanna tidak terima.

"Eh. Iya kak maaf ya, keceplosan." Hanna menjawab dengan senyum yang memperlihatkan gigi putih nan rapinya, "Lagian siapa coba yang mau jadi pacar kakak, kan aku belum mengiyakan," tambahnya.

"Namanya juga hukuman, kalo hukuman minta persetujuan yang dihukum, mana mungkin?"

"Oh iya yaa, hehe. Tapi kan kak, gak lucu masak ada gitu hukuman kayak gitu? jadi pacar?" tanya Hanna.

"Udah diem aja, lo harus nurut sama pacar lo yang cakep ini, dan satu hal, lo nggak boleh bilang ke siapapun kalo kita pacaran karna hukuman dari gue!"

"Pemaksaan!"

"Oh gitu, lo gak mau? Oke tinggal gue ganti aja hukumannya, mau dihukum apa lo? Bilang aja."

"Eh enggak deh kak, gini aja enak nggak main fisik," ucap Hanna sembari tersenyum kaku.

"Alaah palingan lo juga suka kan? Udah sans aja sama gue mah, beruntung lo bisa jadi pacar gue, banyak cewek yang mau sama gue tapi guenya nggak mau sama dia."

Hanna menghela nafas Panjang, "Iya deh terserah kak rese' aja."

"Yaudah yuk pergi," ucap kating Hanna berjalan mendahului Hanna.

"Eh tunggu."

"Apa lagi Hanna Adzani Al Firdausy"

"Ini kak rese' nanti lupa," ucap Hanna, menyodorkan bekal buatannya.

"Oke makasih, nanti gue kembaliin tempatnya. Satu lagi, kan udah gue bilang jangan panggil gue rese'!"

"Iya kak maaf, abisnya gak tau nama kakak, Hehe, masak iya sih kakak suruh aku jadi pacar kakak tapi aku nggak tau nama kakak?"

"Oo iya lupa gue, waktu panitia perkenalan emag gue lagi ada tugas lain sih. Oke sekarang kita kenalan, Nama gue ..."

"Woi bro," sapa kak Rey pada temannya yang rese' itu, "Ngapain lo disini, ayo ikut gue. Lo kan ada tugas buat ospek terakhir ini, gimana sih belum kelar tuh." Belum selesai pula kak rese' mengenalkan diri kak Rey malah menariknya dan membawanya pergi.

Yang ditarik hanya pasrah karena memang itu kewajibannya menyelesaikan tugasnya. Ia hanya melambaikan tangan ke Hanna menandakan sampai jumpa lagi. Hanna semakin penasaran dibuatnya, "Yah kak, kak, Kan belum tau namanya," teriak Hanna yang tak terdengar oleh telinga dua katingnya itu.

Kating Rese' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang