BAB 1

14.8K 235 2
                                    

Harass

8 years later...
LONDON

Ckrek...

Ckrek...

Suara kilatan blitz dari kamera dan lampu sorot kini memenuhi ruangan studio yang tengah mengarah pada seorang wanita yang sedang melakukan gerakan berbagai pose dengan pakaian dari brand ternama yang melekat sempurna di tubuh rampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kilatan blitz dari kamera dan lampu sorot kini memenuhi ruangan studio yang tengah mengarah pada seorang wanita yang sedang melakukan gerakan berbagai pose dengan pakaian dari brand ternama yang melekat sempurna di tubuh rampingnya. Seolah menunjukkan pakaian itu memang dibuat secara khusus hanya untuk dirinya.

Perfect...

Satu kata yang terlintas dipikirkan orang-orang yang ada di dalam studio tersebut melihat bagaimana lihainya wanita itu.

"Good... Kau memang yang terbaik Rebecca." Ucap sang photographer begitu sesi foto terakhir untuk hari ini berakhir.

"Terima kasih Josh, jika bukan kau hasil fotoku tidak akan sebaik ini"

"kau terlalu merendah, semua orang tahu seberapa cantik dan berbakatnya dirimu."

"Okay... Ini semua berkat tim yang sudah bekerja dengan sangat baik." mengakhiri perdebatan kecil antara sang model dengan photographer-nya.

Siapa yang tidak kenal Rebecca Aravella, model papan atas yang namanya kini tengah hangat diperbincangkan.

Namanya mulai dikenal saat dia tampil menjadi cover salah satu majalah terkenal.

Memiliki paras yang menawan serta dilengkapi bakat yang mumpuni sebagai seorang model, Rebecca seolah dapat membuat siapa saja terpesona akan sosoknya.

Rebecca sangat bersyukur atas apa yang sudah ia capai.
Teringat bagaimana banyak hal yang harus dilewati untuk berada diposisinya saat ini. Sungguh, usaha memang tidak akan mengkhianati hasil.

"Aku lelah sekali..." keluh Rebecca menyandarkan punggungnya pada sofa begitu sampai di dalam apartemen mewah tempat tinggalnya.

"Ini jadwal terakhirmu di London. jadi, manfaatkan waktu untuk beristirahat sebelum kembali ke NY City." Ucap sang manager sambil memberikan segelas minuman untuk modelnya yang saat ini terlihat cukup kelelahan karena jadwal pemotretan yang sangat padat belakangan ini.

"kau memang yang terbaik Lilly... "
Rebecca memeluk manja sang manager yang sudah Ia anggap sebagai kakaknya itu sebagai bentuk ungkapan rasa terima kasihnya.

"Bagaimana perasaanmu setelah sekian lama akhirnya akan kembali ke kampung halaman?" tanya Lilly

"Tentu saja aku senang, bisa berkumpul kembali bersama keluarga dan temanku."

"William...?"

Rebecca mendelik mendengar nama itu terucap dari sang manager.
"Please... Jangan sebut namanya untuk saat ini!"

"kalian bertengkar?" tanya Lilly penasaran.

"Tidak... Aku hanya sedang malas." acuh Rebecca.

"Apalagi yang kalian perdebatan kali ini...?" Sungguh terkadang Lilly sangat lelah dengan masalah mereka.

Sejak menjadi menager Rebecca empat tahun yang lalu sampai saat ini. Lilly tahu betul bagaimana hubungan Rebecca dengan William. Meskipun mereka sering bertengkar hanya karena meributkan hal kecil sekalipun, tetap saja mereka sebenarnya saling peduli dan menyayangi satu sama lain.

Bahkan William sendiri yang merekrutnya untuk menjadi manager bagi Rebecca, sekaligus meminta dirinya untuk terus mengawasi dan menjaga gadis ini agar terhindar dari hal negatif.

Drunk and Sex

Lilly berpikir, betapa beruntungnya kehidupan Rebecca karena memiliki sosok seperti William dihidupnya.

Vote, Comment & Share

TERIMA KASIH

HARASS [I'm Yours]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang