BAB 3

11K 182 0
                                    

Harass

RICHARDSON ENTERPRISES HOLDING INC

Terlihat mobil mewah merek Bugatti berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu utama pelataran gedung perusahaan milik keluarga Richardson. Lalu seorang pria mengenakan setelan jas dengan kemeja tanpa dasi keluar dari dalam mobil tersebut.

Senyum menawan terpasang diwajahnya menyapa setiap karyawan wanita yang berpapasan dengannya.

Hanya wanita...

Hal yang sudah biasa bagi penghuni perusahaan, ketika melihat perilaku ramah yang ditunjukan salah satu teman dari bos mereka yang memang sering berkunjung kemari.

"Hai Carla, kau semakin cantik saja sejak terakhir kali kita bertemu?" sapa pria tersebut kepada seorang karyawan resepsionis.

Wanita itu tersipu malu mendapat pujian dari pria tampan. Meskipun Ia tahu sebenarnya kalimat itu lebih condong ke arah bualan seorang pria. "Terima kasih Sir." ucapnya berusaha untuk tetap profesional.

Pria itu mendengus melihat bagaimana wanita itu bersikap terlalu formal, "Santailah sedikit Carl, kau masih muda. Jangan sampai seperti bos-mu, ingat itu."

Wanita bernama Carla itupun hanya bisa mengiakan saja mendengar nasehat dari pria dihadapanya, "Baik Sir akan saya usahakan."

"Aish kau ini..." gemasnya melihat wanita itu tetap saja berbicara formal padanya, "sudahlah... Apa Bos-mu saat ini ada?"

"Mr. Ray saat ini ada di ruangannya Sir."

"I see.... Terima kasih Carl, ingat pesanku oke." ucap pria itu dengan mengedipkan sebelah matanya dan berlalu pergi menuju ke tempat tujuannya yang sebenarnya, ruangan pemilik gedung ini.

"..........."

TING....
LANTAI 20

Especially The CEO Room

Sebelum memasuki ruangan yang ditujunya, Dex melihat meja disamping ruangan tersebut yang diperuntukkan untuk seorang sekretaris itu kosong, Ia pun berlalu begitu saja memasuki ruangan bertuliskan CEO Room yang ada didepannya.

ketika memasuki ruangan tersebut Dex melihat dua orang lawan jenis yang sedang mendiskusikan sesuatu. Kehadirannya pun sejenak mengalihkan mereka.

"Apa aku mengganggu?" tanya Dex, tetapi tidak ada yang menanggapi.

Dex pun mengangkat kedua bahunya seolah tidak peduli, lalu berjalan menuju sofa yang diperuntukkan untuk tamu yang datang berkunjung.

"Baik Sir, saya permisi." kalimat penutup dari sang sekretaris mengakhiri diskusi antara atasan dan bawahan.

"Kau tidak ingin menawariku minum?" tanya Dex kepada seorang pria yang masih saja berkutat pada kertas dokumen yang ada dihadapannya tanpa menghiraukan dirinya.

"Aku tidak mengundangmu!"

Dex terkekeh, sahabatnya ini tidak pernah berubah. "Apakah itu sekretaris-mu yang ketiga dibulan ini? Sayang sekali... Padahal yang sebelumnya sangat wow." ucap Dex menggerakkan tangannya seolah sedang menggambarkan bagaimana bentuk tubuh sekretaris yang sebelumnya pernah Ia temui.

"kau ke sini hanya ingin membicarakan itu?"

"Tentu saja tidak! Aku ingin mengajakmu dan Arlo pergi bersenang-senang."

"Aku sibuk!"

"Come on dude... Bersantailah sejenak. Kau tahu? Wajahmu seperti seorang pria yang kekurangan kasih sayang seorang wanita."

Mendengar ucapan bernada sindiran itu lantas membuat Archer langsung melirik Dex dengan tajam,
"Diamlah..." desisnya.

Dex tahu, kelemahan Archer adalah menyinggungnya soal wanita. Dia juga cukup heran, mengapa hingga saat ini Ia bahkan belum pernah mendengar bahwa temannya ini berkencan dengan seorang wanita. "Jadi bagaimana? Kau ikut."

Sudahlah, Archer menyerah saja sekarang. Pria satu ini akan terus mengganggunya jika Ia belum menyetujui permintaannya. Archer tahu dirinya memang terlalu disibukan dengan urusan pekerjaan. Sejak menggantikan Ayahnya, waktu yang dihabiskan Archer hanya berputar sekitar rumah dan perusahaan.

Untuk kali ini tidak ada salahnya menghabiskan waktunya diluar...

"kau atur saja!"

"Baik... Mengenai tempatnya Aku akan mengabarimu nanti."

Vote, Comment & Share

TERIMA KASIH

HARASS [I'm Yours]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang