BAB 11.2

5.4K 145 35
                                    

Harass

BLUFF POINT GOLF RESORT

"Kau selalu payah dalam bermain golf, untuk apa membawaku kemari?" komentar Hera setelah beberapa kali melihat bola putih itu terlempar entah kemana.

Rebecca hanya tersenyum polos, dia memang tidak berbakat dalam bermain golf sepertinya. William bahkan hampir frustrasi saat mengajarinya dulu.

Setelah berbagai rayuan, akhirnya Hera mau juga pergi keluar bersama Rebecca. Niatnya Rebecca ingin mengajak Hera untuk berpiknik ke taman. Namun, rencananya itu harus diurungkan saat melihat taman kota yang begitu ramai. Demi menghindari paparazi, disinilah mereka sekarang.

Bukan salahnya kalau dia begitu terkenal, pikirnya sombong.

"Salahkan lubangnya yang terlampau kecil!" Elak Rebecca menyudahi permainannya. Memilih duduk santai mengikuti Hera yang sejak tadi hanya menonton dirinya.

"Ya!!! Aku bahkan sampai tidak melihatnya." Ucap Hera menyipitkan matanya seolah sedang mencari dimana letak lubang itu berada.

"Aiishh... Kau ini!" tawa Rebecca dan Hera pun pecah karna kekonyolan mereka sendiri, Sudah lama sekali rasanya.

"Okay, next to the topic... Aku ingin menceritakan sesuatu."

"Baik... Apa itu?" penasaran Hera,

"Kau masih ingat bukan tiga pria yang berkenalan dengan kita saat pesta kelulusan?"

Hera mengangguk ingat, tidak mungkin Ia melupakannya. Sebelum berkenalan secara resmi pun Hera sudah mengetahui siapa mereka, mereka sangat terkenal dikalangan wanita. Bahkan hingga saat ini, ditambah mereka sering mengisi beberapa majalah bisnis karena kesuksesan masing-masing.
Terutama si dingin Archer, terkadang suster di Rumah Sakit tempatnya bekerja sering membicarakan mereka dan yang pasti William juga termasuk didalamnya.
"Tentu saja aku ingat... Ada apa dengan mereka?"

"Aku beberapa waktu lalu bertemu mereka, kami bahkan sudah pergi hangout bersama."

"Wow... Seperti apa mereka sekarang?" sejujurnya Hera cukup terkejut mengetahui Rebecca pergi bersama orang lain selain dirinya dan William. Hera tebak, pasti Liam tidak tahu perihal ini.

"Tidak ada yang berubah, mereka masih sama seperti dulu. Kau tahu, yang satu sangat antusias dan yang satunya seperti patung berjalan."

Hera hanya bisa tertawa mendengar penjelasan Rebecca, "Ya... Diantara mereka bertiga hanya satu yang terlihat normal. Si tampan Arlo."

Rebecca menghela nafas memikirkan apa yang Hera ucapkan, "Sayangnya Arlo sudah memiliki kekasih, bahkan sudah bertunangan."

Seketika Hera meringis mendengar itu, "Sangat disayangkan... Aku sempat berpikir jika dia cocok untukmu."

"Oh tidak! Buang jauh-jauh pemikiran anehmu itu. Aku seakan mengkhianati Gianna."

"Siapa Gianna...?"

"Tentu saja kekasih Arlo."

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Hera penasaran.

Rebecca bergumam mengiakan, "Aku bahkan bertemu dengan Gianna terlebih dahulu sebelum Arlo. Nanti kau aku perkenalkan padanya."

"Aku menantikan itu."

Vote, Comment & Share

TERIMA KASIH

HARASS [I'm Yours]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang