Pt. 9

2.7K 308 27
                                    

Cast :

Jung Jeno
Seo Haechan
Dong Renjun

Rated : T

Genre : Romance, Drama, Family

Note : Cerita ini terinspirasi dari film india Mujhese Dosti Karoge. Tapi sedikit aku ubah jalan ceritanya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

"Loh, Haechan kok sudah pulang?"

Taeil yang baru saja keluar dari dapur cukup terkejut saat melihat seorang maid yang tengah menggeret koper, diikuti oleh anak gadisnya.

"Setelah kompetisi aku langsung pulang ma.." Jawabnya.

"Kemarin bilangnya mau jalan-jalan dulu mumpung ada di sana."

Taeil menghampiri anaknya.

"Aniya.. Tiba-tiba aku malas ma.. Lebih baik langsung istirahat dirumah saja."

"Yasudah.. Bi, kopernya langsung dibawa ke kamar Haechan yah.."

"Baik bu.."

Maid tadi langsung meninggalkan ibu dan anak itu.

"Apa ada masalah?"

Taeil mengelus rambut panjang Haechan. Dapat dia rasakan sesuatu terjadi dengan anak gadisnya itu.

"Tidak ma.." Sangkal Haechan.

Taeil tersenyum. Mama cantik itu membawa Haechan untuk duduk di sofa panjang ruang tengah.

"Sayang, kau tidak bisa membohongi ibu mu ini."

Haechan menatap ibunya.

"A-aku hanya bingung."

"Bingung kenapa??"

Haechan terdiam. Dia ragu untuk bercerita dengan ibu nya atau tidak. Karna dia pikir masalah ini adalah masalahnya. Di tidak ingin masalah ini sampai diketahui para orang tua.

"Ada apa sayang?"

"A-aku bi-bingung ma.. Kompetisi kemarin aku hanya meraih juara 3.. Pasti Minho oppa akan kecewa."

Ya! Haechan akan mencoba menyelesaikan masalah ini sendiri, tanpa campur tangan orang tua mereka.

Taeil tersenyum.  "Benar hanya itu?"

"Benar ma.."

Taeil sebenarnya tahu jika anaknya sedang berbohong. Firasat orang tua tidak akan pernah salah. Tapi jika anaknya sendiri tidak ingin jujur padanya, dia bisa apa.

Mungkin Haechan belum siap untuk bercerita. Taeil akan memahaminya.

"Sayang, yang namanya kompetisi itu bisa kalah atau menang. Dan apapun itu kau sudah bekerja keras."

"Iya ma.. Aku hanya takut Minho oppa akan kecewa."

"Bicara baik-baik padanya.. Mama yakin kalau Minho adalah orang yang berpikiran dewasa. Jadi tidak mungkin akan marah-marah hanya karna sebuah kompetisi."

"Iya ma.. Eumm.. Ngomong-ngomong papa dan Yangyang kemana?" Tanya Haechan yang merasa rumahnya sedikit sunyi.

"Papa masih di kantor. Kalau Yangyang tadi pergi sama teman-teman sekolahnya, katanya mau ke warnet untuk main game."

"Oh astaga! Anak itu! Padahal dikamarnya sudah ada komputer game lengkap, tapi masih saja main ke warnet."

"Katanya kalau dikamar dia main sendiri. Tapi kalau di warnet dia bisa bermain dengan teman-temannya."

FRIENDSHIT [00Line] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang