Pt. 8

3K 357 37
                                    

Cast :

Jung Jeno
Seo Haechan
Dong Renjun

Rated : T

Genre : Romance, Drama, Family

Note : Cerita ini terinspirasi dari film india Mujhese Dosti Karoge. Tapi sedikit aku ubah jalan ceritanya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Minho dan Jisung tengah menikmati makan siang mereka disalah satu restoran yang biasa mereka datangi.

Keduanya menikmatu suapan dari makanan yang lezat itu.

"Ah~ Oppa, Haechan sudah berangkat tadi pagi." Ujar Jisung memecah keheningan.

"Dia berangkat hari ini? Kenapa cepat-cepat sekali? Padahal aku sudah bilang untuk besok saja." Jawab Minho.

"Entahlah~ Dia bilang biar memiliki waktu lebih lama untuk berlatih."

"Baiklah nanti sore aku akan menghubunginya."

Jisung mengangguk, selanjutnya dia meletakan garpu dan sendok diatas piring. "Oppa, apa mungkin dia menghindari Jeno?"

"Menghindar dari Jeno? Kenapa?"

"Besok kan Jeno juga berangkat ke Amerika. Haechan pasti sengaja berangkat lebih dulu agar tidak berbarengan dengan Jeno."

"Kenapa harus menghindari Jeno? Bukankan mereka bersahabat sejak kecil?" Minho bingung.

"Haechan kan mencintai Jeno, dia pasti tidak nyaman jika harus berduaan dengannya, disaat pria itu sudah bertunangan dengan sahabatnya sendiri."

"Ahh kau benar.. Ku kira dia sudah menghilangkan perasananya."

"Menurutmu kalau Haechan jujur tentang semuanya apa Jeno akan memilihnya?"

"Jujur kalau Haechan mencintai Jeno?"

"Iya.. Termasuk jujur tentang Haechan yang membalas semua pesan e-mail dari Jeno bukan Renjun."

"Yahh kalau Jeno memang mencintai Renjun sejak lama, dia tidak akan peduli siapapun yang membalas pesan itu. Karna memang yang dia harapkan itu yah si Renjun."

Jisung mengangguk. "Oppa benar.. Jadi keputusan Haechan untuk merahasiakannya sudah tepat."

"Sudahlah, biarkan Haechan memilih jalannya sendiri. Kau cukup mendukung dan membantunya saja. Dia yang paling tahu tentang perasaannya."

"Iya.. Aku mengerti."

Jisung dan Minho kembali memfokuskan diri mereka pada makanan yang ada didepan mereka.

Tanpa menyadari seseorang yang duduk tepat membelakangi mereka. Yang sejak tadi mendengarkan setiap alur yang mereka ceritakan.

"Bagaimana bisa?" Gumamnya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Haechan baru saja menginjakan kaki kecilnya disalah satu kamar hotel yang ia sewa untuk beberapa hari kedepan.

Dia meletakan koper kecil nya disamping nakas, lalu membaringkan tubuh lelahnya diatas kasur sana.

"Hahh~~ Nyamannya~~~" Ucap nya.

Onix bening itu memejam. Menikmati kasur empuk yang terasa sangat nyaman.

Drrtttt drrtttt

Keheningan itu dibuyarkan oleh getaran ponsel yang ada dikantung coat nya.

Haechan merogoh kantungnya dan meraih ponsel pintarnya.

FRIENDSHIT [00Line] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang