Pt. 16

2.6K 305 30
                                    

Cast :

Jung Jeno
Seo Haechan
Dong Renjun

Rated : T

Genre : Romance, Drama, Family

Note : Cerita ini terinspirasi dari film india Mujhese Dosti Karoge. Tapi sedikit aku ubah jalan ceritanya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Haechan menggeleng cepat, "Ti-tidak bukan itu.."

"Lalu kau kenapa?" Tanya Renjun khawatir.

"Sepertinya ini adalah saat yang tepat, Haechan-ah.. Biar Renjun tahu apa yang sedang kita bicarakan." Ujar Jeno.

Renjun mengernyitkan kedua alisnya bingung. Dia mengalihkan tatapannya bergantian antara Jeno dan Haechan.

"Tahu apa? Apa yang kalian bicarakan dibelakangku?" Renjun bingung.

"Bukan apa-apa Renjun-ah, sebaiknya kita pergi sekarang." Haechan mengalihkan pembicaraan. Tangannya sudah menarik tangan Renjun.

Renjun yang bingung hanya diam saja ditarik oleh Haechan.

Namun langkah Haechan terhenti. Karna Jeno kini sudah menahan tangan Haechan yang kosong.

"Tunggu dulu.. Aku yakin Renjun sangat penasaran bukan?" Ujar Jeno.

"Jeno.." Haechan mendesis kesal.

"Sayang, apa kau tidak penasaran dengan apa yang aku dan Haechan bicarakan tadi?" Tanya Jeno pada Haechan.

Renjun melepaskan tangan Haechan yang memegang tangannya.
"Sebenarnya ada apa sih diantara kalian?? Kalian kenapa? Apa yang kalian sembunyikan dariku?"

Jeno tersenyum.

Senyuman yang tidak bisa ditebak apa artinya.

Jeno melepaskan tangan Haechan, lalu berjalan kearah Renjun. Berdiri didepan tunangannya itu.

"Kau benar.. Aku dan Haechan punya sebuah rahasia. Rahasia yang tidak kau ketahui."

"Apa?" Renjun memandang kedua sahabatnya itu bergantian.

Haechan sudah pasrah, nafasnya kembali tercekat.. Dia pasrah jika persahabatan mereka akan berakhir saat ini juga.

"Aku sudah memesan tiket bulan madu untuk kita ke Hawaii, tempat yang sangat ingin kau kunjungi." Jawab Jeno sambil menunjukan layar ponselnya yang menampakan sebuah e-ticket keberangkatan ke Hawaii atas nama Jeno.

"Apa?" Renjun terkejut, begitupun dengan Haechan. Namun dengan perasaan yang berbeda.

"JENOOO!!" Renjun langsung memeluk Jeno dengan erat, mengalungkan leher pemuda tampan itu.

"Kkk~ Apa kau senang sayang?" Tanya Jeno.

Mata pemuda itu menatap lurus pada Haechan yang terlihat sangat terkejut.

Mata keduanya bertemu.

"Tentu saja aku senang.. Terima kasih banyak Jeno!! Aku sangaaaat senang." Renjun terlihat sangat bersemangat sekali.

"Syukurlah kalau begitu.." -Jeno-

"Aku mencintaimu Jeno!!" -Renjun-

"Aku juga mencintaimu." Jawab Jeno, namun ucapanya itu seperti diperuntukan untuk Haechan, karna mata tajam itu hanya tertuju pada gadis itu.

Renjun melepaskan pelukannya.
"Tapi kapan kau memesannya? Kenapa tidak memberitahuku? Lalu kenapa Haechan menangis?" Rentetan pertanyaan yang diajukan Renjun.

"Sebenarnya aku pesan tadi pagi, dan rencananya jika kita jadi bertemu dengan Haechan saat makan siang tadi, aku berniat untuk mengajaknya juga." Jawab Jeno.

Dia benar, sebenarnya tiket pesawat yang dia pesan adalah untuk Haechan. Dia sangat yakin jika pernikahannya dengan Renjun akan dibatalkan, dan saat itu juga dia akan menikahi Haechan.

Tapi yang dia dapatkan malah berita pernikahan Haechan dan Jaemin. Yang sangat mengejutkannya.

"Ahh~ Benarkah? Lalu Haechan-ah, kenapa kau menangis seperti tadi?" Tanya Renjun pada Haechan.

Haechan yang ditanya seperti itu secara tiba-tiba langsung panik. Sialnya dia tidak mempunyai alasan bagus untuk menjelaskan kenapa dirinya menangis.

"I-itu___ A-a-aku___"

"Dia hanya terharu.. Karna aku berjanji akan memberikannya hadiah jika pernikahan mereka dilakukan bersamaan dengan pernikahan kita."

"Kkk~ Kau ini.." Renjun mendekati Haechan. Kemudian memberikan pelukan hangat untuk sahabatnya itu.

Haechan membalas pelukannya. Rasa lega menguar dari dalam hatinya.. Dia merasa beban berat yang sejak tadi dia tahan langsung lenyap saat itu juga.

"Bukankah sejak dulu kita sudah berjanji kalau kita akan menikah diwaktu yang sama?" Ujar Renjun.

"I-iya aku hanya terharu.. Akhirnya aku bisa menepati janji kita.." Jawab Haechan. Tanpa sadar air matanya kembali mengair.

Kata-kata itu ia tujukan untuk Jeno.

"Sudah jangan menangis.. Kau harusnya berbahagia sekarang.." Renjun melepaskan pelukannya, gadis itu menghapus air mata yang membasahi pipi sahabatnya itu.

"Terima kasih banyak.. Renjun-ah, kau tahu kan? Kau adalah sahabat terbaik yang selama ini aku miliki, aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalau aku tidak akan mengecewakan dan menyakitimu." Ujar Haechan.

Renjun tersenyum, "Aku tahu.. Karna aku pun begitu.. Terima kasih karna sudah mau menjadi sahabatku dan saudaraku."

Haechan mengangguk, dia akan melakukan berbagai cara agar Renjun tidak terluka, apapun itu.

Meskipun dia harus merelakan cintanya, dia tidak peduli, karna rasa sayang untuk sahabatnya itu terlalu besar.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

FRIENDSHIT [00Line] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang