Pt. 14

2.5K 299 7
                                    

Cast :

Jung Jeno
Seo Haechan
Dong Renjun

Rated : T

Genre : Romance, Drama, Family

Note : Cerita ini terinspirasi dari film india Mujhese Dosti Karoge. Tapi sedikit aku ubah jalan ceritanya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Setelah makan malam berakhir, keluarga Lee pamit undur diri karna waktu sudah lumayan malam.

Tapi tidak dengan Jaemin dan Haechan.

Jaemin meminta Haechan untuk berjalan-jalan sejenak sambil membicarakan sesuatu.

Dan akhirnya mereka memilih menepikan mobilnya disalah satu taman yang tidak jauh dari area perumahan tempat tinggal keluarga Seo.

Jaemin mendekati Haechan yang sedang duduk diatas ayunan, sambil membawa dua kaleng minuman bersoda.

"Ini untukmu." Jaemin menyodorkan satu kaleng kehadapan Haechan.

Haechan menerimanya. "Terima kasih."

Kemudian Jaemin duduk di ayunan kosong sebelahan dengan Haechan.

"Apa kau kedinginan?" Tanya Jaemin lembut.

"Tidak.. Aku baik-baik saja." Haechan menggelengkan kepalanya.

Kemudian hening.

Sejujurnya mereka bingung untuk memulai pembicaraan dari mana. Begitu banyak yang ingin sekali Jaemin tanyakan pada Haechan, tapi entah kenapa lidahnya malah terasa kelu.

"Kau pasti merasa terkejut kan?" Haechan yang memulai.

Jaemin menatap gadis disebelahnya yang sedang menunduk sambil menggenggam soda pemberiannya.

"A-aku hanya.. Kau tahu, rasanya seperti tidak menyangka."

"Aku juga."

"..."

"Bukankah ini terlihat lucu?? Begitu banyak jalan cerita yang bisa kita pilih, tapi kita malah berakhir memilih cerita yang konyol." Haechan sedikit terkikik mengingat jalan apa yang harus dia pilih.

"..." Jaemin mencoba mendengarkan cerita Haechan.

"Mungkin aku pernah berbuat kesalahan dikehidupan sebelumnya. Sehingga aku merasa saat ini Tuhan sedang menghukumku." Haechan mendongakan kepalanya. Menatap langit luas yang menghitam.

"Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Tinggal bagaimana orang itu bisa memperbaikinya." Jawab Jaemin yang mengikuti Haechan menatap langit gelap diatasnya.

Haechan tersenyum, "Tidak ada yang bisa diperbaiki. Semua tidak akan bisa sama seperti sebelumnya."

"Bisa! Meskipun keadaannya tidak lagi sama. Setidaknya rasa penyesalan itu bisa berkurang."

Haechan bergantian menatap Jaemin. Matanya menelaah pemuda tampan yang ada disebalahnya.

"Bagaimana jika kesalahan itu melukai perasaan orang yang kita sayangi?" Tanya Haechan.

Jaemin menoleh pada Haechan, kedua mata itu bertemu.
"Pasti ada sebuah alasan dibalik itu semua, kan? Selama kalian jujur satu sama lain, walaupun menyakitkan tapi setidaknya kalian tidak akan pernah menyesal setelahnya. Tinggal tergantung pilihan terakhir kalian seperti apa?"

"Pilihan terakhir yah?" Gumam Haechan pelan.

Jaemin tersenyum.

"Wow! Sepertinya kau sangat ahli dalam masalah ini." Goda Haechan.

"Haha.. Tidak kok~ Aku hanya menduga-duga saja."

Jaemin meminum cola yang sudah tidak dingin itu.

"Apa kau tidak penasaran kenapa aku menerima lamaran ini?" Tanya Haechan.

Jaemin tersenyum, "Sejujurnya iya.. Tapi aku tidak ingin memaksamu untuk bercerita tentang perjodohan ini."

"Aku merasa sudah cukup waktu ku untuk merasa bebas. Papa memberikan aku waktu untuk melakukan apapun yang aku inginkan, sebelum dia memberikan aku posisi direktur disalah satu perusahaannya. Dan kupikir ini sudah saat nya aku menerima tanggung jawab itu."

Meskipun tidak seratus persen karna alasan itu, namun itu juga adalah kebenaran. Di usia Haechan yang sekarang sudah seharusnya dia menerima tanggung jawab yang semestinya.

Lagipula ayahnya sudah memberikan ia waktu untuk melakukan apapun yang dia inginkan sebelum ayahnya memberikan jabatan itu nantinya.

"Apa kau yakin? Maksudku, kau rela menikah denganku meskipun kau tidak mencintaiku?" Tanya Jaemin takut-takut.

Haechan terkekeh kecil, "Sejak awal aku tidak terlalu mempercayai cinta.. Aku hanya berpikir kau adalah laki-laki yang tepat untukku."

"Kau tidak mempercayai cinta bukan karna kau pernah disakiti kan?"

Haechan menyunggingkan bibirnya, "Mungkin 30 persennya iya.. Hehe.. Tapi selebihnya aku merasa lebih berpikir rasional.. Kenapa? Apa kau tidak ingin menikah denganku?" -Haechan-

"A-apa?! Tentu saja tidak!! Aku akan tetap menikahimu meskipun kau tidak mencintaiku." Jawab Jaemin dengan panik.

"Haha~ Kau lucu sekali." Haechan tertawa melihat ekspresi Jaemin yang panik, karna menurutnya itu lucu.

"Apanya yang lucu? Ya!! Seo Haechan" Jaemin berpura-pura kesal.

Haechan mencoba meredam tertawanya.

"Siapa tahu saja kan setelah kita menikah nanti, lambat laun kau akan mencintaiku." Lanjut Jaemin.

Jaemin berdiri dari duduknya, kemudian berdiri tepat didepan Haechan yang masih duduk di ayunannya.

"Tolong bantu aku untuk mencintaimu." Ucap Haechan pelan.

"Tak peduli kau mencintaiku atau tidak, tapi aku akan selalu membuatmu merasa dicintai."

Jaemin menunduk, tangan beruratnya meraih dagu Haechan. Mendekatkan wajah mereka.

Dan satu kecupan lembut pemuda itu bubuhkan diatas bibir merekah itu.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Chap ini pendek banget yahh??
Emang..
Hehe

Abisnya gak tau mau ngelanjutinnya kayak apa lagi kkk~

FRIENDSHIT [00Line] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang