"Hah? Apa?! Pak, jangan bercanda ya, Pak?"
Zavian kembali berdiri tegap sembari memandangi Tara dari atas sampai bawah. Ternyata gadis ini memang cara pakaiannya begini. Dia pikir gadis ini hanya ingin menggodanya dengan cara berbeda.
"Apa wajah saya yang tampan ini terlihat seperti bercanda, Tara?"
"Pak Zavian tau nama saya darimana?" Tara mengernyit.
Zavian meraih kartu pengenal yang dikalungkan Tara. "Tara Lavena … Divisi keuangan dan akuntansi." Kemudian mengangkat kartu itu seakan memberitahukan gadis itu, kalau dia tahu dari kartu yang tergantung di sana. "Saya nggak mau tau, kamu harus tanggungjawab kejadian waktu itu."
"Tanggungjawab gimana maksudnya, Pak?"
"Nanti akan saya beritahu. Sepuluh menit dari sekarang, kamu harus datang ke ruangan saya."
"Tapi, Pak?"
"Apa lagi? Kamu mau saya pecat?"
"Hah? Kok pecat, sih, Pak?!" balas Tara sedikit meninggikan suaranya hingga semua staf disana menatap ke arahnya dengan tatapan tajam.
"Tara! Jaga sikap kamu!" sahut Bu Fina dengan mengarahkan tatapan yang begitu menusuk. Wanita paruh baya itu langsung melangkah mendekati Tara dan menarik tangannya. "Saya mohon maaf Pak Zavian karna sikap staf saya yang tidak sopan."
"Fina, kamu harus pastikan gadis itu ke ruangan saya." Zavian menjeda ucapannya sembari melihat jam tangannya. "Sepuluh menit dari sekarang."
"Ba-baik, Pak."
Setelah itu Zavian dan asistennya langsung beranjak dari divisi itu. "Tara, setelah kamu dari ruangan Pak Zavian, langsung ke ruangan saya!" ucap wanita paruh baya dengan sembari menoleh padanya.
"Baik, Bu."
Tanpa merespons apapun, wanita tadi langsung pergi begitu saja. Setelah kepergian kepala divisi itu, Tara menghela napas. Rasanya dia begitu tegang tadi, tapi ketika bernama atasan yang baru itu dia tidak setakut ini.
"Tadi lo kenapa, Tar?" tanya Mita saat Tara melangkah menuju mejanya. "Lo kaya udah kenal Pak Zavian."
Tara melirik Mita sekilas. "Gue yang miskin dari lahir, mana mungkin kenal orang kaya macam Pak Zavian. Mita, gue ke ruangannya sebentar." Gadis dengan rambut cepol itu bergegas menuju ruangan Zavian.
***
Ini adalah kali pertama Tara yang hanya seorang staf biasa, menginjakkan kakinya di lantai sepuluh. Apalagi dia baru saja bekerja dua minggu lalu. Tempat di mana pejabat tinggi perusahaan berada. Dilihat dari fasilitasnya saja membuat Tara tersenyum kecut.
Setelah bertanya pada resepsionis, gadis itu langsung melangkah menuju salah satu pintu kaca di mana pria itu berada. Tara mengangkat tangannya dan mengetuk pelan pintu berbahan kaca itu. Tidak ada balasan apapun dari dalam ruangan.
"Nih, Pak Zavi mana, sih? Nggak nyahut apa-apa," gumam Tara.
Lebih baik Tara menunggu di dalam. Akhirnya gadis kepang dua itu mendorong pelan pintu, masuk ke dalam ruangan pimpinan tertinggi di perusahaan itu. Dari langkah pertama Tara benar-benar sudah dibuat kagum dengan ruangan ini. Bahkan entah sejak kapan mulutnya sudah menganga sebesar itu.
"Apa yang kamu lihat?" tanya seseorang membuat Tara terkejut dan langsung berbalik. "Kamu ini staf baru, tapi suka terlambat? Apa kamu ini masuk perusahaan karna orang dalam?"
Lagi-lagi Tara dibuat tercengang dengan pertanyaan CEO itu. Apakah dia begitu terlambat sampai pria ini marah padanya? Gadis itu melihat ke arah jam yang melingkar di tangannya tidak terlambat. Malah dia masih memiliki waktu lima menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract and Love
Romance~ Romance, comedy, drama ~ Tara Lavena (22 tahun) diundang ke acara ulangtahun temannya yang di adakan di club. Siapa sangka dia bertemu dengan Zavian Ryder (32 tahun) yang adalah CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Pertemuan awal itu membuat...