Kaki Tara mulai bergetar saat membopong Zavian menuju ranjang di salah satu kamar. Benar-benar melelahkan, apalagi ditambah tubuh Tara yang tidak pernah olahraga. Setelah ini, sepertinya Tara akan pingsan karena terlalu lelah.
Tara benar-benar sudah lelah, setelah sampai di ranjang, gadis itu langsung membiarkan tubuh Zavian terjatuh. Perlahan Tara mengatur napasnya, sungguh dia sangat lelah, bahkan tidak sanggup untuk naik bus untuk pulang.
"Udah ngeselin, sekarang ngerepotin," gumam Tara seraya melirik tajam pada pria yang tengah tertidur dengan wajah yang merah.
Gadis itu membuka sepatunya dan melempar begitu saja. "Pak Zavi makan apa, sih? Berat banget badannya."
Tiba-tiba Tara jadi terpikirkan sesuatu, kalau mereka benar-benar akan menikah nanti. Jika Zavian mabuk seperti ini, pasti akan merepotkannya. Apalagi kalau tingkah mesumnya itu muncul tiba-tiba.
"Kayanya gue mesti mikir tujuh hari, tujuh malam buat rencana pernikahan kontrak itu," gumam Tara seraya menyugar rambutnya yang sudah berantakan itu.
Kini Tara benar-benar berantakan karena ulah Zavian yang menarik-narik kuncirnya kini rambut tergerai indah. Sungguh ini benar-benar mencerminkan atasan yang merepotkan bawahannya.
Tara melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Gadis itu mendesah karena lelah, sekarang sudah hampir tengah malam. Dia benar-benar harus segera pulang sebelum gerbang kosannya ditutup.
Ketika Tara yang tengah terduduk di sisi ranjang sembari menguncir asal rambutnya. Tiba-tiba ujung kemejanya itu ditarik oleh Zavian. Sontak gadis itu menoleh. "Pak Zavi mau apa?" tanya Tara dengan tatapan datar.
Zavian tiba-tiba bangkit dan terduduk dengan mata yang sedikit terbuka.
"Tara," tutur Zavian dengan suara pelan dan sedikit serak. Wajahnya masih merah, sudah pasti Zavian masih mabuk sekarang.
"Apa, sih, Pak? Mendingan Pak Zavi tidur lagi sekarang." Tara mendorong tubuh Zavian agar tertidur kembali, tapi pria itu malah menarik kemejanya.
"Pak Zavi, lepasin kemeja saya!"
Zavian semakin menarik kemeja Tara hingga akhirnya kancingnya terlepas dan kini tank top-nya terlihat sempurna dari balik kemeja biru dongkernya itu. Gadis itu menatap begitu tajam ke arah Zavian yang masih terduduk setengah sadar itu.
"Astaga, Pak Zavi! Kemeja saya, Pak!" pekik Tara.
Kemeja yang baru saja Tara beli di pasar malam dekat kosannya itu sudah rusak sekarang. Sungguh, Tara sangat kesal dengan orang mabuk ini, jika tahu akan seperti ini lebih baik Tara geletakan saja di lantai dan langsung pulang.
Tara langsung mendorong tubuh Zavian agar kembali tertidur. Baru saja Tara akan bangkit berdiri untuk pulang, tiba-tiba tangan gadis itu kembali ditahan Zavian yang sudah terduduk kembadi.
"Apalagi sekarang, Pak? Saya-"
Sontak Tara membulatkan netranya saat Zavian tiba-tiba memuntahkan cairan ke arah dadanya sampai tank top dipenuhi dengan muntahan itu.
"Pak Zavi!"
Plak!
***
Pria itu menggeliat dan sesekali meregangkan tubuhnya yang benar-benar lelah. Bahkan matanya yang hanya sedikit terbuka. Pelan-pelan matanya terbuka dengan sempurna. Tiba-tiba Zavian dikejutkan dengan suara air dari kamar mandinya.
Saat itu juga Zavian membuka matanya dengan kesadaran yang sudah seratus persen. Tunggu, bukankah dia tinggal sendiri di apartemen? Siapa yang berani mandi di kamar mandi miliknya, Theo saja tidak berani, tapi kenapa ada suara air?
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract and Love
Romance~ Romance, comedy, drama ~ Tara Lavena (22 tahun) diundang ke acara ulangtahun temannya yang di adakan di club. Siapa sangka dia bertemu dengan Zavian Ryder (32 tahun) yang adalah CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Pertemuan awal itu membuat...