Rasanya Tara ingin mati sekarang. Bagaimana bisa pekerjaannya tidak selesai juga? Tara tahu, mungkin dirinya terlihat bersemangat karena menerima semua tugas yang diberikan. Namun, dibalik itu Tara benar-benar stres, bahkan selama empat hari berturut-turut Tara selalu lembur. Ya, walaupun mendapatkan bonus karena lembur, tapi bukankah ini terkesan seperti Tara hendak menjemput ajalnya sendiri? Sungguh melelahkan.
Bukan hanya Tara, tapi Zavian juga merasakan hal yang sama. Zavian yang selaku atasan perusahaan itu selalu lembur, mereka juga jarang bertemu. Walaupun akhirnya mereka tidur di satu ranjang bersama, tapi, sedikit ada perbedaan sekarang. Ditambah Zavian juga sering makan malam diluar bersama pemegang saham dan teman-temannya.
Walaupun begitu, Zavian selalu meninggalkan uang tunai dan kartu kredit untuk Tara gunakan. Terkadang Zavian menelpon dan mengirim chat pada Tara. Jujur saja, Tara sedikit khawatir dengan keadaan Zavian, bukan karena Tara tertarik dengan pria tiga puluhan itu.
Tara hanya khawatir sebagai sesama manusia saja. Dibalik itu Tara selalu membuat bekal makan siang untuk Zavian yang berikan melalui Rian dan membuatkan susu jahe kesukaan pria itu saat malam sebelum Zavian pulang.
Tara membasuh wajahnya, mengambil pouch dan kembali touch up agar wajahnya lebih fresh. Tara yang tengah sibuk dengan wajahnya menoleh pada dua orang yang tiba-tiba muncul. Orang-orang itu adalah senior di divisi bagian Tara bekerja. Tara menyapa dengan senyuman tipis dan sedikit menunduk.
Salah seorang wanita dengan rambut lurus panjang bernama Putri. “Lo tau kan, Pak Zavian CEO kita itu, udah nikah? Yang waktu itu nikahnya diem-diem,” ujar Putri pada Sela seorang wanita dengan rambut sebahu.
Sela yang berada di sebelahnya mengangguk kecil. “Iya, gue tau. Kenapa emang, Put?”
Putri yang tengah memakai lip cream itu menoleh pada Sela. “Anjir, Sel. Gue liat istri Pak Zavian! Gue liat Pak Zavian sama istrinya beberapa hari berturut-turut.”
Sela terkejut melirik Putri melalui cermin yang berada di depannya. “Hah? Seriusan lo? Salah kali lo, Sel. Lagian satu kantor ini kan, nggak ada yang tau, muka istrinya. Gue jadi penasaran, kenapa istri Pak Zavian itu kaya sengaja dirahasiain gitu.”
“Heh, Sel, gue yakin seratus persen itu istri Pak Zavian. Lagian mau rahasia kaya apa juga, akhirnya bakal ketauan kali,” balas Putri seraya menyisir rambutnya.
Tara melirik dua wanita itu melalui cermin yang berada di depannya. Gadis dengan rambut kepang itu benar-benar tidak menyangka, kalau rahasia itu terbongkar secepat ini. Ini semua salah Zavian, kalau pria itu tidak sering mengajak bertemu dan pulang bersama, hal ini tidak akan ketahuan.
Akankah sebaiknya Tara resign sebelum berita ini semakin menyebar? Benar-benar membuat Tara pusing. Bahkan sekarang dua seniornya melempar tatapan yang Tara sendiri tidak tahu apa artinya. Sebaiknya Tara segera pergi dari sini. Pelan-pelan Tara merapikan beberapa make up dan memasukan ke dalam pouch.
Putri mulai merapikan make upnya. “Menurut lo, kenapa Pak Zavian sembunyiin identitas istrinya?”
“Ya, mungkin karena jelek atau miskin?” sahut Sela.
Putri tertawa geli. “Anjir, nggak mungkinlah, Sel. Pak Zavian yang ganteng kaya dewa gitu, mana mungkin mau sama cewe jelek dan miskin kaya kita.”
“Oh, mungkin istrinya itu kerja kaya kita juga, nggak sih?”
Tara yang hendak melangkah pergi mendadak terdiam. Jantungnya benar-benar berdegup kencang, otaknya berusaha memahami situasi ini. Sepertinya Tara benar-benar harus pergi sekarang. Kalau tidak, mungkin saja mereka akan semakin curiganya.
Ketika Tara berbalik dan hendak melangkah pergi. Saat itu pergelangan tangan Tara di tahan oleh salah seorang dari mereka. “Stop, Tar. Lo harus jelasin ke kita,” ujar Putri menarik tangannya, lalu melipat kedua tangannya depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract and Love
Romance~ Romance, comedy, drama ~ Tara Lavena (22 tahun) diundang ke acara ulangtahun temannya yang di adakan di club. Siapa sangka dia bertemu dengan Zavian Ryder (32 tahun) yang adalah CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Pertemuan awal itu membuat...