"Serius, Pak Zavi? Semahal itu?" mulut Tara benar-benar dibuat menganga.
Sejujurnya gadis ini malas sekali harus basa-basi dengan Zavian, tapi dia cukup penasaran dengan harga makanan di restoran ini. Ketika mengetahui harganya, rasanya seperti membuang uang. Padahal banyak makanan murah yang sehat. Orang kalangan atas memang berbeda.
Zavian tersenyum tipis, kemudian melirik sekilas pada gadis dengan rambut yang dikepang dua itu. "Uang bukan masalah, kalo sama saya, Tara. Lagipula ini ditraktir Papi saya."
Gadis itu mengangguk kecil. Ya, setidaknya Tara pernah pernah memakan makanan semahal itu sekali seumur hidup.
Gadis dengan kepang dua itu benar-benar terkagum dengan restoran mewah ini. Sembari mengagumi interior restoran ini, dia hanya melangkahkan kaki kecilnya mengikuti Zavian dari belakang. Dia benar-benar tidak nyaman, jika harus berdiri di sebelah Zavian. Selain pria ini mesum, dia juga merasa tidak selevel dengan atasannya itu.
Zavian mendadak menghentikan langkahnya membuat Tara tidak sengaja menabrak punggung pria itu. “Pak Zavi, ngapain berenti mendadak, sih?” omel Tara.
Zavian berbalik seraya mengerjap. “Loh, kamu yang melamun Tara. Ini ruangannya.”
Tara mengangguk kecil. “Oh, Pak Zavi nggak bilang.”
“Ini saya mau bilang.”
“Telat, Pak Zavi.”
“Ayo masuk.”
Ketika Tara akan masuk ke ruangan khusus VIP itu, Zavian tiba-tiba menahan pergelangan tangan gadis itu. “Apa lagi, Pak?”
Zavian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Di depan Papi saya, jangan panggil Pak.”
“Hm? Bener juga. Okelah, nanti gampang, Pak," balas Tara lalu gadis itu memasuki ruangan khusus VIP. Kemudian melangkah kakinya pada salah satu meja yang tidak jauh dari sana, untunglah Tara masih mengingat wajah Ayah Zavian.
Zavian yang melangkah di belakang Tara. Dia menarik tangan gadis itu dan menggenggam tangannya. Pria itu langsung mendapatkan tatapan tajam dari Tara, berbeda dengan Zavian yang tersenyum manis padanya.
“Selamat malam Om, Tante. Saya Tara pacar–”
“Jadi, kamu gadis itu? Kamu orang miskin, ya?” potong seorang wanita paruh baya berlipstik merah itu. "Dari pakaian kamu udah keliatan. Jangan boongin saya."
“Ya?” Tara cukup terkejut dengan penuturan wanita ini.
Tara rasa cara pakaiannya biasa saja. Padahal dia sudah memakai baju paling mahal yang dia punya. Kenapa dibilang miskin?
Tara melirik pada Zavian. “Ini Mami, yang Pak Zavi maksud?” bisiknya.
Zavian hanya mengangguk kecil dan sedikit tersenyum. Pria itu harap Tara tidak akan berantem dengan Ibu tirinya, tapi walaupun bertengkar sebenarnya tidak masalah.
Wanita ini, apa dia suka menghina orang? Padahal baru saja bertemu. Apa semua mertua orang kaya begini? Semoga saja Tara kuat menjadi menantunya nanti.
Dalam hatinya, Tara benar-benar mengeluarkan seluruh sumpah serapah. Dia pikir semuanya akan mudah. Sepertinya Tara harus sabar dengan Ibu mertuanya nanti, penuturan wanita itu benar-benar menyakitkan. Padahal Papi Zavian begitu baik padanya kemarin. Kenapa dia memiliki istri dengan mulut tajam seperti ini? Tara mesti banyak sabar.
“Maura, kamu membuat menantu saya takut,” ujar Antonio ayah Zavian. "Silakan duduk, Tara."
Tara mengangguk kecil sembari melepas genggamannya dari Zavian. Gadis itu memilih duduk di depan Antonio. Dia tidak duduk berhadapan dengan Maura istrinya. Kemudian diikuti Zavian yang terduduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract and Love
Romance~ Romance, comedy, drama ~ Tara Lavena (22 tahun) diundang ke acara ulangtahun temannya yang di adakan di club. Siapa sangka dia bertemu dengan Zavian Ryder (32 tahun) yang adalah CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Pertemuan awal itu membuat...