Tara membuka pintu kamar Zavian dengan cepat. "Kenapa Pak Zavi panggil saya tengah malam gini?"
Baru saja gadis itu memejamkan matanya untuk beristirahat setelah bekerja hari ini. Tiba-tiba Zavian menelponnya dan membuatnya terbangun. Padahal seharusnya pria ini sudah tidur tadi.
"Teh jahenya udah dingin," jawab Zavian dengan wajah polosnya. "Seharusnya kamu bangunin saya tadi."
Gadis itu melipat kedua tangannya dan menatap malas wajah Zavian. Sungguh menyebalkan atasannya ini.
"Terus Pak Zavi mau apa?" lontar Tara dengan mata yang sudah begitu mengantuk. "Pak, saya ngantuk banget."
"Buatkan lagi teh jahenya."
Tara menghela napas dan menatap Zavian malas. Kalau bukan karena Zavian memberinya tumpangan. Dia tidak akan mau mengorbankan waktu tidurnya untuk pria ini.
"Astaga, Pak Zavi. Ini udah jam setengah satu pagi loh, Pak. Mendingan Pak Zavi tidur aja, besok pagi saya buatin," balas Tara.
Zavian terkekeh pelan. "Kamu juga keliatan nggak bisa tidur, kan? Apa karna kiss tadi, hm?"
Tara mendecak kecil. Benar, dia memang tidak bisa tidur karena ciuman tadi. Ditambah dia kepikiran dengan reaksi Neneknya besok. "Nggak usah kepedean, Pak. Ya udah, saya buat sebentar."
Saat Tara hendak berbalik, Zavian menarik pelan pergelangan tangan gadis itu. “Tara, kamu buat susu jahe aja. Saya kurang suka teh. Soalnya saya suka susu, apalagi susu lain.”
Tara mengernyit. "Susu lain apa maksudnya?" tanyanya.
"Susu spesial, buat orang dewasa," sahut Zavian semakin membuat Tara curiga. Pasti pria ini berpikir mesum.
"Mesum banget pikirannya!"
Zavian terkekeh geli. "Susu yang buat cowok itu loh, Tar. Pikiran kamu tentang saya negatif terus."
"Ya, bentar."
Tanpa menunggu respons dari Zavian. Tara pun melangkah pergi keluar kamar Zavian dan menuju dapur untuk membuat susu jahe. Pria itu hanya tersenyum tipis melihat Tara yang terlihat menggemaskan ketika marah.
Lima belas menit berlalu, akhirnya Tara kembali dengan secangkir susu jahe. Ditambah dengan matanya yang benar-benar terlihat begitu lelah.
"Ini, Pak, langsung diminum aja, nggak terlalu panas." Tara meletakkan susu jahe itu di atas meja nakas sebelah ranjang tepat Zavian terduduk.
"Terima kasih calon istri."
"Ya," jawab Tara malas.
"Mau ke mana?"
"Tidur, Pak Zavi."
"Duduk dulu." Zavian menepuk sisi ranjang sebelah tempat duduknya. "Temani saya sebentar."
"Duitnya jadi nggak nih, Pak?"
"Iya, Tara." Zavian mengangguk kecil.
Tara benar-benar sudah mengantuk, ditambah rambutnya yang dicepol sudah berantakan. Dia sangat terlihat lelah, karena ada uang. Dia terpaksa menuruti Zavian.
Baru saja Tara hendak mendaratkan bokongnya di sebelah Zavian. Lagi-lagi pria itu malah menarik pergelangan tangannya dan membuat gadis itu terduduk di pangkuannya seperti sebelumnya.
"Apalagi sekarang, Pak?" tanya Tara lalu menguap.
Zavian melingkari pinggang kecil Tara. "Tadi saya ngantuk banget, makanya kita nggak jadi kiss. Kamu mau saya lanjutin yang tadi?"
"Apa, sih, Pak? Saya nggak mau. Kita belum nikah, Pak Zavi."
"Anggap aja, kalo ini buat latihan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract and Love
Romansa~ Romance, comedy, drama ~ Tara Lavena (22 tahun) diundang ke acara ulangtahun temannya yang di adakan di club. Siapa sangka dia bertemu dengan Zavian Ryder (32 tahun) yang adalah CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Pertemuan awal itu membuat...