Jujur saja Zavian masih kesal dengan Tara. Bukankah seharusnya kalau pasangan yang baru menikah itu tidur bersama? Ya, Zavian tahu kalau dirinya dan Tara memang hanya menikah kontrak. Lagian Zavian tidak akan melakukan hubungan suami istri, jika Tara tidak setuju. Namun, kenapa harus ada boneka bebek di tengah-tengah mereka.
“Tara.” Zavian merengek seraya menarik baju Tara yang sudah tertidur membelakangi dirinya. “Tara, kamu udah tidur?”
Tara menyahut hanya mendehem pelan tanpa merespon apapun. Tara benar-benar sudah mengantuk sekarang.
“Saya nggak bisa tidur, kalo ada boneka bebek kamu itu.” Zavian mencolek sedikit bahu Tara. “Saya mau peluk kamu, Tara.”
Benar-benar menyebalkan. Tara itu sengaja meletakkan boneka bebeknya agar Zavian tidak memeluknya. Kalau pria itu memeluknya bisa-bisa jantungnya meledak. “Matiin lampu tidurnya aja biar bisa tidur.”
Zavian menarik tangannya dan terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Zavian memilih untuk diam dan berbalik membelakangi Tara. “Nggak perlu, kamu bisa lanjut tidur.”
Tara terdiam menunggu jawaban Zavian. Kemudian beberapa menit berlalu, pria yang berada di ranjang itu masih terdiam. Gadis itu menghela napas kasar, kemudian menoleh ke belakang. Tara cukup terkejut karena Zavian tertidur membelakanginya.
Tara menggeser boneka bebek miliknya itu, kemudian mendekati Zavian. “Mas Zavi, kamu udah tidur? Katanya tadi nggak bisa tidur.”
Gadis itu berusaha meraih tombol lampu tidur di sebelah Zavian agar pria itu bisa tidur lebih nyenyak. Namun, saat Tara akan menekan tombol itu, tiba-tiba Zavian berbalik. Detik itu juga Tara terjatuh di atas dada bidang Zavian.
Zavian dan Tara saling memandangi satu sama lain. Baik, Tara dan Zavian bisa merasakan kalau detak jantung mereka benar-benar begitu keras. Bahkan, mereka sama-sama takut detak jantung itu terdengar.
Tara mengalihkan pandangannya. “Saya nggak sengaja, Mas. Tadi mau matiin lampu.” Saat gadis itu akan bergeser dari badan pria itu tiba-tiba pergerakan terhenti. “Mas.”
Zavian tersenyum tipis. Dia mengeratkan tangannya yang dilingkari di pinggang Tara. “Untuk kedepannya jangan matikan lampu tidur saya lagi ya sayang.”
“Iya, Mas Zavi. Sekarang tangan kamu lepas dulu, saya mau tidur Mas.”
Zavian masih melingkari tangannya dan terkekeh pelan. Pria itu memeluk Tara kemudian mengubah posisi miring dengan Tara yang masih didekapannya. “Sssttt … tidur sekarang.”
Wajah Tara mulai memanas. Tidak mungkin Tara tidur dengan keadaan begini. Wajahnya benar-benar begitu dekat dengan dada pria ini. “Mas Zavi, tapi saya–”
Zavian melonggarkan pelukannya, kemudian menatap Tara berusaha menggoda gadis itu. “Kenapa muka kamu, hm?”
Tara terdiam sejenak dengan tatapan mata yang begitu polos. Zavian benar-benar tidak mengira Tara memang memiliki sisi polos dan imut begini. Kalau begini terus Zavian bisa jatuh hati. Pria itu terkekeh kecil, kamu mempererat pelukannya.
"Wajah kamu imut banget, Tara. Saya cuma mau kasi tau aja." Zavian terkekeh kecil. "Sekarang tidurlah, besok kita mesti kerja, kan?"
Tara hanya bisa mengangguk, bahkan menolak pun tidak bisa. Kalau boleh jujur, Tara cukup merasa nyaman saat Zavian memeluknya. Selain nyaman, pelukan ini terasa hangat.
***
Tara meletakkan kepalanya di atas meja, raut wajahnya terlihat begitu lelah. Pagi-pagi sekali Tara bangun tidur, sejujurnya Tara ingin berangkat seperti jam biasa. Namun, bagaimana Tara bisa tidur dengan tenang, kalau Zavian terus memeluknya sampai pagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract and Love
Storie d'amore~ Romance, comedy, drama ~ Tara Lavena (22 tahun) diundang ke acara ulangtahun temannya yang di adakan di club. Siapa sangka dia bertemu dengan Zavian Ryder (32 tahun) yang adalah CEO baru di perusahaan tempatnya bekerja. Pertemuan awal itu membuat...