Bagian Dua Puluh Tujuh

1.8K 227 21
                                    

Suara ombak di terdengar bergemuruh terdengar sampai ke pinggiran kota. Salah satu kondonium kecil dekat pantai. Terdapat seorang pria yang tengah duduk di teras. Mulutnya berkali-kali menghembuskan asap rokok. Tatapan kosong itu menatap Binar lentera-lentera yang menghiasi pinggiran pantai. Sesekali matanya terpejam kecil, lalu meletakkan rokok tadi di sebuah wadah kecil. Bangkit dari duduknya dan pergi masuk ke dalam Kondonium.

Pintu terbuka menampilkan pria lainnya yang datang dengan bungkusan-bungkusan belanjaan. Dengan susah payah ia melepaskan sepatunya dan meletakkannya di rak. "Kak Yoongi aku Pulang!" Teriaknya sambil mencoba berdiri tegak karena bawaan yang sangat berat. Lalu melangkah masuk meletekkan bungkusa-bungkusan itu di meja makan.

Yoongi menatap kecil dengan mata sipitnya. Ia mengangguk, lalu kembali beranjak dari tempatnya. Jungkook menyusun belanjaan tadi di tempatnya masing-masing. Ponselnya tiba-tiba berdering, ia buru-buru mengangkatnya kala tulisan nama 'bibi' terpampang jelas di layar ponsel. "Halo Bibi, ada apa?"

"Jungkook, kau sedang ada di rumahkan?" Tanya sang Bibi. Jungkook berdehem kecil sambil fokus menata kembali barang belanjaan.

"Apa yang bibi ingin katakan? Apa ibu tahu aku lari ke Busan?" 

"Tidak Bukan itu, bibi ingin mengatakan hal yang lain." Jungkook berhenti lalu menatap Yoongi yang ada di teras. "Apa ini tentang rumah ini?" Tanya Jungkook. Bibinya terdengar ragu. Lalu mengangguk seraya berdehem kecil.

"Bibi akan tinggal di sana. Maaf baru memberitahu mu saat waktu nya mepet seperti ini. Bibi harap kamu paham. Mulai minggu depan bibi dan paman sudah ke busan. Kamu mengertikan apa yang harus kamu lakukan?"

"Iya bi, aku paham." Jungkook lalu mematikan sambungan nya. Menaruh ponselnya di meja. Dia menghela napas, mulai memikirkan tempat apa lagi yang harus ia tinggali.

Sedangkan kondonium ini lah satu-satu nya tempat terakhir nya. Ia tidak tahu lagi harus kemana membawa Yoongi pergi agar bisa menenangkan diri. Jungkook kemudian menghampiri Yoongi yang asik melamun.

Awalnya Jungkook ragu mengatakan itu semua. Kepalanya menunduk, tidak tahu harus menjelaskan darimana. "Kak Yoongi. Seperti nya kita harus pergi minggu ini."

"Bibiku meminta kita pergi." Ujar nya telak masih dengan kepala yang tertunduk.

Yoongi hanya melirik sejenak lalu berdehem kecil. "Aku tahu. Ini saat nya kita pulang." Yoongi kembali menatap lampion-lampion itu. Menghela napas kecil.

"Mungkin kita benar-benar harus pulang Jungkook."

Jungkook mengernyit. Ia bingung tidak memahami perkataan Yoongi. "Maksud kakak?"

Yoongi kemudian bangkit dari duduknya. Berbalik menatap Jungkook. Tersenyum tipis diikuti cahaya yang menyinari nya. "Ayo kita pulang. Pulang ke Seoul. Untuk bertemu dengan yang lain."

****

Jungkook kembali memeriksa tas yang akan ia bawa pulang. Yoongi juga sibuk merapikan kembali barang-barang nya. Setelah mereka siap. Mereka pun keluar dari kondonium itu. Lalu mengunci nya dan pergi beranjak dari sana.

Sebelum pergi ke terminal mereka singgah ke rumah bibi Jungkook. Kebetulan tidak jauh dari sana. Jadi mereka hanya berjalan kaki. Setelah mengembalikkan Kunci. Jungkook datang menghampiri Yoongi.

"Kakak yakin mau pulang?" Tanya Jungkook sekali lagi. Yoongi mengangguk kecil menatap Jungkook. "Iya."

"Aku sedang mencoba untuk tidak egois, Jungkook. Lagi pula waktu yang kita habiskan untuk menenangkan diri sudah cukup. Saatnya pulang." Ujar Yoongi lalu tersenyum.

Where Are You || Park Jimin story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang