Bagian Tiga Belas : Perlahan

2.8K 289 37
                                    

Seokjin diam termenung. Pemikiran yang masih saja melekat akan prevensi seseorang yang tengah memeluk nya kemarin. Seokjin seperti tidak asing. Tapi ia tidam pernah mengenali pria itu. Lantas sekarang ia harus diam di ruangan nya. Tanpa ada niat bekerja karena suaty fakta bahwa Dokter Lee melarang nya untuk berpikir keras. Tapi tetap saja, mau dia di suruh untuk tak terlalu berpikir keras tentang kejadian kemarin pun kepala nya sekarang malah semakin tergiang-giang akan serpihan memori yang tidak ia ketahui.

" Sial!" Seokjin memijit pelipis nya pelan. Lalu menghela napas. Ia memandang Jam yang baru pukul 10. Atau mungkin sudah menuju jam 11 sekarang. Seokjin memutuskan untuk pulang karena sedari tadi ia hanya berdiam diri dan meminta Hyori untuk tidak mengisi jadwal nya. Saat ia berjalan di lorong. Pemandangan yang membuat Seokjin mengerutkan kening nya adalah, brankar yang berisi pemuda dengan detak jantung tak beraturan. Dengan wanita di sebelah nya yang terus memegangi tangan nya. Dengan terisak pelan.

Saat brankar itu masuk ke dalam UGD. Seokjin mencegah Hyori yang segera masuk ke dalam UGD dan bertanya pada nya. " Ada apa?" Hyori mengatur napas nya. Lalu menatap Seokjin. " Ada pasien. Dia orang yang sering datang menemui anda Tuan." Seokjin membulatkan mata nya. Tanpa aba-aba ia menyerahkan jas nya pada Hyori. Dan segera masuk kedalam UGD.  Di lihat di sana Dokter Song sudah menangani tubuh Jimin. Seokjin langsung mengambil ahli. Membuat dokter Song terkejut. " Cepat lakukan prsedur intubasi!!" para perawat mengangguk cepat dan mengambilkan alat yang di maksud Seokjin.

" Dokter song beritahu keluarga nya! Kita harus segera melakukan tindakan operasi!!" Dokter song menurut langsung menuju keluar. Selagi Seokjin mempersiapkan nya. Ia berusaha menahan pening di kepala nya. Namun Jimin sekarang membutuhkan bantuan nya. Dan ia harus segera membantu nya.

Yoori menggigit bibir bawah nya. Hati nya berdegup kencang bingung harus melakukan apa. Saat pintu UGD terbuka. Dokter Song menghampiri nya. " Kami harus melakukan tindakan operasi. Keadaan nya jauh dari kata baik." Yoori menunduk pelan. Ia mengacak surai panjang nya lalu menatap dokter itu. " Lakukan! Lakukan saja yang terbaik aku mohon!" Dokter Song pun mengangguk dan kembali masuk ke dalam UGD.

Yoori terduduk di kursi tunggu. Ia menutup dan mengusap wajah nya kasar. Menangis pelan tanpa suara sesambil merapalkan doa. Ia lalu kembali menatap ruang UGD yang masih tertutup. Lalu menutup mata nya pelan dengan harapan bahwa semua akan baik-baik saja.

•••

Hoseok mengerjapkan mata nya. Plafon putih yang ia kira Rumah sakit ternyata salah. Ia sedang berada di rumah seseorang. Namun entah ini rumah siapa. Ia tidak begitu ingat. " Sudah bangun? Kakak lagi-lagi tidak melihat sekitar yah saat ingin tertidur." Hoseok menatap punggung yang sedikit lebar itu lalu tersenyum kecil. Ia menghela napas dan bangun dari posisi tidur nya. " Maaf. Aku hanya sedang tergesa-gesa jadi tidak tau bahwa narkolepsi ku akan kambuh." Taehyung menatap Hoseok lalu berjalan pelan lalu menyodorkan teh hangat untuk Hoseok.

" Istirahat Saja di sini."  Ujar Taehyung lalu pergi ke luar balkon kamar nya. Hoseok menyeruput teh hangat itu dengan sangat nikmat. Namun pandangan nya kini terpaku pada Taehyung yang hanya diam sesambil menatap langit dengan earphone di telinga nya. Hoseok bangkit dari tempat tidur dan menghampiri Taehyung. Taehyung menatap Hoseok lalu menunduk dan kembali mendongakkan kepala nya dan menatap Langit yang membuat mata nya sedikit menyipit.

" Ada apa? Katakan pada ku ada apa? Kau tidak biasanya seperti ini. Pasti ada yang mengganggumu kan?" Taehyung menghela naoas nya. Lalu menatap Hoseok. " kak. Apa yang akan kakak lakukan jika aku membunuh seseorang?" Hoseok membulatkan mata nya lalu memukul pundak Taehyung. " kau Gila?! Memang siapa yang ingin kau bunuh?! Jangan mengada-ngada Taehyung-ah!!" Taehyung terkekeh pelan. Lalu kembali menunduk. Hoseok masih menatap Taehyung dengan tatapan membulat. Lalu Taehyung yang kembali menatap
nya sesambil tersenyum. " Aku kemarin hampir saja membunuh Jimin. Aku. Benar-benar hampir membunuh nya." diam. Hoseok diam dan tidak bisa menanggapi nya seperti apa.

Where Are You || Park Jimin story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang