Bagian satu : Awal nya

7.9K 398 14
                                    

Di lorong rumah sakit itu. Bersamaan dengan hujan deras menemani. Ke enam orang itu duduk termenung sesambil menangis.

Menunggu kabar dari seseorang yang berada di dalam. Yang tengah berjuang antara maut dan hidup. Dokter pun keluar dengan raut wajah lelah nya. Menatap ke enam orang itu.

" Keluarga pasien Kim seokjin??" tanya sang dokter. Salah satu nya pun berdiri. Lalu menunjuk dirinya.

" saya teman nya. Orang tua nya sudah mengatakan nya bahwa aku yang akan mewakili kak seokjin". Dokter mengangguk. Lalu menggiring pemuda itu ke ruang nya. Namun di halang oleh salah satu nya lagi.

" kami ingin mendengarkan nya disini dok. Biar kami semua juga bisa mengetahui kak seokjin.." dokter itu menghela napas. Lalu menatap keenam nya.

" Pasien mengalami gegar otak. Mengakibatkan akan terjadi hilang ingatan sementara pada nya. Kondisi nya masih kritis akibat gegar otak dan pendarahan yang terjadi. Kita hanya bisa berdoa. Dan menyerahkan semua nya pada tuhan.."

Setelah mengatakan hal itu. Dokter pun pergi. Tanpa berkata apa-apa lagi mengingat kondisi keenam nya yang sangat menyedihkan.

Yang berdiri itu mengepalkan tangan nya. Menatap intes seorang laki-laki yang duduk dengan darah di tangan nya.

Ia pun menghampiri pemuda yang duduk itu. Menarik kerah baju nya. Yang hanya di jawab air mata oleh pemuda itu.

" Kau puas jim!! Kau puas membuat kak seokjin berada di dalam sana!!!" pria yang di taril kerah baju nya itu hanya diam. Jimin diam sesambil memggelemg kecil.

Begitu pula yang lainnya. Yang juga hanya bisa diam. Tanpa berkutik dan mencegah nya untuk melakukan suatu tindakan pada jimin.

" Gara-gara kau!! Kak seokjin menjadi seperti ini!!! Pergilah!!" tubuh kecil itu terdorong.

Tersungkur lemah di lantai. Yang lain hanya diam. Tidak melakukan apa-apa.

".Biarkan dia pergi.." Hoseok. Orang yang bernama hoseok itu mencegah yoongi. Lalu membalikkan tubuh nya yoongi agar tidak melihat jimin.

"sebaik nya kau pergi jim. Sebelum kak yoongi menghabisi mu.. Cepatlah pergi.." nada dingin itu membuat jimin kembali terisak.

Ia segera mendirikan tubuh bergetar nya itu. Lalu pergi dari semua kakak nya dan adik nya.

"aku pergi.." Tidak ada yang peduli. Jimim pergi dengan kaki bergetar nya. Mengelap air mata nya yang selalu saja terjatuh.

" WHERE ARE YOU"

Deru air sungai terdengar. Bersamaan dengan hujan yang menemai. Di sana. Laki laki itu duduk termenung.

Wajah pucat yang terpampang menjadi jelas bahwa pikiran nya sangat kacau. Air mata yang menjadi satu. Dengan tatapan kosong yang terpampang jelas di mata nya.

Isakan kecil terdengar. Membuat memukul kan kepala nya dengan tangan nya..

" Aku bodoh!!! Sangat bodoh!!" ia terus memukul kepala nya. Tidak peduli rasa sakit yang ia rasakan. Ia tidak peduli itu.

" Aku sangat bodoh.." tangan yang lelah memukul itu perlahan jatuh . Lalu menatap sungai yang sepi dengan aliran menemani..

" Maafkan aku.. Aku tidak akan menganggu kak seokjin dan yang lainnya lagi.. Aku janji.." isakan kecil itu terus terdengar.

Tubuh nya menggigil. Bibir nya membiru. Jimin sudah kedinginan mengingat berapa jam ia berada di sana. Ia terus meracau tidak jelas. Lalu memukul tangan nya di bangku coklat itu.

Sampai ia melirik jam nya. Yang menunjukkan angka 3. Suasana nya sepi. Pantas saja tidak ada orang. Walaupun masih ada yang berlalu lalang.

"ibu.. Aku harus menemui ibu.." jimin bangkit dari kursi nya . Ibu panti nya pasti mencari nya. Ia tidak pulang selama setengah hari. Ia yakin ibu nya khawatir.

Badan itu menggigil berjalan perlahan dengan kaki terseok-seok. Jimin hanya menatap lurus ke depan. Tidak menengok ke mana mana. Hanya fokus lurus ke depan..

Tatapan kosong pun jelas ada nya. Tidak ada binar sama sekali. Jimin berjalan. Lalu berhenti saat lampu itu berwarna merah..ia hanya diam menatap lurus.

Memegang tangan nya yang sudah gemetar hebat. Sampai lampu itu berwarna hijau. Ia kembali berjalan. Dari sana sebuah klakson setia berbunyi. Ingin menyadarkan pemuda itu.

Namun jimin tetap tidak berkutik. Hanya diam berjalan dengan perlahan. Hingga truk itu datang. Melaju cepat. Jimin hanya menatap. Lalu tersenyum kecil.

Sampai ia hanya bisa tersungkur lemah di aspal. Darah segar di mana-mana. Yang berasal dari kepala pemuda yang terbentur keras.

Orang yang menabrak nya tidak bertanggung jawab. Diam berlari tanpa ada minat untuk membantu. Hingga mobil berikut nya datang. Membawa remaja 17 tahun itu pergi ke rumah sakit...

Tubuh lemah itu perlahan tidak merasakan ruh nya. Ia masih diam merasakan sakit yang luar biasa..

" aku mohon jangan ambil kak seokjin. Dia yang membuat kami semua mempunyai tujuan . Jadi jangan ambil kak seokjin. Aku mohon.."

To be continued

Halo para reading.. Masih setia nih baca family. Ayo mampir ke sini. Segi balik dari cerita family.

Kalau family kan bercerita tentang masalah dalam keluarga. Kalau di sini bercerita masalah dalam persahabatan..

Wah.. Klw di tanya family ada book2 nya gak?? Well kita lihat saja nanti. Ada kemungkinan ada. Tapi tidak sepanjang book 1 melainkan sedikit lebih pendek.

Di sini jimin nya gk kalah ternistakan kok. Malah ternistakan banget kek nya yah.😂

Yang mau spoiler dikit dari family book 2 hanya dmada di wa dan di Instagram. Di twitter juga ada. Tapi tidak sebanyak di instagram dan di wa.

Mungkin lebih banya di IG dari pada di kedua nya. Tapi tenanh saja kok pasti ada.

Jangan lupa mampir di book ini yah.. Ramain dong kyk ramainya notif family pas up..

Dan juga.. Jaga kesehatan. Nono juga lagi berusaha ko selalu menyebarkan peringatan ke berbagai orang. Covid sdh menyebar sangat luas. Bahkan di malaysia and indo banyak sekali korban nya.

Tetap jaga minun air mineral nya. Jangan lupa untuk cuci tangan dan jaga kebersihan selalu..

Cukup basa basi nya yah..

See you next time..

Salam nono

"20200317"
"23:22"

Where Are You || Park Jimin story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang