Samlekum woi!!! (laknat bener)
Maksudnya... hai selamat pagi semua. Pagi senin yang khem cukup menguji kesabaran karena kalian harus masuk sekolah sembari berpuasa, kan? (Bagi yang menjalankan)
Jadi sebagai penyemangat disini (ajigile, aslinya malah bikin naik darah) aku mau ngasih suntikan mood sama kalian.
Pokoknya semangat buat kamu yang kerja, kuliah (baik yang ada kelas online maupun offline) atau cuma rebahan dirumah. Apapun itu, semoga hari ini berjalan baik.
Soooooo seperti yang udah aku singgung-singgung di AN sebelum-sebelumnya. Aku mau curhat, sama kayak jaman My Illegal Boyfriend. Chapter ini special buat cuap-cuap aka curhat colongan.
Yang gamau waktunya kebuang percuma, silakan mlipir. ALS kemungkinan gak akan ada chapter bonus lagi, soalnya mau fokus ke buku baru.
Pertama, kita bahas dulu soal Arseno dan Tari.
Kemarin ada yang ngamuk nih di kolom komentar, bilang kenapa Tari gampang banget maafin Arseno dan bla bla bla. Demi Tuhan aku ketawa bacanya, seneng juga. Kalian tahu kenapa? Waktu kalian ngerasa kesel, marah, sedih ataupun bahagia pas baca buku ini, berarti aku berhasil sebagai penulis. And yeah, i got it. Ada yang bilang juga Tari ini bucin sampe jadi bego.
Well, aku mau jelasin, secara sudut pandang aku. Aku gak bakalan marah kalau kalian benci Arseno, Tari, Illa, atau bahkan yang lainnya. Silakan. Itu kebebasan kita buat menaruh perspektif. Cuma aku mau jelasin kenapa Tari bisa 'semudah' itu memaafkan Arseno yang rada-rada brengski.
Pertama, mari kita ingat kalau Tari ini korban pelecehan seksual yang membuat dia gak nyaman sama diri sendiri. Kita putar balik keadaannya, jika seandainya, kamu diposisi Tari, apakah kamu berpikir bakalan bisa percaya laki-laki lagi setelah kejadian itu? Ditambah lagi, stigma seorang korban pemerkosaan sama buruknya kayak wanita penghibur dimata masyarakat kita.
Apakah ada cowok yang mau sama Tari?
"Tapi kak kan bang yuda ada."
Yuda gak tau keadaan Tari yang sebenarnya. Beruntung dia gak percaya rumor yang dibilang orang kampung sama dia, padahal, itu memang asli fakta bukannya rumor.
Kalau kamu diposisi Tari juga bakalan susah kan buka aib didepan Yuda yang notabene layaknya pangeran desa. (bahasanya alay banget, njim) belum lagi takut mikirin reaksi Yuda pas dengerim pengakuam Tari. Banyak yang perlu dijadikan pertimbangan bagi Tari.
Itu alasan kenapa Tari keinget banget sama Arseno. Arseno tau tanpa harus Tari kasih tau sebab dia orang yang ada disana waktu pelecehan itu terjadi, but Arseno deserve it. Bakalan susah nyari cowok yang mau nerima kayak Arseno.
Seperti kata lagunya AKMU, lebih gampang mereka berantem mulu ketimbang harus pisah dan jalan sendiri-sendiri.
Sampai sini, paham?
Kedua, Arseno itu sebenarnya gak brengsek, cuma kondisinya kayak nempatin dia jadi cowok brengsek. Kenapa Tari mau maafin Arseno terus padahal salah Arsenon itu banyak? Jawabannya simple: karena masih didalam batas toleransi Tari.
Toleransi setiap orang kan beda-beda ya kan. Kalau kamu gak terima kalau seandainya digituin sama orang kayak Arseno, just leave him. Kamu juga pantas benci dia. Tapi Tari beda, Tari masih nganggap itu wajar dan bisa dimaafkan.
Lagian Tari orangnya emang ngegampangin banyak hal sih. Bener juga kata kalan, dia agak tolol kalau udah berhubungan sama Arseno.
Kedua, aku mau bahas soal Emili dan Ansel.
Tau gak peran mereka disini tuh sebenarnya gak waw banget. Tapi aku pengen gitu dua figuran lucu ini dihighlight. Kayak bagian mereka yang sekarang gak jelas udah pacaran apa belom. Aku pengen mereka ada bukunya sendiri but (liat kearah tumpukan draft yang berlumut) mungkin dua tahun lagi bakalan kebuat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arseta's Last Step [✔]
Chick-LitBukannya bermaksud melupakan Tari atau pula melupakan janji yang pernah Arseno ucapkan. Hanya saja Arseno terlalu fokus dengan karirnya yang baru saja berkembang setelah berhasil tamat sebagai lulusan S1 dijurusan Teknik Mesin. Demi apapun, Arseno t...