Jangan lupa vote n komen yaww
Ada Typo? Komen!
Happy Reading-!!
---------------------------------------------------------------------
BUGH!
Adegan tonjok-tonjokan dan tendang-tendangan itu sudah berlangsung sekitar lima menit. Sejak anggota Dark Angels datang dan mengepung Silhoutte dan Hatred.
Sejauh ini ketiga geng tersebut belum menunjukkan tanda-tanda akan mundur. Terutama Dark Angels, para cewek bar-bar itu semakin bersemangat meninggalkan jejak lebam di wajah para lelaki menyebalkan itu.
"Gimana? Gue masih ngasih kesempatan buat lo mundur, loh." Ketua Dark Angels itu tersenyum miring di depan Alvaro yang sudah tersungkur di tanah akibat tendangan di perutnya.
"Makannya nggak usah sok-sokan nantangin! Kalah sendiri kan lo." Senyum kemenangan terukir jelas di wajah cantiknya.
"Ck! Lo cuma beruntung aja." Ujar Alvaro yang berusaha berdiri seraya menahan rasa sakit yang kembali muncul di perutnya. Akibat tendangan gadis di depannya.
Malas meladeni cowok di depannya yang hampir sekarat, Nayya segera memerintahkan pasukannya untuk berhenti. "Udah, woy! Kasian. Usahain jangan sampai ada yang pingsan! Ogah gue tanggung jawab!" Bukannya lari dari tanggung jawab sebagai ketua, hanya saja bukan dirinya yang memulai acara tonjok-tonjokkan ini. Jadi, salahkan saja Alvaro jika anggotanya ada yang pingsan, atau malah lebih parah.
Srettt!
"NAYYA!!"
Darah segar mengalir deras dari pahanya. Baru saja gadis itu hendak pergi meningglkan Alvaro, yang sedang berlutut menahan sakit di perutnya. Cowok itu masih sempat menyayat pahanya menggunakan pisau kecil yang Ia gunakan.
Bau khas dari cairan yang keluar dari pahanya itu sukses membangkitkan sisi lainnya. Sisi yang amat sangat Ia benci. Yang selalu Ia coba hilangkan tetapi selalu muncul kembali saat mencium bau cairan merah pekat itu.
"Nay, tenang dulu, oke?" Dengan seluruh keberanian mereka, kedua sahabatnya segera berlari menghampiri untuk menenangkannya.
"N-nay. Diem dulu, oke? Lukanya diobatin dulu, ya?" Wajah wakil ketua Dark Angels itu sudah panik setengah mati. Ya iyalah panik! Siapa yang nggak panik kalau sahabatnya yang punya sisi gelap, tiba-tiba mau mengamuk.
"Payah! Kena sayatan pisau aja langsung diem kesakitan. Kayak gitu kok jadi ketua. Mending lo balik ke rumah aja sana, main boneka." Ujar Alvaro mengompori.
Gemas dengan kelakuan Alvaro yang semakin membangkitkan sisi gelap Nayya. Lovly akhirnya memutuskan menendang perut cowok itu. "Diem lo anjir!"
"Udah ga usah di ledenin." Tegur Reyna dengan wajah panik yang masih sama. "Ini gimana nenanginnya, woy! Kan ga lucu anjir kalo Nayya kumat di sini. Habis kita semua!"
"Ya udah tinggal panggil Alex atau Nylon." Jawab Lovly enteng.
"Masalahnya malah tambah rumit bego! Yang ada nanti kita malah tambah kena marah Alex!"
"Ya udah hadepin aja."
"Ya udah sana hadepin sendiri! Gue sih ogah kena amuk Alex." Jitakan mendarat mulus di kepala Lovly. "Cakep-cakep gitu kalo marah ngeri, anjir! Mana ini tentang Nayya. Bisa habis lo di tangan dia." Reyna bergidik ngeri memikirkannya.
"Kebanyakan debat lo pada! Noh, Nayya kakinya udah gue obatin. Tinggal gitu doang simpel!" Semprot Kayla, salah satu anak Dark Angels, yang tengah membersihkan peralatan yang Ia gunakan untuk mengobati luka ketuanya.
"Kalian juga ngapain sih cuma luka sayatan gini doang ribut." Ujar Nayya santai, padahal sedari tadi Ia tengah berjuang mati-matian menahan gejolak yang tiba-tiba muncul dalam dirinya.
Gadis itu membalikkan tubuhnya ke belakang, melangkah menuju seseorang yang masih terkapar di tanah akibat tendangan di perutnya berkali-kali.
"Cabut sekarang, atau lo bakal habis di tangan gue." Senyum miring terpajang jelas di wajah manisnya. Tangannya mulai meraba tanah, mencari di mana pisau kecil yang tadi menyayat pahanya. Lalu meletakkannya tepat di depan wajah empunya.
Tangannya mengusap pelipisnya yang berkeringat, seraya memandang halaman basecampnya yang sudah tidak begitu kacau akibat pertempuran tadi.
Benda pipih itu mulai berbunyi, membuat si empu mengangkatnya lalu melihat siapa penelepon itu.
"Dimana?" Sambut suara berat khas, yang selalu Ia dengar sehari-hari.
"Di rumah."
"Ngapain?"
"Baru rebahan."
"Yakin?"
"Iyalah yakin!"
"Ini sekarang gue di kamar lo. Tapi lo ga ada di sini."
"Ngapain lo masuk-masuk kamar gue? Awas aja lo macem-macem!"
"..."
"Mmmm, maksudnya gue baru rebahan di rumah Reyna!" Jelas gadis itu seraya menelan ludahnya kasar.
"Gue barusan dari sana, dan lo juga nggak ada di sana."
Skakmat. Mati gue, mau ngeles apa lagi woy!
"T-tadi katanya baru di kamar gue, bohong kan lo!"
Senyum miring tercipta di wajahnya "Nay, lo itu nggak jago bohong, gue tau lo di mana. Coba puter badan lo ke belakang."
"H-hah?" Gadis itu perlu mencerna perkataan orang di sebrang terlebih dahulu selama beberapa detik sebelum Ia membalikkan badan.
Matanya membulat sempurna. Badannya seketika menegang. Bye world!
Di sana. Tepat di seberangnya. Alex dan anak-anak inti Shadeslayer sedang berdiri menatapnya dengan ekspresi yang susah di jelaskan.
Ruang tamu keluarga Madison, di sinilah dirinya berada. Dengan paha yang di perban dan tatapan tajam oleh beberapa pasang mata. Keluarganya memang berlebiha, hanya luka goresan di paha saja kakinya perlu dibungkus perban.
"Astaga, ma. Nggak perlu di perban juga kali." Protes Nayya.
"Ini darahnya dari tadi belum berhenti, Nay."
Gadis itu mengehembuskan napasnya, pasrah. "Nggak perlu di perban juga kali."
"Nggak usah protes, itu juga gara-gara lo sendiri." Tatap Nylon malas.
"Iya, tapi ngg-"
"Udah Nay, nggak usah protes." Tegur mamanya.
Okey. Jika mamanya sudah angkat bicara lebih baik diam dan bersiap untuk diinterogasi.
"Bu, kok cuma sehari sih? Biasanya kan dua hari atau lebih." Tanya gadis itu.
"Kalau kelamaan nanti kamu malah semakin lama nggak sekolah."
"Yahh, ibu nggak asik. Saya jadi cuma punya waktu dikit buat maraton drakor sama wattpad. Nggak cukup waktunya kalau cuma sehari, bu."
"Bisa-bisanya kamu itu di hukum malah senang."
Gimana part ini??
Maaf lebih pendek dari biasanya, maaf juga baru up, kemarin sibuk banget terus belum ada ide juga. Iya, tau kok nggak ada yang nungguin kan?
Btw, aku ada cover baru tapi gatau mau ganti kapan. Emang suka ganti-ganti cover orangnya😌
Jangan lupa follow
Instagram: @nakku.cmp
Tiktok: @aphroditezzzzzSee you🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNARA
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Ini bukan cerita dimana seorang gadis polos, cantik, lemah lembut yang menyukai seorang most wanted yang menjabat sebagai ketua geng motor. Bukan juga seorang gadis biasa yang mengejar seorang ketua OSIS yang terkenal dingin. C...